03

4 0 0
                                    


--- 03




Entah hal baik apa yang dilakukan Kaela sampai ia bisa berboncengan dengan Shagara sekarang.

Ia serasa ingin berteriak sekencang mungkin agar orang lain bisa tau bahwa seberuntung apa ia hariini.

Semilir angin tidak dapat memecah keheningan diantara keduanya.

Hanya ada suara angin dan suara motor yang ikut berlalu lalang.

Sesekali Kaela melihat ke arah Shagara dari kaca spion.

"Rumah lo belok kiri apa kanan?" tanya Shagara dari balik helm full face nya.

Namun sepertinya Kaela keasyikan sendiri dan tidak mendengar apa yang dikatakan Shagara.

"RUMAH LO BELOK KIRI APA KANAN?" tanya Shagara kembali dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Eh, apa? oh, rumah gue belok kiri"

Setelah mendengar itu, Shagara mulai menancap gas agak tinggi menuju jalan yang dimaksud.

                    




                      _____ next _____






"Thanks ya udah nganterin sampe kost an gue" ucapan terimakasih Kaela hanya dibalas anggukan singkat oleh Shagara.

"Hm, by the way lo kok mau nganterin gue? ohh, jangan-jangan lo udah suka gue ya?" tanya Kaela tidak berdosa.

"Orang kaya gue sih emang patut dicintai sama orang kaya lo, Aga" ucap Kaela dengan pede nya.

"Aga?" tanya Shagara.

Karena tidak ada yang pernah memanggilnya dengan sebutan itu sebelumnya.

"Itu panggilan khusus dari gue, istilah nya panggilan khusus buat orang yang gue cinta"

Shagara terdiam.

Ia memang sudah sering mendengar gombalan dari Kaela.

Namun, kali ini berbeda.

                              ****

Kaela mulai duduk disamping kasurnya. Kamar Kaela memang terlihat sangat sederhana.

Namun, ini saja sudah membuat Kaela bersyukur mendapatkan tempat seperti ini.

Ia kemudian bersender di dinding kasur nya. Memikirkan saat ia bertemu Shagara tadi.

Mengingat kejadian itu, kupu-kupu diperut Kaela mulai berterbangan kembali. Kaela mulai tersenyum-senyum sendiri jika mengingat nya kembali.

Namun suara keroncongan yang berasal dari perut nya memecah itu semua. Ia baru sadar, sedari pagi ia hanya makan bakso saja dan belum makan nasi.

"Duh, gue laper banget" gerutunya dengan tangan yang mengelus perutnya.

"Kira-kira nasi gue semalem masih ada ga ya?" batinnya.

Ia kemudian memutuskan untuk mencari ke dapur. Ia membuka lemari kecil dimana dia biasa menyimpan makanan.

Namun kosong, tidak ada apa-apa disana.

Kemudian ia mengecek Rice Cooker berharap ada nasi lebih disana.

Kaela tersenyum ketika melihat masih ada kerak nasi disana. Ia kemudian mengambil piring dan mulai menaruh kerak nasi itu ke piringnya.

"Gapapa, yang penting masih ada nasi nya hehe"

                    





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang