Lisa menyuruh satu perawat pribadi datang ke kamar untuk menjaga istri tercintanya karena ia akan pulang ke mansion sebentar untuk memeriksa kedua putri mereka.
Sudah menjadi tradisi jika siapa saja salah satu dari anggota keluarga yang mengalami sakit, mereka semua akan tinggal di Mansion Manoban sampai anggota yang sakit akhirnya sembuh total. Sudah seharusnya keluarga saling menjaga bukan?
Tiba di Mansion, pada saat masuk kedalam bangunan megah itu ia lansung mendengar suara tangisan Ahyeon yang sangat keras dan melengking sehingga dapat membuat telinga sakit.
Karena ia dari rumah sakit, ia memutuskan untuk mandi lalu berganti pakaian dengan cepat sehingga ia dapat menghampiri putrinya yang nampaknya berada di ruang keluarga.
Namun saat masuk kedalam, ia agak tersentak begitu melihat putri bungsunya duduk disofa sedang membaca novel tebal.
Chiquita lansung menutup novelnya begitu melihat kehadiran sang dada yang kini duduk di sofa depannya.
"Kakek bilang jika mommy sudah bangun tapi belum bisa mengingat kita. Benarkah Dada?"
"Benar, Canny. Jangan khawatir, mommy hanya perlu lebih banyak melakukan pengobatan dan terapi agar dapat mengingat kita lagi."
"Selain itu, apakah mommy baik - baik saja dada? Luka mommy sudah sembuh? Wajah mommy yang super cantik dan imut itu tidak ada luka lagi kan?"
Lisa tersenyum, putri bungsu mereka ini memang sangat menyukai Jennie dari lahir. Chiquita sangat melekat dan bucin terhadap segala yang ada pada mommy nya sendiri.
"Ya, semua luka mommy sudah sembuh. Maafkan dada karena lalai menjaga mommy."
"Kali ini jagalah mommy dengan benar, dada... setidaknya bertahanlah sampai aku dewasa. Saat aku sudah dewasa nanti, aku akan menggantikan tugas dada untuk menjaga mommy dan ahyeon unnie."
Lisa menggelengkan kepalanya, "Dada akan selalu menjaga mommy dan kalian berdua sampai dada tidak ada lagi di dunia ini. Jika kamu ingin membantu, itu sangat diperbolehkan."
Chiquita akhirnya tersenyum senang, "Ohoo~ so sweet... Akhirnya dada sudah mau diajak berbicara dan tersenyum lagi. Aku sangat senang!"
Ia ingin bergerak memeluk namun Lisa buru - buru mengintrupsi, "Dada tidak ingin mengambil resiko kamu akan terkena kuman atau virus dari pakaian yang dada kenakan karena dada dari rumah sakit. Kita akan berpelukan setelah dada mandi. Okay?"
"Okay dada~"
-
"HUAAAAAAAAAAA~ HIKS! HIKS! HUHHU~ HIKS!"
Mario nampak sangat khawatir sekaligus kewalahan karena Ahyeon yang sedari tadi berada dalam gendongannya tidak kunjung berhenti menangis. Cucunya ini sedang tak enak badan sejak semalam.
Belakangan ini juga Ahyeon jadi sering rewel dan tantrum.
Lisa yang baru saja menuruni tangga lansung menghentikan Baifreen-sang ibu yang memegang botol susu bayi hendak masuk ke ruang keluarga.
"Mom, ada apa?" Tanyanya karna raut wajah sang ibu nampak begitu khawatir.
Mata Baifreen lansung melebar terkejut, ia baru menyadari kehadiran sang anak. "Oh kamu sudah pulang! Ahyeon dari tadi pagi tak berhenti rewel dan menangis. Demamnya juga tak kunjung turun."
"Ahyeon sakit?"
"Hm. Sejak semalam. Dia sangat menolak minum obat jadi kami hanya memberi kompresan saja. Mommy akan memberinya susu karena Ahyeon hanya makan sedikit. Sepertinya dia sudah sangat merindukan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
ME! (GxG)
Teen Fiction"I promise that you'll never find another like me." -Lalisa