[🦄] Chapter 19

1.6K 226 61
                                    

#typo dimaklumi!!

*

*

Naikkan hestek #tahanemosi #janganngumpat

*

*

*


"Kau akan ke sana?" Eunwoo menatap Jean yang bersiap siap menuju ke rumah Jungkook.

Sore ini dia baru saja pulang kuliah, namun dia tidak menemukan Rose dan kemudian bertanya pada Eunwoo dan Eunwoo menjawab kalau sang mommy pergi ke rumah sang daddy.

Betapa kesalnya Jean saat tau hal tersebut sehingga dia akan menyusul sang mommy ke sana dan membawanya pulang, bahkan sang mommy pergi dari tadi pagi hingga sore ini!

"Aku tidak bisa membiarkan mum di sana, pria itu pasti menahan mum sampai tidak bisa pulang hingga sekarang." Ucap Jean dengan perasaan kesal yang ditahan.

"Ibumu pasti sedang menyelesaikan masalahnya, kau tunggulah sebentar." Seru Eunwoo, menahan Jean agar tidak pergi ke rumah Jungkook.

"Aku akan ke sana dan membawa mum pulang." Tekad Jean.

Sementara itu di rumah Jeon.

Rose memegang tangan Jungkook dengan erat.

Saat ini Jungkook sedang di periksa oleh dokter karena pingsan.

Saat berpelukan tadi, Rose merasakan tubuh Jungkook lemas dan pingsan di pelukannya.

Rose sedari tadi tidak melepas genggamannya dari tangan Jungkook, jujur saja dia sangat khawatir.

Bahkan, kini Jimin dan V ada di sana dan cukup terkejut melihat Rose yang tampak sangat khawatir.

"Bagaimana keadaan teman saya, dok?" Tanya Jimin setelah dokter selesai memeriksa keadaan Jungkook yang masih belum sadar tersebut.

"Tuan Jeon hanya kelelahan, dia kurang tidur dan perutnya kosong karena tidak makan dengan teratur." Jelas si dokter.

"Akhir akhir ini dia memang jarang istirahat dan makan." Seru Jimin memberitahu dan sempat melirik Rose.

"Lain kali jangan biarkan tuan Jeon telat makan ataupun kurang tidur, jika tidak keadaannya akan semakin memburuk." Peringat dokter tersebut.

Mereka yang ada di sana mengangguk paham.

"Mari saya antar ke depan." V menawarkan diri untuk mengantar dokter tersebut sekaligus untuk menerima resep obat sebelum pulang.

Setelah V dan si dokter keluar, kini tinggal Jimin dan Rose di sana dengan Jungkook yang masih belum sadar.

Jimin berjalan mendekat. "Apa kau sudah mendengarnya dengan jelas?" Tanya Jimin.

Rose terdiam, dia tau maksud dari perkataan Jimin.

Jimin seolah-olah berkata kalau dirinyalah penyebab Jungkook terbaring sakit, karena sebab dirinyalah Jungkook jarang makan dan tidur karena terus memikirkan kesalahannya.

Rose memilih diam dan terus menatap wajah Jungkook yang masih terpejam.

Cklek.

Pintu kamar terbuka menampilkan Wonyoung yang membawa nampan berisi makanan dan obat.

"Maaf, aku membawa bubur untuk Jungkook." Wonyoung meletakkan nampan tersebut di atas meja laci samping ranjang.

"Rose, jika Jungkook sudah sadar bisakah kau yang menyuapi nya? Dia pasti tidak mau makan jika bukan kau yang memaksanya untuk makan." Seru Wonyoung sedikit pelan.

Rose tampak diam, namun kemudian mengangguk.

"Aku akan melakukannya." Ucapnya.

Kemudian Wonyoung langsung berjalan keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Setelah keluar, Wonyoung tiba-tiba menangis. "Jungkook hanya bahagia dengan Rose.... Tapi bagaimana dengan Justin.." lirihnya.

Dia tau dari dulu kalau Jungkook tidak pernah menyukainya, dia juga tidak ingin terlalu berharap.
Tapi yang dia pikirkan saat ini hanyalah Justin, bagaimana Justin jika Jungkook tidak ada?

Dia pun sudah sangat bersyukur karena Jungkook menganggap Justin adalah anaknya.

Dia juga tidak tau bagaimana pembicaraan keduanya beberapa saat lalu, yang penting dia hanya bisa pasrah apapun keputusan Jungkook nanti.

....

"K-kau sudah sadar?" Rose melihat pergerakan Jungkook.

Jungkook membuka matanya perlahan dan pertama kali dia melihat wajah Rose yang tampak khawatir sambil menggenggam tangannya kuat.

Jungkook tersenyum. "Aku baik baik saja."

"Dokter tadi bilang, kau harus makan dan meminum obat jika tidak keadaan mu akan semakin memburuk." Kata Rose panjang lebar.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku." Ucap Jungkook.

Rose melepas genggamannya pada tangan Jungkook dan meraih semangkuk bubur yang di bawa oleh Wonyoung tadi.

"Aku akan menyuapi mu."

"Terima kasih."

Rose mendengus. "Setelah mengucapkan kata maaf, jadi kau sekarang tau kata terima kasih rupanya?"

"Aku hanya ingin berterima kasih karena kau sudah mau di sini." Ucap Jungkook apa adanya walaupun sebenarnya dia teramat senang karena Rose bahkan ingin menyuapi nya makan.

"Aku hanya merasa bersalah karena sudah membuat mu sakit." Seru Rose.

Mendengar hal tersebut Jungkook hanya tersenyum kecil dibalik wajah pucat nya.
"Kau tau kalau aku sakit karena mu, dan pastinya kau tau kalau obat ku satu satunya hanya kau." Seru Jungkook sambil memakan makanan yang disodorkan oleh Rose tadi.

Rose hanya berdehem sejenak.

"Cepat habiskan makanan mu lalu setelah itu minum obatnya." Ucapnya, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Beberapa suap lagi bubur yang ada di tangan Rose segera habis, sehingga suara pintu kamar terbuka dengan sangat keras membuat mereka berdua menoleh bersamaan.

Brak!

Pintu tersebut terbuka lebar menampilkan sesosok anak laki-laki.

"Jean?" Jungkook menatap kedatangan Jean dalam diam.

"Mum." Panggil Jean.
"Apa yang mum lakukan di sini?" Jean menatap sang mommy.

Baru saja Rose ingin menjawab, Jean malah berjalan mendekat dan berdiri di samping ranjang, memandang Jungkook dengan tatapan tak suka.

"Kau! Apa yang coba kau lakukan pada ibuku, hah?!!" Teriak Jean. "Dasar pria tak tau diri!"

"Jean!" Kini Rose berdiri, merasa malu karena teriakan Jean terhadap Jungkook.

"Rose, tidak apa apa." Jungkook berucap dengan pelan sambil menarik Rose untuk kembali duduk.

Jean seakan tak mendengar apa yang dikatakan sang mommy, dia hanya menatap Jungkook dengan tatapan marahnya.

"Mum tau kalau kau sangat membencinya, tapi... Dia tetap lah ayahmu."















####

Ampuuun!!!!

Kim cuma bercanda tadi gais, endingnya bakalan kayak pilihan terbanyak, yaitu yang no 1.

Plis jangan teror kim lagi ya🙂😇

Komen kuda lumping dulu🦄🦄🦄🦄 biar bisa next.

[✔] HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang