Saya adalah satu-satunya yang memiliki hak istimewa "succubus" transisi kelas

7

serangan kejutan

"... buruk. Aku membuatnya marah dengan sia-sia."

　Mereka bertiga berbicara sangat sedikit sampai mereka tiba di rumah.

　Orang-orang di kota bertanya kepadanya dengan tenang, "Apakah kamu baik-baik saja?"

　Itu adalah kesimpulan bahwa saya bisa mendapatkan tempat itu.

　Ada kemungkinan Takuma akan mengamuk tanpa memikirkan masa depan, dan jika itu terjadi, dia akan membahayakan Fuli dan yang lainnya.

　Dan tidak ada jaminan itu tidak akan terjadi lagi.

　Ketika saya membungkuk dalam-dalam kepada keduanya ketika saya masuk,

"Tidak lagi. Apa yang kamu bicarakan?"

　Lengan Houri melingkari tubuhnya dan melingkari punggungnya.

"Terima kasih, Ren. Kamu marah atas nama kami."

"Tetapi"

"Tidak apa-apa. Orang itu harus mengatakan sesuatu. Jika Ren tidak mengatakannya, aku akan mengeluh."

　Bahkan, saya akan mengatakannya di tengah jalan.

"Pada saat seperti itu, pria melakukan yang terbaik."　

"... Sungguh, Ren bertingkah seperti anak laki-laki saat nyaman, bukan? Saat tidak nyaman?"

　Apakah Anda memuji atau menghina?

　Either way, itu benar-benar memalukan melihat mata Furi yang agak lembab dari dekat.

　Aku merasa seperti akan menangis bahkan Ren karena aku sedang dalam suasana hati yang sentimental.

"Maksudku, aku sudah memukul banyak hal."

"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu sekarang."

"itu benar!"

"Wow......!?"

　Saat aku mencoba membuatnya pergi, bahkan Iris mencondongkan tubuh ke arahku. Berlawanan dengan Furi, dia dipeluk dari belakang, dan panas tubuh gadis itu merembes ke tubuhnya dari kedua sisi.

　Kebiasaan buruk seorang pria cenderung berpikir dengan cara erotis bahkan ketika dia sedang dihibur--tapi sekarang, ada sesuatu tentang itu yang membuatnya merasa lega.

"Itu bukan salah Ren-san.

"iris"

　Saya pikir ini juga bagus.

　Jika saya tetap menjadi siswa sekolah menengah biasa, saya mungkin tidak akan pernah menemukan pemandangan seperti itu seumur hidup saya.

"Terima kasih, aku sangat senang."

　Ren tertawa, lalu memasang wajah serius.

"Tinggalkan itu sendiri."

"Kamu tidak perlu terlalu malu.