Author Pov
Rosneni sudah mengantarkan Rafinda ke kostannya. Sekarang giliran dia yang pulang ke rumahnya. Perjalanan dari kost Rafinda ke rumahnya tidak begitu jauh dan memakan banyak waktu.
Tibanya di rumah rupanya sudah menunjukkan jam 6 sore. Dia sangat terlambat untuk pulang.
"Dari mana aja kamu?" Itu suara ibunya yang sudah berdiri di pintu masuk penghubung antara garasi dan rumah.
"Dari kampus Bu" Jawabnya.
"Ada kampus yang buka sampai mau magrib gini?" Hardik ibunya lagi.
"Tadi bantuin dosen meriksa ujian adik tingkat Bu, pas mau pulang hujan deras jadi neduh dulu" Jawab Rosneni gugup.
Badannya sudah basah kuyup karena tadi habis mengantar Rafinda dia tidak pakai mantel lagi. Dia kira cuaca akan baikan tapi ternyata baru saja sampai depan post perumahannya sudah hujan deras lagi.
"Alasan kamu! Dapat apa kamu bantu dosen kamu itu? Lulus juga gak!" Lagi, ibunya membahas masalah skripsi nya yang tak kelar-kelar.
"Maaf Bu" Hanya kata itu yang bisa dia ucapkan.
Ibunya langsung masuk ke dalam rumah dan tak menghiraukan dia. Rosneni pun juga buru-buru masuk ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju.
"Kehujanan gak Ros?" Tanya Rafinda melalui pesan WhatsApp.
"Alhamdulillah gak Fin" Jawab Rosneni berbohong.
"Oke Alhamdulillah syukur deh. Aku mau sholat dulu ya" Balas Rafinda.
Rosneni tidak membalas lagi dan dia langsung mengambil wudhu untuk bersiap sholat magrib.
Selesai sholat dia membereskan mukenah dan sajadahnya. Dia turun ke lantai bawah untuk ikut makan malam bersama.
"Enak banget tinggal duduk makan" Tiba-tiba Rosita menyindirnya.
"Kamu gak ada jatah makan malam, masuk kamar dan renungi kesalahan kamu" Bentak ibunya.
Rosneni menatap ke ayahnya, dia sangat berharap ayahnya akan membantu. Namun, ayahnya hanya diam tak bergeming sambil mengisi piringnya dengan lauk.
"Tunggu apa lagi! Tuh ibu suruh pergi" Ucap Rosita.
Rosneni langsung melangkah masuk ke kamarnya lagi. Dia padahal sedari siang habis makan itu tidak makan lagi. Perutnya terasa sangat perih karena belum masuk nasi.
Ting!
Hp nya berbunyi yang menandakan ada pesan masuk.
"saya ada ngirimin kamu makanan, bentar lagi sampai. Saya minta alamat kamu dari Rafinda dan dia juga saya kirimkan makanan. Itu bentuk ucapan terima kasih saya karena membantu saya." Rosneni terkejut membaca pesan dari dosennya itu.
Buru-buru dia lari keluar rumah untuk menunggu makanan tersebut. Dia tidak mau orang rumahnya malah menyangka dia memesan sendiri. Bisa-bisa Rosneni akan di intimidasi.
"Terima kasih sebelumnya pak, maaf saya merepotkan" Balas Rosneni ke dosennya.
Ting!
Sebuah pesan wa masuk lagi dan itu bukan dari dosennya.
"Ros kamu dikirimin makanan juga gak sama Pak Henri? Baik banget sih padahal kita cuma bantu koreksi doang ya" Itu pesan dari Rafinda.
Rupanya memang dosennya itu mengirimkan untuknya dan juga untuk Rafinda sahabatnya.
"Iya Fin ini aku lagi di depan nungguin pesanannya. Takut nanti bawa masuk dikira aku jajan pake duit sendiri" Balas Rosneni.
Tak begitu lama Rosneni menunggu akhirnya datang juga kang paketnya. Rosneni sengaja menunggu di post satpam karena selain perumahan ini tidak boleh sembarang masuk orang, dia juga ingin makan disini saja bersama Pak satpam.
"Makasih pak" Rosneni menerima paket itu.
"Pak Hanif sama Pak Jupri udah makan belum? Makan bareng yok ini banyak" Rosneni mengangkat makanan yang dikirimkan dosennya.
Tak tanggung-tanggung dosennya itu mengirimi dia seekor ayam goreng keju beserta nasinya.
Rosneni juga tentu tidak bisa menghabiskan ini sendiri.
"Eh bener nih neng?" Tanya salah satu satpam itu.
"Bener pak, saya izin makan ya disini" Rosneni melepas sendalnya dan duduk di teras pos.
Dia mengeluarkan ayam itu beserta nasinya. Ada 4 bungkus nasi, 1 ekor ayam goreng utuh, saus sambal, saus keju dan 4 buah minuman dingin.
Rosneni berpikir pasti dosennya berpikir dia akan makan bersama keluarganya.
"Beneran ini neng?" Tanya satpam lagi sambil mendekat.
"Bener pak, ayok" Ajak Rosneni.
Kedua satpam itu mengambil piringnya dan juga memberikan Rosneni piring. Mereka makan bersama sambil sesekali bercengkrama.
Kedua satpam ini sebenarnya tau bagaimana perlakuan keluarga Rosneni pada dirinya. Hanya saja mereka hanya satpam yang gak bisa sembarang ikut campur.
"Kenyang banget ya pak" Rosneni menepuk pelan perutnya yang sedikit begah.
"Alhamdulillah neng. Makasih ya neng udah berbagi rezekinya sama kita" Ucap Pak Hanif.
"Santai pak ini juga saya dapat rezeki dari dosen saya" Ucap Rosneni.
Kedua satpam itu terdiam.
"Jangan pikir macam-macam dulu pak ya, dosen saya ngirimin ini bukan ke saya aja tapi ke temen saya juga. Tadi kita bantuin dia koreksi nilai ujian, mungkin dibayar pake makanan biar kita gak ngarep nilai lebih, gitu sih menurutku" Jelas Rosneni.
Kedua satpam itu tampak mengangguk tanda paham. Dia tahu persis Rosneni bukan anak yang nakal seperti adiknya itu.
Setelah dirasa perutnya sudah tidak begitu begah, Rosneni berpamitan untuk kembali ke rumahnya. Dia diantar oleh Pak Jupri yang kebetulan memang jadwal keliling komplek.
"Duluan ya pak" Rosneni memasuki rumahnya.
Saat baru saja masuk pintu gerbang perasaannya sudah berubah muram lagi. Mungkin aura jahat dari rumah itu kuat sekali. Bukan maksud banyak hantunya tapi banyak kesengsaraan yang Rosneni rasakan di dalam sana.
Rosneni melangkah masuk menuju kamarnya dan dia bersiap sholat isya kemudian tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/314364403-288-k980431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE DI MALAM HARI
FanfictionMenceritakan tentang 2 saudari yang saling bersaing di keluarganya. Namun, nasib sang kakak tidak terlalu baik daripada adiknya. Karena kekurangan di pendidikan, si kakak selalu dibandingkan dan tak dihiraukan.