careless love
'We have placed our hearts into the hands of those closest to us, with the trust of it's safekeeping. Those careless with it's handling can cause the deepest pain.'
—jjk—***
"Aku tidak tahu kapan lagi akan memiliki kesempatan ini. Tapi aku—aku sungguh menyukaimu, Nayeon noona."
"Bagaimana jika dengan wanitaku sendiri? Apa aku tetap tidak boleh melakukannya?"
"Argh—eomma!"
Nayeon melempar asal bantalnya yang semula menutupi wajahnya. Erangan putus asa juga frustasi terus dikeluarkannya bahkan sejak ia menginjakkan kakinya kembali di apartmentnya ini.
Dulu saja Nayeon ingin merasakan bagaimana menjadi rebutan para pria tampan di luar sana. Tapi sekarang ketika dirinya telah berada di situasi itu, Nayeon justru kebingungan sendiri tak tahu harus melakukan apa.
Sebenarnya tidak kalau saja ia tidak memiliki perasaan pada Jungkook. Dan kalau saja Younghoon bukanlah adik Jungkook.
Ya, semuanya jelas akan jauh lebih mudah kalau dua itu tidak terjadi.
Nayeon merengek frustasi. "Tapi tetap saja semuanya sudah terjadi."
"Kau sudah berada sangat dekat dengan jodohmu itu. Dia adalah pria yang sangat penyabar dan penuh dengan kasih sayang. Kau adalah cinta pertama dan terakhirnya."
Jika dibandingkan kembali—sikap Jungkook dan Younghoon padanya jelas berbeda. Jungkook yang selalu memiliki suasana hati yang sering kali berubah padanya sangat berbanding terbalik dengan sikap manis dan baik yang sejak awal selalu ditunjukkan Younghoon padanya.
Apa jangan-jangan jodohnya yang sebenarnya adalah Younghoon?
Sedang Jungkook, pria itu terkadang bersikap sangat menyebalkan, namun juga cukup sering bersikap manis saat suasana mendukung mereka, dan lebih pentingnya lagi pria itu selalu berada di sisinya di setiap Nayeon memiliki masalah. Bisa dibilang Jungkook selalu berada sisi Nayeon di situasi apapun.
Tapi meskipun begitu, hal itu juga tidak bisa membenarkan bahwa Jungkook juga adalah jodohnya.
"Mungkin saja orang yang kau maksud itu memang bukan jodohmu."
"Kau hanya memimpikannya sekali tapi kau sudah yakin kalau dia jodohmu, begitukah?"
Nayeon ingat pesan peramal itu saat kedua kalinya ia datang ke sana. Ya, pemikirannya yang mengira bahwa Jungkook adalah jodohnya selama ini belumlah pasti dan bisa saja salah.
"Ini bahkan jauh lebih sulit daripada ujian matematika," racaunya kesal.
Nayeon bangun dan terduduk lemas di tengah kasurnya. Pandangannya menerawang jauh ke depan sana seakan dirinya tengah mencari jawabannya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Future Hubby!
Fanfiction[ON GOING] [17+] Meski hanya terpaut dua tahun saja-tapi situasi justru membuat perbedaan itu terasa begitu nyata. Nayeon yang telah menjadi wanita karir yang sukses dan Jungkook yang masih duduk di bangku kuliahnya. Semua itu seakan semakin menunju...