Mungkin dia adalah yang termuda di antara semuanya dalam dunia nyata namun dalam hal dunia perfilman, dia adalah senior dari yang lainnya.
Pemuda itu juga tampak sangat professional menjalani pekerjaannya, sangat bijak dan memiliki pemikiran yang dewasa jika mengenai masalah pekerjaan.
Sikap dan sifat fort itulah yang membuat peat merasa sedikit tertarik juga kagum pada fort. Meskipun anak itu sangat manja atau bahkan mencuri kesempatan padanya, akan tetapi fort tetap bekerja profesional saat syuting dimulai.
Peat juga sering meminta bantuan fort jika menyangkut adegan yang belum pernah ia lakukan, sama seperti hari ini dimana keduanya harus melakukan adegan ranjang yang berbeda dari sebelumnya.
"Phi, jangan berekspresi seperti itu. Lakukan senatural mungkin, jika seperti itu phi terlihat sangat kaku." Peat mengubah ekspresi wajahnya dan mengangguk mengikuti arahan dari fort.
Sebenarnya peat sudah sangat baik dalam membuat ekspresi wajah saat berhubungan intim, hanya saja ekspresi itu sangat menggoda dan membuat fort sulit mengontrol dirinya.
"Kita latihan sekali lagi, kamu tidak keberatan kan?," pinta peat
Mereka kembali berlatih di dalam kamar itu (hanya ada mereka disana). Fort mengarahkan peat untuk tetap diam (posisi bawah) saja saat syuting nanti, memberikan semua urusan pada fort.
15 menit kemudian, syuting sudah dimulai dan itu berjalan sangat lancar. Sampai saat adegan dimana fort melebarkan kedua kakinya membuat peat sedikit mendesah dan menyebut nama fort pelan (masih bisa di dengar oleh fort karena posisi mereka sedang berciuman).
"Phihh, kita sedang syuting." Lirih fort menahan desahannya dan mengingatkan peat.
Keduanya terus bergelut di ranjang. Dalam adegan itu mereka berdua tidak benar- benar telanjang karena masih ada dalaman yang menutupi milik mereka.
Peat terbawa arus bahkan sempat kehilangan kontrol karena fort benar- benar menempelkan kedua tubuh mereka sampai kedua junior mereka bersentuhan.
Hal itu sangat diluar pemikiran peat, saat latihan tadi fort mengatakan tubuh mereka tidak akan bersentuhan tapi nyatanya berbeda. Tak ada yang mengetahui kejadian itu selain mereka berdua.
Adegan hari ini sangat lembut dan bertahap namun terlihat sangat nyata, berbeda saat pengambilan adegan ranjang untuk episode pertama yang terlihat panas namun tidak sampai membuat mereka kerasukan.
Hampir 15 menit keduanya bergelut di ranjang dan bibir peat juga sedikit bengkak karena terus berciuman. Jika sutradara tidak menghentikan mereka, entah sudah bagaimana keadaannya nanti.
"Menjauhlah fort." Bisik peat karena fort langsung menindih tubuhnya yang membuat junior mereka semakin menempel.
"Sebentar phi, biarkan aku seperti ini dulu." Balas fort memeluk tubuh peat, namun peat tetap bersikeras menjauhkan tubuh pemuda itu.
Peat sangat mengerti kalau adegan itu sangat melelahkan, hanya saja ia merasa kurang nyaman apalagi junior fort cukup keras dan sedikit berkedut dibawah sana juga masih banyak kru di ruangan itu.
Fort tertawa pelan kemudian menggeser tubuhnya ke samping lalu kembali memeluk peat dari belakang setelah berhasil menjahili pria cantik itu, kru disana tak menghiraukan mereka dan kembali melanjutkan aktivitas mereka.
Kalau boleh jujur, peat memang tidak banyak mengetahui masalah scene atau bagian milik fort yang berarti jika fort mengambil kesempatan darinya ia juga tidak tau.
"Peat, pulanglah lebih cepat karena malam ini kamu masih memiliki adegan bersama noeul." Peat mengangguk kemudian memberi wai sebelum mengambil tasnya dan meninggalkan gedung mmy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Life
Teen FictionKisah tentang perjalanan hidup dalam mengejar karir dan cinta. Takdir yang mempertemukan 2 orang sampai saat ini melalui film.