Switch - Jia

1K 48 0
                                    

Beep beep beep

Bunyi monitor dan alat-alat medis bersahutan di ruangan itu. Hal itu sudah menjadi biasa di ruangan Intensive Care Unit atau biasa orang kenal sebagai ICU. Bangsal dimana para pasien kritis berada.

Hwang Jia. Salah satu perawat yang sedang bertugas pada shift itu sesekali melirik ke arah satu layar monitor utama yang terhubung dengan monitor-monitor lainnya di ruangan itu. Ketika melihat tanda-tanda vital pasiennya aman, ia kembali mengetikkan catatan perkembangan pasien pada sebuah komputer.

Jia meregangkan tubuhnya yang kurus ketika ia sudah hampir selesai. Lehernya terasa kering, memaksa ia untuk bangkit mengambil segelas air di dispenser yang berada di kamar perawat.

Belum juga bibirnya menyentuh gelas, suara tak biasa keluar dari monitor yang berada di ruangan pasien. Dengan bergegas, wanita berambut hitam kecoklatan itu berlari menuju tempat tidur dimana suara itu berasal.

"Shit..." Dirinya mengumpat ketika melihat denyut nadi pasien yang perlahan menurun. Tanpa pikir panjang, ia langsung naik ke atas tempat tidur dan langsung melakukan CPR atau kompresi dada pada pasien tersebut. Namun, bisa dibilang apa yang dilakukan Jia sia-sia. Denyut jantung pasien akan naik ketika dipompa, dan turun kembali ketika dilepaskan.

Jia pun memutuskan untuk turun dan berlari ke arah troli emergency, mengambil obat-obatan yang ada disana. Di saat itu juga, tangan yang lainnya mencoba menghubungi dokter jaga pada malam itu. Namun nihil, telponnya tidak diangkat sama sekali.

Wanita itu pun mencoba menelpon perawat lain—seniornya di ruangan, yang ia yakini sedang bersama dokter tersebut. Jia mengumpat sekali lagi ketika seniornya itu tidak menjawab.

"Bodo ah! Yang penting diselamatkan dulu!"

Jia pun akhirnya menyuntikkan obat ke dalam selang infus pasien, sambil berdoa kondisi pasien akan segera stabil. Dan berhasil. Denyut nadi pasien kembali dan menjadi normal begitu pula dengan tanda-tanda vital lainnya.

Jia pun bernapas lega. Ia mengusap peluh dan merapihkan kembali kondisi pasien. Tangannya mengepal ketika teringat akan sesuatu.

"Jia, bed 1 observasi ya. Kata yang dinas sore, dia sempat arrest tadi. Gue mau nemuin Dokter Jeno dulu di IGD. Kalau ada apa-apa, telpon aja."

Begitulah kira-kira yang dikatakan oleh seniornya tadi—Kim Jungwoo.

"Bangsat! Gak berguna!" geram Jia dan membuang suntik yang habis dipakai dengan kasar ke tempat sampah khusus. "Liat aja kalian berdua."

——
*Arrest : henti jantung

***

Switch | Lee Jeno 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang