Switch - 11

596 37 3
                                    

Jeno tidak bisa tidak berhenti tersenyum ketika mengingat ekspresi Jia ssat ia mengatakan hal itu.

|"Lo mau gue ingetin lagi rasanya?"

Sangat seram. Mungkin kalau Jungwoo tidak kembali saat itu, Jia pasti sudah menusuknya dengan pulpen.

"Kasmaran, Lo?" sindir Jungwoo.

Jeno langsung mengubah ekspresinya menjadi datar. "Lucu aja."

"Apanya?"

"Muka lo."

Jungwoo menyentuh-nyentuh wajahnya, mencari sumber kelucuan yang dimaksud Jeno. "Kalau lucu disini artinya sama dengan ganteng, makasih ya."

Jeno bergidik. "Jijik gue, bang."

Jungwoo hanya tertawa dan menyeruput udon-nya dengan semangat.

Mereka berdua terpaksa harus makan setelah selesai jam dinas, karena pasiennya tiba-tiba mengalami cardiac arrest saat jam makan siang.

"Oh ya, nanti lo pergi 'kan?" tanya Jungwoo dengan mulut yang masih penuh.

Jeno mengangkat kepalanya. "Kemana?"

"Ulangtahun-nya Dokter Mark! Jangan bilang lo gak diundang?"

"Oh, bener. Gue hampir lupa. Gak deh, males," jawab Jeno, tidak tertarik.

"Yakin lo? Kayaknya Dokter Celine juga bakal dateng."

Nama itu menarik perhatian Jeno.

Ingatannya kembali membawanya ke masa ketika dia masih menjadi Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran.

Jung Celine. Seniornya yang paling cantik, baik dan mengayomi juniornya. Terlebih padanya. Bukannya geer, tapi Jeno merasa Celine juga lebih memperhatikannya daripada yang lain. Dengan senang hati, wanita itu menawarkan bantuan jika Jeno mengalami kesulitan dengan tugasnya. Meksipun tidak diminta.

Siapa yang tidak baper kalau diperlakukan seperti itu?

Meskipun, akhirnya harapan Jeno untuk bisa jadi pacarnya kandas ketika seniornya itu dikabarkan sudah punya kekasih.

"Rumornya sih dia udah putus," celetukan Jungwoo membuyarkan lamunan Jeno.

"Oh, ya?" Lelaki itu tampak berpikir. "Gue ikut deh."

***

"Enaknya!"

Jia berseru senang ketika minuman bernama signature chocolate masuk menuruni kerongkongannya. Sebelum pulang ke rumah, ia memutuskan untuk bersantai terlebih dahulu di Starbuck yang tidak jauh dari area Rumah Sakit.

Jari lentik wanita itu bermain di atas layar handphone, menelusuri postingan story instagram teman-teman online-nya.

"Oh... ulangtahunnya Dokter Mark," gumam Jia ketika melihat beberapa Dokter yang memposting undangan online dari salah satu Dokter populer di Rumah Sakit itu.

"Wih, bener-bener ya Kak Jungwoo. Koneksinya gak main-main," ujarnya ketika melihat rekan shift-nya itu juga melakukan hal yang sama.

Jia mengendikkan bahu, dan meletakkan handphonenya. Ia sedang menyesap kembali minumannya, ketika matanya tidak sengaja menangkap sosok familiar di kasir.

"Anjir lah, kenapa sih selalu ketemu tuh orang," rutuk Jia.

Orang tersebut mengambil pesanannya dan menuju ke arah Jia dengan senyum merekah di wajah. "Halo, Jia!" sapanya.

Dengan canggung, Jia membalas, "Halo, Dok."

"Santai, panggil aja gue Jaemin. Kita seumuran 'kan?"

"Kalo Dokter seumuran sama si Jeno... Berarti iya."

Switch | Lee Jeno 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang