chapter 1 (revisi jir)

1.1K 105 7
                                    

Aku terbangun di sebuah rumah kayu dengan badan ku yang masih di perban lemas di atas futon ,
aku mencoba untuk bangun dengan tubuh yang penuh perban, aku baru sadar bahwa aku tak memakai pakaian lusuh itu lagi, pakaian ku berganti menjadi piyama yg lebih nyaman, saat sudah berhasil duduk aku melihat sekeliling, terasa asing bagiku berada di dunia luar untuk pertama kalinya, namun aku menjadi sangat lega entah kenapa, mataku tiba tiba teralihkan oleh seseorang perempuan cantik yg aku liat sebelum pingsan tadi, ia memasuki ruangan sambil membawa makanan di tangan nya.

Perempuan itu mendekati ku dan tersenyum manis, tangan nya menaruh nampan berisi makanan itu di sebelahku "ahh kamu sudah bangun, syukurlah kamu baik baik saja" nada bicaranya begitu khawatir padaku, aku tak mengerti, apa yang terjadi dengan ku, "siapa kau?" tanyaku, mungkin ini sedikit tak sopan tapi aku tak menghiraukan nya karna berjaga jaga, heran nya dia masih tersenyum padaku "aku kokuro hari, dan siapa nama adik manis ini?" suaranya terdengar lembut jdi aku merasa aman di dekatnya "iguro gura, kenapa aku di sini? apa yg terjadi denganku?" dari bangun tadi aku merasakan sesuatu yang aneh karna aku tak mengerti kenapa aku bisa di sini dan baluti banyak perban.

readers pov end

hari lagi - lagi tersenyum pada gura, "ahh kamu tak ingat ya? apa mungkin kamu hilang ingatan? kamu sudah tak sadarkan diri selama 4 hari karna luka di kepalamu, mungkin karna itu, oh iya waktu itu aku sedang berjalan jalan untuk mencari hewan yang bisa aku jadikan makan malam saat tiba tiba aku mendengar suara sangat keras di dekat tebing, jdi aku berlari kesana, saat aku sampai aku melihat kamu yang terluka parah, kondisi mu sangat buruk kemarin, beruntungnya kamu karna kamu bisa bertahan dan sadar dalan waktu yang singkat" hari menjelaskan apa yang terjadi dengan gura 4 hari yang lalu hingga membuatnya bisa sampai kesini, tentu sang gadis masih bingung dengan apa yg terjadi dengan nya, ia berusaha mengingat nya namun itu malah membuat kepala nya sakit, gura menoleh pada hari di sampingnya "terima kasih" ucap gura pelan, hari hanya tersenyum dan membelai rambut gura pelan.

dejavu itulah yang gura rasakan sekarang, ia seperti pernah merasakan sentuhan ini sebelumnya, tapi kapan?, kenapa?, dan siapa?, gura terus bergulat dengan pikiran nya mengenai siapa dia dan apa yang terjadi dengan nya, sebelum pikiran gura melayang kemana - mana hari menyodorkan makanan yang tadi ia bawa kepada gura "iguro chan, makanlah dulu ya? kamu tak sadarkan diri selama 4 hari dan aku yakin kau sangat lemas" mendengar itu yuki melirik pada makanan di tangan hari, matanya membelalak, itu adalah potongan daging ayam yang telah di masak menjadi katsu di temani curry dan omelete di sampingnya, tampaknya makanan itu masih hangat, sepanjang hidup gura ia tak pernah memakan makanan hangat dan makanan semewah ini, sigadis mengambil sendok berbahan dasar kayu yang telah disiapkan dengan ragu - ragu, "kau tak meracuni ku kan" mata tajamnya mengarah lurus pada sosok hari

"apa aku terlihat seperti akan meracuni mu?" jawab hari dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari wajahnya, dan apa kalian tau sang gadis membalas apa? "ya" satu kata singkat yg mengundang tawa kecil dari hari

"tidak ada apa apa, aku berjanji" katanya meyakinkan

"kalau begitu makanlah dulu" tanggapan sinis dari sang gadis membuat wanita di depannya akhirnya menghela nafas panjang sebelum menyuap sesendok nasi dengan bumbu curry, bibir ranumnya mengunyah makanan itu perlahan "lihat? aku masih hidupkan?"

melihat itu tatapan si gadis sudah tak sesinis awal, matanya kian melembut dan mulai akan membawa sesendok nasi itu ke atas, sebelum rasa dingin dan perih yang asing mulai menjalar pada area disekitar mulutnya yang tertutup perban, menganggu kesal sigadis pada perasa aneh itu.

Membuat mata yang tdinya sudah melunak kini kembali menjadi tajam

Bahkan sang pemilik raga pun tak tau mengenai isi dibalik rasa perih yang ada pada balik balutan kain putih dengan hiasan sedikit kotoran entah itu debu maupun bekas luka di dalamnya, meski begitu tak ia pungkiri bahwa rasa sakit itu masih berlanjut hingga saat ini. Jemari kecilnya itu menaruh kembali sendok yang penuh dengan makanan tadi, membuat netra hitam pekat wanita didepan si gadis bertanya tanya apa yang terjadi dengan si anak "ada apa iguro chan? apa kamu tidak menyukai kari?"




















Tʰᵉ ʸᵒᵘⁿᵍᵉʳ ˢⁱˢᵗᵉʳ ᵒᶠ ⁱᵍᵘʳᵒ ᵒᵇᵃⁿᵃⁱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang