—🧸—
Hembusan angin yang terasa lebih dingin dari biasanya, membuat perempuan yang sedang berada di depan gerbang SMK Garuda itu mengusap lengannya. Ia menatap langit yang mulai menggelap, sebentar lagi pasti akan turun hujan.
Aziya membuka ponselnya, melihat room chat antara dirinya dan Carel berulang kali. Pandangan matanya menoleh kanan dan kiri. Saat ini ia sedang menunggu Carel yang akan menjemputnya. Masya sudah pulang terlebih dulu tadi, membuat Aziya menjadi berdiri sendiri disana.
Kak Carel :
Tunggu ya?
Bentar lagi sampai.Aziya :
Udah sampai mana?Kak Carel :
Perempatan Rumah Sakit.Aziya :
OkeeAziya menutup benda pipih itu kembali. Sejenak ia menghela napas panjang untuk hari ini yang cukup melelahkan. Tubuhnya sudah pegal-pegal ingin segera pulang dan beristirahat.
Beberapa menit kemudian, suara deru motor memancing atensinya. Aziya menoleh, lalu tersenyum saat menyadari bahwa orang itu adalah Carel.
"Lama, ya?" tanya Carel ketika sudah berhenti di samping Aziya.
Perempuan itu mengangguk kecil, "tapi gue minta maaf ya Kak, jadi ngerepotin," Aziya tertawa kecil saat mengucapkan itu.
Carel ikut tersenyum, "kan gue yang nawarin, kok minta maaf? Udah naik, keburu hujan."
Aziya mengangguk, lalu segera menaiki motor milik Carel di jok belakang. Setelah itu, mereka mulai meninggalkan area sekolah SMK Garuda.
Kedua remaja itu saling terdiam menikmati perjalanan pulang. Aziya menghirup udara sore yang sejuk. Wajahnya terasa segar akibat terkena angin. Namun, semua itu tak berlangsung lama karena hujan mulai menjatuhkan rintikan air yang perlahan runtuh semakin deras.
Carel segera menepikan motornya ke arah ruko yang masih tertutup, lalu menarik Aziya untuk berteduh.
"Kita neduh dulu, hujan-nya deras," ujar Carel. Aziya mengangguk mengerti.Mereka terdiam. Aziya menatap langit dengan seksama. Ia melihat bagaimana awan gelap diatas sana mengeluarkan air yang luruh jatuh ke bumi, melihat langit yang sesekali mengeluarkan petir. pandangannya turun ke jalanan yang sudah basah. Ia memandang air hujan, jatuh mengenai jalanan tersebut. Telinga-nya juga merekam suara hujan yang masuk ke dalam inderanya. Dia selalu takjub dengan ciptaan Tuhan, salah satunya hujan.
Tangan kanan-nya terulur. Ia menyambut puluhan bahkan mungkin ribuan air hujan kedalam telapak tangannya. Sejuk, dirinya memikirkan, pasti sangat menyenangkan bermain dibawah guyuran hujan. Biasanya, saat pulang sekolah dan tiba-tiba hujan turun. Aziya memilih untuk terus melanjutkan perjalanannya. Ia tidak peduli dengan air hujan yang jatuh mengenai tubuhnya. Ia selalu senang, Aziya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Teen Fiction"Kalau kita ga bisa mendapatkan bahagia itu, kita bisa cari arti bahagia sama-sama Zee." Zeehardia Putro Nugroho Hazel Nabiru