KIEL 2

15.3K 827 25
                                    

Dua hari ini Kiel memilih untuk membolos sekolah. Persetan dengan ulangan matematika, fisika, kimia, semuanya. Kiel hanya ingin menghindari Al. Bukannya dia membenci Al, tetapi dia malu dan merasa bersalah kepada Al, karena sudah mengatakan kalimat menyakitkan di UKS kemarin.

"Cari kerja aja lah gue,"

"Lama-lama bengong nanti gue malah lemes."

Kiel memilih untuk mencari pekerjaan baru, nahkan dia berencana untuk keluar dari sekolah. Dia hanya ingin mengumpulkan banyak uang dan hidup dengan tenang di rumah kecil yang ia beli dengan hasil keringatnya sendiri.

Sweeter hangat sudah merekat di tubuhnya, dia memang memiliki ketahanan terhadap udara dingin yang sangat rendah. Di sana memang belum musim dingin, akan tetapi tetap saja, Kiel merasa dingin, setiap kali dia keluar dari kontrakan kecilnya.

"Kemana cari kerjanya ya ... "

Kiel sudah mendatangai satu per satu toko di pinggiran jalan, menayakan apakah ada pekerjaan untuknya atau tidak, dan mirisnya semuanya menjawan tidak.

"Gue belum sarapan dan sekarang gue laper banget ..." Kiel menutup matanya, mengistirahatkan dirinya sendiri dengan memanfaatkan tangannya untuk alasan wajahnya tidur.

Hingga sebuah klakson mobil terdengar.

"Perasaan gue gak tidur di parkiran deh," gumam Kiel.

Wajahnya terangkat untuk melihat orang gila mana yang membunyikan klakson dengan sangat keras berulang kali.

"Siapa sih?" kata Kiel terganggu dengan mobil mewah yang sudah terparkir di depannya.

Seoranh pria dengan setelan jas mewah dan wajah tampan yang ... Tunggu ... Kiel rasanya familiar dengan wajah itu!

"Om? Loh ... KOK MUKANYA MIRIP SAMA AL?" Kiel syok.

Jika Kiel liat lagi, wajah Om-Om itu mirip dengan teman posesifnya yang sedang ia hindari.

"Hallo, Baby ..." sapa orang itu.

"Hah? Apa? Babi? Gue manusiaa Om!"

"Ihh! Apa-apaan sih! Ini kenapa gue ditarik!"

"Om! Lepasin gue!"

"Om penculik ya!"

Kiel sangat berisik saat pria dewasa itu menariknya dengan kekuataan yang tak main-main untuk masuk ke dalam mobil mewahnya.

"OM! OM! JANGAN CULIK GUE!"

"OM-"

"Diam Baby ... berteriak tak akan bagus untuk pita suaramu ..."

Kiel sudah aman di dalam mobil, dan saat orang itu akan memasangkan sabuk pengaman, Kiel dengan berani menggigit tangan orang itu dan keluar lagi dari mobil. Dia nampak seperti anak kecil yang ketakutaan akan diculik.

"Kiel, Daddy tak ingin marah hari ingin marah hari ini, jadi sekarang masuk kembali ke dalam mobil, dan kita akan pulang."

"Gila! Lo apa-apan sih? Dateng kayak jelangkung, manggil-manggil gue babi! Terus lo mau bawa gue pulang? Maaf Om tapi saya ini gak kenal Om!" Kiel masih terus menjaga jarak, dia kini bahkan sudah memegang balok kayu yang ada di dekatnya duduk tadi, di emperan toko yang sepi dan terbengkalai.

Nampak orang itu mengehela napasnya. Dia menatap Kiel dengan mata yang selalu mengingatkan Kiel kepada Al. 'Eh buset! Kenapa tatapan mata Om itu mirip banget kayak Al? Sendu-sendu tajem?' Batin El.

"Mulai detik ini aku Daddymu. Namaku Alexander Aldisson-"

"Ehhh? Aldisson? Lo kakaknya Al? Alvaro Aldisson?" Kiel seperti mendapatkan sebuah plot twist besar hari itu.

BABY KIEL (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang