(1) INFJ - Teman

2.4K 226 77
                                    

(1) INFJ
.
.

"Teman."
.
.

(Diadaptasikan dari kisah nyata)
.
.

HAPPY READING!

"Nanti di jemput jam berapa?"

"Kayak biasa, Kak."

"Ok, semangat sekolahnya!"

Sopan tersenyum manis seraya melambaikan tangan ke arah sang Kakak, Taufan, yang pergi dari perkarangan sekolah menggunakan mobil. Setelah mobil Taufan tak terlihat lagi, seketika senyuman Sopan luntur dan tatapannya menjadi tak berminat.

"Ketemu orang-orang lagi..." Sopan menghela nafas kasar sebelum berjalan menuju kelas, masih mempertahankan ekspresi tak berminatnya. Bisa dilihat jikalau lorong sekolah masih sepi karena ia datang lebih awal.

Tiga meter lagi, Sopan hampir sampai di kelas yang bertuliskan '10 DKV 1'. Ekspresi yang awalnya terlihat dingin kembali menghangat. Senyum tipis terukir di wajahnya.

"Assalamualaikum," ucap Sopan lembut saat memasuki kelas. Lima orang temannya yang datang lebih awal menjawab salam dengan gumaman.

"Ah, terima kasih," guman Sopan ketika orang yang mendapat jadwal piket membersihkan mejanya. Tak usah keras-keras berucap karena jarak mereka cukup dekat sehingga orang yang dimaksud Sopan dapat mendengar dengan jelas.

"Sama-sama Sopan. Tetep lembut kayak biasa, ya."

Sopan tersenyum lebih lebar namun masih terlihat kalem. Setelah temannya pergi, Sopan segera duduk. Lalu menghabiskan waktunya hingga bel tiba dengan bermain handphone seraya mendengar musik.

Tak lama, Sopan merasakan ada sesuatu yang mengelus kakinya. Sopan menunduk. Lalu tersenyum tipis.

"Kucingmu tuh, ngeong-ngeong, Sop," ujar salah satu murid.

Sopan tertawa kecil seraya mengelus kepala kucing. Kucing ini memang dijuluki sebagai kucing miliknya karena Sopan tak pernah absen untuk memberinya makan. Hingga kucing itu menjadi jinak dan selalu duduk di pangkuannya. Bahkan saat jam belajar. Dan Sopan tak terlalu mempermasalahkan itu.

"Sebentar, ya? Aku ambil makanan dulu." Sopan sedikit kesusahan untuk mengambil bungkus makanan kucing yang selalu tersedia di tasnya lantaran kucing itu selalu menyundul Sopan dan mengeong kelaparan.

"Meow.... meow..." Sopan menuntun kucing itu keluar dari kelas dan meletakkan makanannya di depan kelas. Setelah mengelus sekilas kucing yang sedang makan dengan lahap, Sopan masuk kembali ke dalam kelas. Kembali bermain handphone.

Sopan memperhatikan sekitar, seiring berjalannya waktu, mulai banyak orang yang datang. Suasana di kelas juga semakin ramai akibat banyak orang yang mengobrol. Dalam keadaan duduk tegap, Sopan kembali memperhatikan handphonenya.

Sebenarnya dalam diam, Sopan sedang mempersiapkan mental untuk bertemu dengan salah satu temannya yang paling berisik. Sangat amat berisik sehingga ia harus mempertebal tali kesabaran. Energinya juga jadi terkuras banyak. Tapi bukan berarti ia membencinya. Sopan hanya muak saja karena orang itu membuat dirinya mudah kelelahan.

Sebagai seorang Introvert, Sopan sungguh sangat ingin menjauh dari orang-orang ekstrovert. Apalagi orang yang setiap detik tak berhenti berbicara dan menceritakan kesehariannya. Itu sangat menghabiskan banyak energi Sopan yang terbilang sangat terbatas, hingga Sopan sendiri bingung dimana para extrovert mendapatkan energi sebanyak itu.

Tetapi sepertinya, Sopan tak beruntung. Karena di SMK ini, apalagi di jurusan ini, orang yang ia kenal rata-rata memiliki kepribadian ekstrovert.

"Soopaann!!"

INFJ || SopanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang