PROLOG

798 86 10
                                    

Authornya kemana sih?!

Udah 3 bulan novel ini belum lanjut!

Kak update dong, semangat!

Semangat kak updatenya!

Kapan lanjut sih?

Kak lanjut, nungguin nih!

Kak lanjut dong!

Yaelah tinggal lanjut novelnya aja susah

Kalo gak niat bikin novel gak usah di publish!

Semangat kak!

Kak update gak lo?! Guee datengin nih

Seru banget ceritanya, sayang gak di lanjut

Kak update kekk

Update kak, masa gak ada ide? Masuk aje dah lu ke novelnya sekalian ah biar lanjut!

Semangat kak, setia nunggu nih

Kak up dong kakk

Kak hari ini aku ultah, up dong!

Ngartis amat

Woi update woi

Karina menghela nafasnya. Bukannya gadis itu tidak ingin menuruti kata-kata para pembaca, draft yang di ketik olehnya memang sudah sampai end, tetapi Karina tidak bisa meng-uploadnya.

Setiap gadis itu meng-upload karya tulisnya yang baru, pasti ada saja musibah besar yang tiba-tiba datang padanya. Karina jadi parno, terakhir kali dirinya meng-upload draft ketikannya, Ayah Karina meninggalkan dirinya beserta keluarga selama-lamanya.

Karena itu Karina tidak bisa meng-upload draftnya. Gadis itu hanya takut sesuatu yang lain terjadi. Jari lentik Karina mengotak-atik laptopnya, gadis itu sudah bertekad untuk meng-upload seluruh draftnya secara langsung, gadis itu akan menerima konsekuensinya.

"Jangan Bunda, biar aku aja" gumam Karina.

Klik

Karina menekan tombol enter pada laptopnya. Dengan tiba-tiba rasa sakit menjalar di kepalanya, seakan-akan ingin pecah saat itu juga. Mata Karina perlahan-lahan di tutup berharap rasa sakitnya berkurang.

Benar saja, dua menit setelah itu rasa sakitnya perlahan menghilang. Karina membuka matanya, gadis itu terdiam.

"Hah?" Gumam Karina. Sebuah rasa asing hinggap di otaknya, begitu asing dan barulah Karina tersadar.

"Gue udah gila kayaknya, gara-gara mikirin tuh novel" ucap Karina sembari memijat pelipisnya.

Karina mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tersebut. Karina tau itu bukan kamarnya, Karina kenal dengan kamar tersebut. Kamar yang ada di bayang-bayang imajinasinya saat membuat novel.

"Is this for real? Huh, nggak mungkin kan?" Tanya Karina pada dirinya sendiri.

"Fuck off" desis Karina. Gadis itu sadar kalau dirinya berada di dalam novel.

"Kayanya gue lagi berimajinasi deh" ucap Karina yang menolak kenyataan tersebut. Karina melihat tangannya dan meraba wajahnya, gadis itu sadar seratus persen bahwa tubuh itu bukanlah miliknya.

Karina beranjak dari kasur dan mendekati sebuah cermin. Wajah yang ada di bayang-bayang cermin tak mungkin gadis itu lupa, dia yang menciptakan wajah itu menjadi sedemikian rupa.

"Beneran anjing!" Ucap Karina, gadis itu akhirnya terduduk dengan kaki yang terasa lemas.

"Kenapa gue malah jadi emaknya si antagonis? Cih elit dikit kek, jadi protagonisnya aja ikhlas gue!" Ucap Karina.

"Kebanyakan tokoh yang gue ciptain sampe lupa siapa nama tubuh ini" ucap Karina mencoba mengingat-ingat.

"Nasefa Ersya Anderson" gumam Karina saat membaca sebuah foto berbingkai yang terdapat nama si pemilik tubuh.

"Oh iya, beneran gue jadi maknya antagonis" ucap Karina.

Slinggggg

Sebuah cahaya menerpa tubuh Karina, sedetik kemudian gadis itu bisa melihat arwah si pemilik tubuh yang dirinya tempati sekarang.

"Tante yang punya tubuh? Tante masih di sini? Mau balik ambil tubuhnya kan? Nih! Cepet ambil" ucap Karina tanpa pikir panjang.

"Nggak Karina, aku tau kamu yang menciptakan karakterku dan seluruh isi tempat ini, aku sadar." Ucap Sefa.

"Hm iya, eh sifat tante tapi kok beda sama yang aku buat?" Tanya Karina bingung.

"Karakter yang kamu buat untukku dan sifat asliku tentu berbeda Karina, karakter yang kamu buat untukku itu ibu-ibu sosialita yang gaul, sangat keras dalam mendidik anak, tegas, dan manipulatif. Itu bukan aku, aku sangat berbanding terbalik dengan semua sifat yang kamu ciptakan itu. Kamu yang mengendalikan dunia ini, kamu yang mengendalikan seluruh manusia di sini Karina, mereka tidak sadar ada kamu yang mengendalikan mereka, tapi aku? Aku sadar! Aku sadar sekali setiap perilaku dan hatiku tidak pernah sinkron, kamu yang selama ini mengkontrol setiap pergerakan kami, kamu yang selama ini menulis seluruh alur hidup kami" jelas Sefa panjang lebar. Karina terdiam, bahkan gadis itu sama sekali tidak menyangka bahwa karya tulisnya benar-benar hidup dan saat ini Karina masuk ke dalam karyanya tersebut.

"Karina, kamu membuat alur hidupku begitu rumit dan menyakitkan, aku ingin kamu mengubahnya dan coba rasakan apa yang karaktermu rasakan saat kamu merenggut kebebasan mereka dengan menentukan alur hidup mereka" ucap Sefa.

"Gue yang ciptain, bukannya itu udah seharusnya hak gue?" Tanya Karina.

"Benar, tapi sebagai seseorang yang menciptakan karakter di dunia ini kamu juga harus memahami mereka, aku saja sudah lelah menjadi orang lain, selama ini aku merasa ini bukan diriku, aku ingin kebebasan menentukan pilihan. Karina, kamu tau kenapa musibah selalu terjadi saat kamu meng-upload novelmu? Karena secara gamblang kamu menyiksa para karaktermu, maka dari itu musibah menghampirimu" ucap Sefa membuat Karina terdiam.

"Jika kamu ingin semuanya kembali seperti semula, selesaikan alur yang kamu tulis sendiri, karakter yang kamu buat dalam diriku adalah karaktermu Karina, kamu bisa dengan bebas mengekspresikan dirimu sendiri." Ucap Sefa.

"Bener sih, gue buat karakter tante gitu karena gue mau kalo udah punya anak nanti gue jadi kayak tante" ucap Karina. Sefa tersenyum lembut, lalu dirinya menyentuh pundak Karina.

"Karina, selamat datang di kehidupan barumu. Aku titip keluargaku!" Ucap Sefa. Setelah itu arwah wanita itu menghilang begitu saja.

"Ternyata gue selama ini kualat ke mak-mak" ucap Karina.

"Oke, hidup baru yang sementara Karina! Come on, sekarang lo Nasefa Ersya Anderson" ucap Karina. Detik itu juga seluruh hidupnya berubah.

Nasefa Ersya Anderson. Ibu dari antagonis dalam novel yang Karina ciptakan. Arneza Resya Anderson adalah anak sekaligus antagonis utama. Neza punya kakak laki-laki bernama Galendra Regan Anderson.

Kehidupan sang antagonis yang tak pernah indah. Di dalam cerita, Sefa begitu tegas pada anak-anaknya. Sefa tidak pernah mendukung Neza untuk mendapatkan sang tokoh utama, karena menurutnya Neza tidaklah cocok untuk protagonis utama.

Tapi sekarang Karina yang berada di tubuh Sefa. Dia akan membantu Neza untuk mendapatkan hati sang tokoh utama. Karina sudah bertekad untuk mengubah alur yang susah payah dirinya buat, sebenarnya Karina akan membuat novel tentang antagonis. Mau bagaimana lagi? Tiba-tiba saja gadis itu terpikir sebuah alur yang dirinya susun dalam otak.

"Karina, jangan terus-menerus mengkontrol hidup mereka!" Sebuah teriakan terdengar di telinganya.

"Sial, huh! Gue cuma ikutin alur kok!" Ketus Karina kesal.

Sejak saat itu tidak ada Karina, hanya ada Karina yang menjadi Nasefa Ersya Anderson.




Being An Antagonist MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang