2 tahun yang lalu...Suara ringkikan kuda memenuhi sepanjang jalan setapak yang dibarengi oleh langkahnya. Sesekali kuda itu mendengus setiap Lea mengajaknya bicara seolah mengerti.
Tubuh Lea bergerak seirama dengan kudanya di pelana, rambutnya melambai-lambai diterpa angin. Leo, si kuda meringkik setiap manuver, membuat Lea terkekeh pelan.
Mereka semakin dekat ke rumah. Samar-samar, suara kerumunan terdengar. Membuat Lea menyipit, menajamkan pandangan ke sumber suara. Lea menambah laju kudanya, melesat cepat hingga ke rumah. Dia segera melompat turun dan membelah kerumunan dengan wajah khawatir.
Matanya melebar, betapa terkejutnya Lea saat melihat ayahnya sudah diborgol oleh prajurit kerajaan. Empat prajurit datang untuk membawa ayahnya, akankah ke penjara? Entahlah.
”Tunggu!” cegah Lea hingga membuat langkah para prajurit terhenti.
”Minggir, atau kami akan menyeretmu untuk tidak menghalangi kami,” Salah satu anggota prajurit bersuara.
”Kumohon. Biarkan aku berbicara dengan ayahku.” Lea menyatukan kedua tangan, memohon kepada prajurit. Keempat prajurit saling tatap, salah satu berfikir lalu mengangguk.
”Terima kasih,”
”Lea,” lirih Reymond.
”Ayah, apa yang telah terjadi?” Lea meraih lengan Reymond, meminta penjelasan. Ia jelas tidak tahu apa-apa. Namun sang ayah hanya menunduk, tak bergeming.
Lea terhisak. Dadanya sesak karena menahan air mata agar tak terjatuh.
”Maafkan ayah nak,” ucap sang ayah tertahan. Tenggorokannya terasa sakit.”Apa yang terjadi? Apa yang ayah lakukan?” Lea menuntut diberi penjelasan. Yang ia tahu selama ini, ayahnya orang yang baik. Tidak akan berbuat jahat.
”Maafkan ayah,” sang ayah hanya sanggup berkata maaf. Ia amat kasihan kepada putrinya, melihat dirinya seperti ini.
”Kami tidak punya banyak waktu, kami harus segera membawanya ke penjara. Kau bisa berbicara kepada ayahmu di sana.” salah satu prajurit menghentikan percakapan mereka. Lalu para prajurit itu kembali melangkah, membawa Reymond pergi.
Lea langsung mengekor di belakang. Peristiwa tersebut tak lepas dari puluhan pasang mata yang menyaksikannya. Melihat seorang penempa senjata ditangkap prajurit kerajaan. Ini akan menjadi berita menarik.
Lea terus mengikuti langkah lebar para prajurit, terus memohon agar ayahnya dibebaskan. Sedangkan Reymond hanya menatap kosong ke depan. Seperti tidak ada penyesalan di raut wajahnya.
Hingga sampailah mereka di depan pintu masuk penjara bawah tanah. ”Lapor panglima, kami berhasil menangkap pelaku,” ucap salah satu prajurit.
Orang yang menjabat sebagai panglima barat itu mengangguk.
”Bawa dia di dalam sel.” perintah sang panglima. Para prajurit itu mengangguk, membawa Reymond ke dalam.Lea menghampiri panglima Zac, memohon-mohon agar ayahnya dibebaskan. Pipi gadis itu basah, mata yang memerah, rambutnya berantakan.
”Panglima Zac. Saya mohon bebaskan ayah saya. Apa salah ayah saya?” ucap
Zac datar menatap Lea. ”Ayahmu itu pembunuh, nak. Dia bersalah.”
Lea menahan napas. Seperti tersambar petir. Apa arti dari kalimat itu? Pembunuh?
”S-saya mohon panglima–”
”Kau dengar? Ayahmu telah terbukti membunuh!” kalimat Lea dipotong oleh Zac dengan penuh penekanan. Lalu Zac langsung pergi meninggalkan Lea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pejuang Cahaya
FantasyTentang mimpi Lea reymond. Tentang perjuangannya menjadi prajurit kesatria kerajaan. Yang justru membuat Lea berada dalam masalah karena perbuatan orang terdekatnya di masa lalu. Membuat Lea menjalani semuanya dengan penuh perjuangan. Tidak akan mu...