❄️
Pesta perayaan usia legal selalu menjadi momen yang ditunggu oleh para remaja. Dimana akhirnya mereka dapat melakukan hal-hal 'menyenangkan' karena telah terhitung sebagai seorang yang dewasa.
Sunghoon sebenarnya sedikit menyesali keputusannya untuk meng-iya-kan ajakan Jay untuk menghadiri pesta ini, pesta 'legal' Jay. Walaupun keduanya adalah sahabat dekat selama beberapa tahun terakhir, tapi mereka tetap lah dua individu yang saling bertolak belakang. Jay itu benar-benar perwujudan dari 'life of party', sedangkan ia, sebaliknya.
Catat, ia hanya tidak suka, bukan berarti membenci.
Dengan segala sifat ramah dan mudah bertemannya, Jay banyak sekali memiliki teman dari berbagai kalangan, yang mana tentu menghadiri pesta penting ini. Dan Sunghoon berani bersumpah ia hanya mengenal 1:4 dari orang-orang yang hadir disini.
Tidak banyak yang bisa ia lakukan atau sekedar ajak untuk mengobrol, tapi beruntung Sunghoon berhasil menikmati pesta ini pada satu jam pertama. Sebenarnya ia merasa lelah dan ingin cepat berpamitan pulang, namun, hey! Ini Jay. Salah satu dari segelintir manusia yang masih mau berteman baik dengannya hingga detik ini. Jadi ia tidak mungkin membuat sahabatnya itu bersedih di hari pentingnya.
"Sunghoonie~ Aku kira kau tidak datang!"
Yang disapapun merekah kan senyum terbaiknya kepada pemuda lain yang juga menjadi teman dekatnya. Raut suntuk yang menghiasi wajahnya beberapa menit lalu itu seketika menghilang.
"Jakeu, jahat sekali jika aku tidak menghadiri pesta Jay."
Sunghoon menarik pelan tubuh pemuda yang lebih pendek darinya itu ke salah satu sisi ruangan yang lebih sepi. Ia sadar jika semburat merah yang muncul pada wajah tampan lelaki itu, cukup sebagai penanda bahwa Jake telah mencapai batas toleransinya.
"Yang resmi berusia legal itu Jay, kenapa kau yang banyak minum disini, hm?"
Jake juga menjadi satu dari segelintir orang yang Sunghoon anggap sebagai teman terdekatnya. Meskipun pertemanan mereka tidak selama pertemanan Sunghoon dan Jay, tapi Sunghoon harus mengakui bahwa pemuda di depannya ini, berhasil membuatnya merasa nyaman dan cocok satu sama lain sejak pertama kali bertemu.
Hari itu adalah hari dimana ia bersama Jay menghabiskan waktu akhir pekan mereka dengan bermain dan berkaraoke bersama di arcade rumah Jay. Saat mereka tengah asyik bermain gim konsol, pintu ganda yang menjadi pembatas antara arcade dan ruangan lain yang ada di rumah Jay, terbuka pelan dan mengalihkan fokus keduanya. Di sanalah ia melihat seorang lelaki tampan dengan hidung bangir dan senyuman indah yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia melihat bagaimana Jay dengan antusias menyambut lelaki itu dan mempersilahkannya untuk masuk. Pemuda itu berjalan perlahan dengan gestur malu-malu menuju sofa yang ada di belakang Sunghoon. Segera Jay memperkenalkan lelaki itu sebagai teman sepermainan di golf club, yang kemudian ia ketahui bahwa mereka bertiga adalah teman sebaya.
"Secara teknis, kita juga sudah berusia legal Hoon, hanya saja belum resmi."
Kekehan ringan mengiri jawaban Jake, yang sejak tadi tidak berhenti menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang mengalun."Apa kau mau ke balkon untuk menghirup udara segar? Kurasa kita membutuhkannya."
Sepertinya perkataannya tidak terdengar oleh Jake karena pemuda itu tetap asyik dengan tarian kecilnya.
"Atau mungkin hanya aku yang membutuhkan, haha." Monolog Sunghoon.
Ia mengambil segelas cola yang tidak berada jauh darinya dan mengulurkannya pada Jake, "Lebih baik kau minum ini saja, kau sudah minum terlalu banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Carmine | Sungjake One shoot (s)
Short Story"This is my way to show you about the feeling I couldn't describe" _____________________ ɣ̥ TRACKLIST ANTHOLOGY ɣ̥ So, it's just kumpulan oneshoot Sungjake based on my tracklist, jadi tiap ceritanya itu unrelated to one another. It's just my wild th...