Note:
I’m back 🙌
But let me now present you a classic trope with an old classic song from Mother Tay 💜
I bet cerita kali ini itu emang yang mainstream YBWM banget 😭😭
But now just make it our beloved sungjake’s version.
Enjoy ✌️
___________________
Tag!
[dialog non-baku]
[Setting lokal]
_________________
Suara senjata api saling beradu mengisi ruangan yang hanya bercahayakan lampu temaram berwarna biru. Pandangan Sadewa terfokus pada layar dihadapannya, dengan jemari yang sibuk menggerakkan stik gim-nya ke kanan dan kiri.
Meskipun baik mata dan tangannya tertuju pada gim, telinga Sadewa berkhianat. Karena sejatinya pendengarannya tercurahkan pada obrolan seseorang di balkon kamarnya bersama entah siapa di seberang telepon.
Obrolan itu hanya sesekali terdengar, karena sang penerima telepon tak banyak berbicara dan hanya sesekali membalas. Suaranya dapat Sadewa dengar cukup jelas, karena sahabatnya itu sedang bersandar pada besi pembatas dan menghadap ke pintu kamar yang terbuka lebar.
Ya, disana berdiri Jazael, lelaki sebayanya yang telah menjadi sahabat karib Sadewa sejak mereka berteman diawal bangku sekolah menengah pertama, hingga kini.
Dari ekor matanya, Sadewa mencuri pandang dan mendapati bahwa sahabatnya itu nampak kesal. Tak lama setelah itu, bersamaan dengan Sadewa yang memenangkan permainan, Jazael kembali memasuki kamar, ponsel miliknya ia lempar ke kasur, sedang tubuhnya ia hempaskan pada lantai beralaskan karpet, mendaratkan kepalanya pada paha Sadewa yang duduk bersila.
Jazael menutup matanya dengan lengan kiri, menghembuskan napas lelah seakan baru saja menyelesaikan pekerjaan yang sungguh menguras tenaga,
“Gue nginep ya.”
“Udah ijin mama?”
Tak tahan jika tangannya hanya diam tak melakukan apapun, Sadewa membawa jemarinya untuk memainkan helai rambut Jazael yang berada di pangkuannya.
“Udah chat Abang.” Balas Jazael sekenanya.
Tak ada lagi percakapan diantara mereka, masing-masing mempertahankan posisi yang mereka lakukan.
Sebenarnya, Sadewa sangat ingin menanyakan hal apa yang membuat lelaki yang lebih tua beberapa hari darinya itu menjadi kesal dan bad mood—bahasa tubuhnya jelas menunjukkan dua hal itu—tapi ia hanya akan menunggu hingga lelaki itu cerita dengan sendirinya.
“Cewek gue ngambek lagi, gara-gara tau gue main disini sekarang.”
Oh ternyata.
Sepertinya, setelah hening yang tercipta dalam hitungan menit, Jazael kini berniat mengeluarkan keluh kesahnya, jadi, Sadewa jelas akan menyimak dengan baik.“Dia ngomel-ngomel gak jelas, ‘kok kamu sama dia mulu sih?’ ‘kenapa kamu gak nongkrong aja sama yang lain di café mana gitu’ nyenyenye …
Lucky her, gue ngasih tau dia gue ada dimana, gak gue kasih tau salah, gue kasih tau malah marah. Anjir banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carmine | Sungjake One shoot (s)
Nouvelles"This is my way to show you about the feeling I couldn't describe" _____________________ ɣ̥ TRACKLIST ANTHOLOGY ɣ̥ So, it's just kumpulan oneshoot Sungjake based on my tracklist, jadi tiap ceritanya itu unrelated to one another. It's just my wild th...