firasat tak enak

5.2K 133 65
                                    

kosong.

Tak ada chendra disana.

Jevano pun hanya menghiraukan nya, lalu melangkah kan kaki nya menuju kamar nya karena dia juga mau istirahat.

Sesampainya di kamar dia langsung merebahkan badan nya di atas kasur dan menatap temannya yang sibuk dengan hp mereka masing masing.

" eh tau ga " ucap jibran tiba tiba membuat maven, jevano, dan jaendra pun menoleh ke arah jibran dengan menaikan satu alis mereka seakan bertanya ' apa '.

Jibran yang melihat itu pun berkata " ga jadi hehehe " ucap jibran cengegesan yang membuat ke tiga manusia yang menatap nya pun kesel lalu melanjutkan kembali aktivitas yang tertunda tadi.

Di kamar lain...

" perasaan gue kok ga enak ya " ucap haidhen saat mendapatkan firasat tak enak.

" maksud lo apa dhen? " tanya Rendra kepada haidhen

" ga tau kenapa gue punya firasat ga enak, kayak bakal ada yang terjadi ama kita deh di hari yang akan datang "

" ah ga mungkin sih " ucap chendra yang sedang memainkan handphone nya entah apa yang ia liat.

" yaudah tidur aja, besok kita bakal pergi jalan jalan ke gunung atau ga ke pantai
lagi " ucap Rendra yang di angguki ke dua nya.

Mereka pun merebahkan badan mereka ke kasur lalu tak lama mereka pun pergi ke alam bawah sadar.

Lain hal nya dengan kamar maven dkk, mereka saat ini masih belum tidur entah karena apa yang pasti mereka belum ngantuk.

" EH ANJIRR " ucap mereka kaget saat ada yang melempar jendela kamar mereka di tengah malam begini.

" paan tuh " ucap jibran menoleh ke arah jendela di ikuti ke tiga nya yaitu maven, jevano, dan jaendra tapi tak ada seseorang di sana.

" kok serem ya " ucap jevano merinding bukan cuma dirinya tapi yang lain juga ikut merinding.

" gue takut bang " ujar jibran yang udh gemetaran, ketahuilah kalo haidhen itu adalah pemuda yang sangat takut dengan hal mistis, selain haidhen.

" udah kita tidur aja " ucap maven di angguki mereka.

Mereka pun menyusul teman mereka yang berada di kamar lain ke alam bawah 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳


𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘵𝘶, 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮

______________

Pagi hari pun tiba bulan berganti dengan matahari karena tugas nya sudah selesai dan sekarang tugas matahari.

Dalam kamar empat pemuda yang mesin terlelap di atas kasur dengan gaya yang tidak elite, ada yang kepala nya udh di bawah dan badan nya di atas kasur, ada juga yang tengkurap, dan lebih tidak elite nya ada yang sudah tergeletak di bawah kasur dengan badan yang di bawah kasur dan kaki di atas kasur ck ck.

Pelan pelan salah satu dari mereka mengerjap kan mata sambil mengucek ngucek mata agar penglihatan nya jelas.

Dia adalah maven, ya maven pemuda yang tertua di antara mereka ber tujuh, karena merasa haus maven pun melangkah kan kaki nya menuju dapur.

Setelah meminum air dia pun membalikan badan menuju kamar nya tapi saat dia berbalik dan melangkah keluar dari dapur tiba tiba ia merasakan seseorang yang berjalan di belakang nya, tapi pas boleh tak ada seseorang pun.

Maven memilih acuh dan kembali melangkah kan kaki nya menuju kamar.

Saat sampai di dalam kamar maven melihat ketiga temannya masih tertidur tapi tak lama dari itu dia langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa baju ganti dan handuk.

Maven keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah terganti dan rambut yang basah, maven menoleh ke arah kasur yang terdapat teman nya yang masih tertidur
' dasar kebo ' batin maven melihat temannya.

Dia pun berusaha membangun kan ketiga teman nya.

" oy bangun " ucap maven membangun kan teman nya sambil menggoyang goyang kan badan mereka. karena lelah maven pun memilih membangun kan mereka dengan berteriak.

" WOYY BANGUN KAGA, GUE SIRAM AIR PANAS MAMPUS " yaps mendengar itu mereka buru buru bangun rasa kantuk yang tadi mereka rasakan langsung hilang mendengar teriakan maven.


" sana kalian mandi, kita bakal ke bukit nanti " ucap maven menatap mereka bertiga lalu pergi duduk di sofa yang berada di dalam kamar.

Jaendra pun masuk ke dalam kamar mandi dengan handuk dan baju ganti dia bawa masuk, jevano dan jibran pun masih di atas kasur menunggu jaendra mandi dengan memainkan handphone mereka.

Tangisan laut berdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang