Love and War

245 41 5
                                    

Engsel pada pintu besi yang dibuka mengeluarkan suara berderit, di dalam ruangan meeting kosong dengan minim pencahayaan itu, ketiga dari mereka berjalan masuk dengan tempo yang sama. Xiaoting, Hao, dan Zihao telah sampai ke lokasi yang disematkan oleh nomor misterius dari pemegang agensi Fantasy Entertainment tersebut.

Tujuan mereka hanya satu; yaitu dengan membuat kesepakatan bersama Lee Dongwook agar kehidupan Yujin tidak lagi terancam. Hao rela menjual beberapa persen saham perusahaan miliknya untuk Dongwook asalkan ia meninggalkan Yujin untuk selamanya-lamanya, ia yakin bahkan ayahnya - Zhang Yixing yang sedang berada di Cina sekarang juga pasti akan setuju. Hao akan pastikan ia setuju dengannya.

Tempat ini seharusnya menjadi salah satu cabang dari agensi milik Lee Dongwook, namun ketika memasuki ruangan meeting yang diberitahukan oleh seorang resepsionis di bawah, suasana ruangannya sangat sunyi, bahkan tidak ada suara detak jam di ruangan yang seluruh tirainya tertutup itu, seolah-olah tidak permah ada kehidupan di sini.

Hao jadi berpikir wanita di meja resepsionis itu berbohong kepada mereka.

DUNG! Ditengah waktu berpikirnya seketika lampu LED pada ruangan itu menyala secara berurutan, menunjukkan sebuah layar besar yang menampakkan wajah Lee Dongwook di kediamannya, terduduk seraya menyeringai kecil di depan sebuah green screen.

Ia muncul dalam wujud video call.

Suara pada barisan lampu tersebut cukup mengejutkan, Xiaoting berpura-pura tidak melihat ketika Hao dan Zihao lompat ketakutan dan memeluk satu sama lain di sebelahnya.

"...Anu, maaf tuan muda." Zihao dengan cepat berdiri, jarak minimal dua meter dari Hao dan merapihkan kemeja boss mudanya dengan lembut, Hao lantas mengiyakannya dengan suara bergetar.

"Haha! Kalian datang. Bagus sekali." Suara bariton milik Dongwook seketika merubah suasananya, ketiga dari mereka menatap layar besar itu dengan tajam, terutama Hao yang sangat menyiratkan kebencian di dalamnya.

"Yah. Lo pikir ini semacam lelucon? Lagi jadi pengecut? Sini ngomong empat mata sama gue." Ucapan informal dari Hao yang hampir tidak pernah ditunjukkan itu jelas membuat asisten dan sekertaris nya terkejut. Ini sangat serius untuknya, saat melirik ke seluruh ruangan ia menemukan kamera kecil di atas meja meeting.

Dongwook masih memasang seringai di wajahnya, sebelum terkekeh kecil, "Sopan kamu begitu? Sama om sendiri, loh." Ucapan darinya terasa seperti sebuah hinaan, dia? Mempunyai hubungan dengannya? Jangan bercanda.

"Lo udah gak ada hubungan lagi sama gue."

"Hm, masa? Surat ceraiku sama Mirae mana?"

"..."

Tatapan menusuk Hao seketika lenyap, digantikan dengan ekspresi heran. "Maksudnya...? What. The fuck. Did you do, to her?" Ia geram, mengepalkan tangannya kuat karena perasaan marah, ia pikir hubungan mereka telah selesai dan adil, kemudian ia merasakan penyesalan yang sangat besar karena tidak pernah mengetahui tentang keberadaan Ibu Yujin selama ini.

Tentu saja ini semua adalah ulah Lee Dongwook.

Pria keji yang rela meninggalkan Istri dan anaknya sendiri demi harta dan kekayaan.

"Well, kamu bisa bayangin sendiri. Intinya aku di sini cuma ingin mengingatkanmu saja, Hao-ya~...

... I will always get what I want. Bahkan jika itu mengorbankan nyawa seseorang, and that's exactly what happened to her, si Manis Mirae~" Kini ia menyeringai lebar, Hao hampir saja berlari dan meninju layar di ruangan itu kalau saja Zihao dan Xiaoting tidak menahannya.

Purple Iris To Dandelion | GunJin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang