15. Ajakan

4K 328 10
                                    

a/n:

Biar jelas, gini aja. Mulai minggu depan, cerita ini akan diupdate setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Untuk jamnya aku nggak bisa nentuin, tapi di hari yang udah aku jadwalkan, sudah pasti bakal ada update-an, okay?









"Kacau!" rutuk Janu, frustrasi.

Sepulang dari kediaman Nada, Janu mampir ke rumah sepupunya. Curhat abis-abisan dan Jeromi ngakak brutal karena ketololan Janu. Pria yang usianya dua tahun dibawah Janu itu manggut-manggut. Memaki lagi. "Si goblok! Kalau gue jadi Eila dan kebetulan punya bapak modelan elu, dah gue cut dari kapan tahu. Tenang aja, Bro. Anak lu belum paham. Ntar kalau dia udah ngerti, lu bakal ngerasain nikmatnya dicampakkan anak perempuan." Jeromi tergelak puas melihat kedongkolan di wajah Janu.

"Bangsat!" umpat Janu, "Gue ke sini minta solusi, anjing!"

"Lah, gue aja kagak bisa nyelesein masalah sendiri, ini ngelunjak minta solusi ke gue!" balas Jerome, "Kayaknya lu butuh panggilan baru deh. Si tolol!" Ngakak lagi. Dan lagi-lagi Janu cuma bisa pasrah. Sepertinya dia datang ke orang yang salah. "Tapi, Nu, serius deh ..." Ekspresi konyol Jerome berubah serius, "Lo beneran mau pindah keyakinan?"

"Menurut lo?"

"Kayaknya sih iya. Soalnya gue perhatiin, lu kecintaan ama tu cewek."

"Sok tahu!" cibir Janu. "Nggak lah. Biarpun gue cinta ama si Inez, tapi pantang untuk gue ngelawan yang diatas," lanjutnya, menarik napas dan dibuang perlahan. "Ini gue lagi bingung; gimana cara minta maaf ke anak gue? First time gue dimusuhin anak kecil dan ternyata ngebujuknya lebih susah dibanding emaknya."

"Udah berapa kali lo marahan sama Eila?"

"Mmm ..." Janu mengingat-ingat, "Tiga kali kalau nggak salah."

"Bfff," Jerome menahan tawa. "Gila ya! Belom ada seminggu padahal."

"Eila tuh agak sensitif anaknya," beber Janu.

"Tolol!" cela Jerome, "Udah tahu begitu, kenapa nggak hati-hati goblok?!"

Janu mendengkus. "Ya sekarang lo bayangin; di satu sisi, pacar lo nyasar. Tapi di sisi lain, lo juga nggak tega ninggalin anak lo." Menatap Jerome dengan sorot nelangsa, bahunya merosot lesu. "Itu yang gue rasain tadi pagi."

"Nu, sorry nih ya. Denger lo nyebut pacar sama anak di satu kalimat, kayak nggak etis di telinga manusia paling setia macem gue," cetus Jerome, terang-terangan. Nyatanya, si Yang Mulia Jerome emang manusia paling setia sekeluarga Adhiyaksa. Dia sama istrinya—Audi—pacaran dari zaman SMP, walaupun sering putus-nyambung, tapi begitu selesai kuliah, dia langsung nikahin Audi, meski sampai sekarang belum dikasih momongan.

"Gue juga setia ya sama Inez!" Janu nggak mau kalah.

Ditertawakan Jerome. "Saking setianya lo sampe nggak tahu caranya marah, padahal udah tiga kali mergokin Inez tidur bareng cowok, dan tiga-tiganya saingan bisnis lo." Tawanya meledak penuh cela. "Tolol, tolol. Kasihan amat ponakan gue punya bapak tolol!"

"Anjing lo!"

"Lo lebih anjing tolol!" timpal Jerome, "Sekarang gue tanya; semisal lo nikah sama Inez, apa lo yakin Inez bakal terima Eila? Pun sebaliknya."

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang