☼︎ 𝒔𝒆𝒄𝒐𝒏𝒅 ; 𝒑𝒓𝒐𝒍𝒐𝒈

458 59 2
                                    

.
.
.

“ Kamu tahu sehancur apa aku waktu tahu kamu pergi?
Aku rindu sama kamu, Cakra. ”

“ Kamu bilang kamu mau dibeliin bunga sama aku biar romantis? Tapi kenapa sekarang kesannya menyedihkan, Cakra? ”

“ Kamu bilang kamu mau dibeliin bunga sama aku biar romantis? Tapi kenapa sekarang kesannya menyedihkan, Cakra? ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song playlist ;

Afgan - Bunga Terakhir

Janu masih ingat betul perihal janji Cakra dua tahun silam di Stasiun Tugu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Janu masih ingat betul perihal janji Cakra dua tahun silam di Stasiun Tugu.

Saat itu Janu tampak berat melepas sang pujaan ke kota solo demi pekerjaannya. Cakra adalah seorang penulis novel, tujuannya ke kota solo adalah untuk menjalari latar belakang kota itu yang akan ia pakai sebagai wadah tempat klise dalam ceritanya.

Janu terus tersenyum sembari menggenggam tangan Cakra.

"Disana ndak boleh capek-capek, ya?"

Cakra tergelak. Entah sudah berapa kali sang kekasih mengatakan hal itu sampai-sampai dirinya hafal betul.

"Iya. Aku juga ndak lama disana. Palingan cuma seminggu," ujar Cakra. Ia beralih menatap jam tangan. 7 menit lagi kereta yang akan ia tumpangi segera datang.

"Tunggu aku ya, Janu? Aku janji bakalan pulang dengan selamat. Nanti aku bawain oleh-oleh dari solo yang banyak buat kamu."

Janu mengangguk. "Iya" sahutnya.

Cakra memeluk Janu. Dalam dekapan sang kekasih Cakra berujar, "Nanti aku mau dibeliin kamu bunga pas pulang, biar romantis. Menyambut kepulangan sang pujaan hati haha.." Cakra tergelak dan melepas pelukannya. Ia mengecup pipi tirus milik Janu.

"Iya, sayang."

Janu kembali tersenyum. Tangannya mengusak surai hitam milik sang pujaan. Ada rasa nyeri begitu mendengar ucapan pamit dari Cakra. Seperti ada sebuah ketakutan besar dan rasa kehilangan yang amat menyakitkan. Dadanya sesak secara tiba-tiba.

"Aku tunggu kamu pulang untuk tepatin janji. Ndak butuh oleh-oleh, yang penting kamu pulang dengan selamat."

"Hehe.. oke deh. See you next time my love~"

Bertepatan itu, kereta yang akan ditumpangi Cakra datang juga. Pemuda manis dengan rambut blonde itu menarik kopernya menuju gerbong kereta. Ia menoleh, menatap Janu yang tengah tersenyum sembari melambaikan tangan padanya namun justru tak ia balas. Cakra merasa sesak bukan main, seperti berat meninggalkan jogja bersama salah satu atma yang ia puja ber-asma Janu Ardana.

"See you," lirih Cakra sebelum akhirnya masuk ke dalam kereta. Meninggalkan Janu yang mati-matian menahan tangisnya.

"Cakra, katamu cuma seminggu tapi kenapa kamu ingkar janji? Ini sudah dua tahun dan kamu ndak pulang juga." Janu berujar lirih dengan pandangan menatap stasiun kereta Tugu, berharap matanya mampu menemukan atensi sang pujaan.

Namun, sebesar apapun usahanya menanti sang pujaan, ia tak akan kembali.

Cakra sudah pergi. Berbaur bersama ribuan bintang diatas langit.

Janu sudah kehilangan Cakra.




.
.
.

Funfacy: ini sebenarnya oneshot yang peran aslinya aku pake Haruto & Wonyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Funfacy: ini sebenarnya oneshot yang peran aslinya aku pake Haruto & Wonyoung. Tapi aku rombak buat di pake sebagai story Jeongri si spesialis sad ending wkwk

Harusnya endingnya bates sini doang, tapi nanti aku coba lanjutin deh wkwk

Tbc.

a promise, jeongri✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang