Cinta ya Cinta

127 12 6
                                    

"Aku menyukaimu Naru! Ah ralat aku mencintaimu Naruto Uzumaki. Sangat-sangat mencintaimu." ucap Sasuke lantang membuat seisi mall menatap mereka berdua dengan berbagai macam ekspresi.

"Tapi aku laki-laki!" kata Naruto tak kalah lantang.

"Aku tidak tau. Yang aku tau aku cinta sama kamu. Cuma kamu dan hanya kamu. Titik!" tegas Sasuke.

"Aku tidak tau harus jawab apa. " kata Naruto jujur. Siapa gak bingung kalau dirinya asik jalan-jalan sendiri menikmati waktu luang setelah 5 hari berkecimpung dengan buku-buku pelajaran.

"Gak usah kamu jawab. Yang penting aku udah bilang kalau aku cinta kamu. Mau kamu cinta aku atau gak aku gak peduli. Cinta ya cinta! Titik!"

Naruto memijat pelan keningnya. Kok ada ya orang kaya gini. Mereka berdua itu hanya sebatas kenal saja. Bukan teman apa lagi sahabat. Naruto tau Sasuke karena Sasuke populer dan anak rektor sedangkan dirinya hanya siswa biasa yang menempuh pendidikan dengan biaya hasil jerih payah orang tua dan dirinya sendiri. Kalau mengandalkan orang tua ya gak mampu. Uang sekolah yang harus di keluarkan wajib setara harga motor itu pun belum buku dan yang lainnya.

"Karena kau tidak butuh jawaban aku jadi apa yang harus aku lakukan?" tanya Naruto bingung sendiri.

"Cukup terima keberadaan aku dan jangan menolak apapun yang aku berikan. Perhatian, uang, barang dan yang lainnya pokoknya gak boleh nolak."

"Kamu itu pemaksa ya..." ucap Naruto seraya terkikik membuat kedua matanya menyipit. Sasuke yang melihat itu dibuat salting. Kenapa Naruto begitu indah bahkan tawa kecil saja sudah membuatnya gila.

"Naruto kau indah..." kata Sasuke spontan membuat Naruto malu sendiri.

"Terimakasih, tapi apa orang tuamu tau kelakuanmu ini?" tanya Naruto dan Sasuke menggeleng cepat. "Kalau begitu ijin dulu ke orang tuamu lalu ijin ke orang tuaku setelah itu lakukan apapun yang kau mau aku akan mengikutimu." pupus Naruto membuat Sasuke semangat.

"Baik! Aku akan ijin ke orang tuaku dan orang tuamu lalu kita bersama. Jangan menyesali apa yang kau ucapkan Naruto!"

"Laki-laki pantang menarik ucapannya."

Usai mengatakan itu Naruto memutuskan untuk pulang ke asrama. Kenapa Naruto mengatakan hal itu? Karena Naruto tau tidak mudah menerima hubungan sesama jenis. Hanya kalangan tertentu saja.

Seperti keluarganya. Ibu Naruto meninggal saat melakukan tugas. Sebagai badan penanggulangan bencana ibu Naruto dituntut siaga setiap saat dan saat itu Naruto sangat ingat gempa dengan kekuatan 7.6 magnitudo mengguncang. Banyak bangunan yang roboh. Ibu Naruto memberi pertolongan. Namun saat hendak menyelamatkan anak kecil yang tertimpa reruntuhan naasnya tubuh ibu Naruto ikut tertimpa membuatnya meninggal ditempat bersama anak kecil yang hendak ia tolong. Ayah Naruto yang terpuruk sempat kehilangan jati diri namun beruntung sosok Kakashi bisa memulihkan semua. Jadilah kini ayah Naruto menikah dan hidup bersama.

Sementara keluarga Sasuke? Keluarga kaya dengan aturan tak tertulis ini itu. Akan sangat sulit mendapatkan ijin. Malah kemungkinan besar dirinyalah yang akan lebih banyak menerima dampak.

Dan dugaan Naruto tidak meleset. Saat sudah masuk sekolah, dirinya sudah di panggil untuk bertemu langsung dengan pemilik sekolah.

"Jadi anda Naruto Uzumaki?" tanya pria seumuran ayahnya yang nampak gagah dan berotot dalam balutan jas malah berwarna abu-abu gelap.

"Iya tuan. Apa saya berbuat salah hingga saya di panggil?" tanya Naruto sesantai mungkin. Meski gugup namun Naruto tak ingin terlihat terintimidasi oleh aura dominan ini.

"Kemarin putraku Sasuke meminta ijin menjadikanmu kekasih dan calon pasangannya." jawab ayah Sasuke tegas.

"Lantas?" tanya Naruto menuntut penjelasan.

One shoot Story's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang