HBILY|| 02

7 1 0
                                    

Yona baru saja sampai setelah membayar ojeg online dia segera masuk kedalam rumah.

"Lo punya baju sebagus ini ternyata," Cantika tersenyum memamerkan baju yang di kenakannya.

"Itu kan baju gue, ngapain lo pake," Baju yang baru saja kemarin Yona beli belum sempat ia pake dengan seenaknya Cantika kenakan ke tubuhnya.

"Baju Lo, baju gue juga," Yona menghampiri Cantika dan menarik narik baju itu.

"Lepas, nggak tau diri banget sih Lo,"

Susan yang baru saja keluar dari arah dapur mendorong bahu Yona"Kamu mau apain anak saya hah!"

"Eh kasih tau sama anak lo jadi orang harus tau malu dia pake baju gue," Susan yang hendak menarik rambut Yona dengan sigap gadis itu menepisnya.

"Sudah cukup lo berdua beban di rumah ini," Dada Yona naik turun Susan yang tidak terima di Katai menampar pipi kiri Yona dengan keras.

Matanya berkaca kaca tamparan itu sangat menyakitkan bahkan kini pipinya terasa panas dia segera masuk kedalam kamar dan mengunci pintu membanting kan tubuhnya ke kasur menangis sesegukan.

Kedua orang tuannya pun belum pernah berlaku kasar terhadap dirinya lalu wanita asing itu berprilaku seenaknya.

Setelah kejadian itu Yona tidak bisa tidur semalaman jam lima pagi Yona membawa tas berisikan baju dan juga barang barangnya berjalan ke pintu depan belum ada satu orang pun yang bangun dia memutuskan untuk pergi dari rumah.

Berjalan lumayan jauh dari rumahnya akhirnya angkot lewat dia segera masuk dua hari yang lalu Yona sudah mengincar kosan kosong yang jaraknya lumayan dekat kampus.

"Makasih bang,"Yona menghampiri seorang wanita yang berdiri di dekat kosan.

"Maaf Bu kira-kira kosan nya masih ada yang kosong nggak,"

"Oh kamu mau ngekos di sini, tenang masih ada kosan yang kosong," Yona tersenyum.

"Kebetulan saya pemiliknya, ayo ikut saya," Yona berjalan mengikuti Ibu kos dan berhenti di depan pintu kayu.

"Nah ini yang masih kosong,"

"Ingat peraturan di sini jangan bawa Cowo,  hewan peliharaan dan biaya sebulannya tujuh ratus lima puluh ribu," Yona mengangguk.

"Ini kuncinya, lengkap dengan kamar mandi dalam dan juga dapur kecil," Yona menerima kunci itu dan mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Ini Bu uang untuk bulan ini,"

"Baik, nama saya Hindun nama kamu siapa?"

"Saya Yona Bu,"

"Yasudah saya pergi dulu," Yona mengangguk dan membuka pintu.

.............

Matahari menyelinap memasuki celah-celah gorden matanya mengerjap ponselnya berdering dengan malas ia meraihnya dan mengangkat sebuah panggilan masuk.

"Erga Papah kerumah pukul setengah delapan bersiap lah Papah akan tunjukan perusa-...

Tut.

Erga mematikan panggilan bahkan Papahnya belum sempat menyelesaikan ucapannya.

Dia melempar benda pipih itu sembarang dengan ogah ogahan Erga berjalan menuju arah kamar mandi.

Setelah selesai dengan pakaian kaos putih oblong dan juga celana hitamnya dia berjalan menuruni anak tangga berjalan ke arah dapur dan tidak menemukan makanan kulkas pun kosong dia berdecak Erga lupa untuk membeli makanan.

Selang waktu lima menit suara klakson mobil terdengar Anton masuk dengan membawa seragam kantor di tangannya.

"Ini kenakan jas mu, hari ini Papah akan memperkenalkan mu kepada semua karyawan," Erga menerimanya dan langsung memakainya.

Erga berangkat dengan mobilnya mengikuti laju mobil Papahnya yang berada di depan.

"Selamat pagi pak," Sapa satpam saat Erga dan Papahnya sampai di kantor.

"Pagi," Jawab Anton dan pintu langsung dibukakan Pak satpam.

"Karina kumpulkan semua karyawan diruangan," Ujar Anton kepada Sekretaris.

"Baik pak,"

Erga berjalan dengan tangan yang ia masukan kedalam saku jas semua karyawan sudah terkumpul Antonio mengangkat tangannya pertanda untuk diam.

Karena desas desus bisikan terhadap putranya terdengar jelas di telinganya"Sesuai yang saya katakan tempo hari, perkenalkan ini Ergara Danial Antonio putra saya satu satunya, mulai hari ini dia yang memegang perusahaan ini," Semuanya tertegun terutama para wanita memancarkan pandangan tertarik kepada Ergara.

"Cukup, silahkan kembali bekerja," Titahnya dan langsung di angguki semua karyawan.

"Papah percayakan semuanya kepadamu Erga," Anton menepuk pundak putranya.

TBC



Vote!

Hi Babu! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang