01. DEVIL HUSBAND?

1.1K 25 2
                                    

-Happy Reading-

****



Ruangan itu dipenuhi oleh kegelapan. Satu-satunya cahaya yang menerangi hanyalah remang-remang dari lampu gantung yang berayun pelan di langit-langit. Udara di dalam ruangan terasa pengap, seakan dipenuhi oleh ketegangan yang menggantung di antara dua sosok yang kini berhadapan.

Di tengah ruangan, seorang pria muda berdiri tegak.

Matanya tajam seperti elang, menatap sosok pria paruh baya yang kini berlutut di hadapannya. Tangannya yang kokoh menggenggam sebuah pistol, jari telunjuknya bermain-main di sekitar pelatuk, seolah menikmati momen sebelum membuat keputusan terakhir.

Senyum angkuh menghiasi bibirnya.

"Tuan Muda, saya mohon, ampuni saya. Saya berjanji, saya tidak akan melakukan kesalahan lagi."

Suara pria paruh baya itu bergetar, tubuhnya gemetar ketakutan. Ia tahu, kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan. Ia telah mengkhianati kepercayaan pria muda itu—membocorkan data penting perusahaan kepada pihak lain.

Kesalahan fatal yang berakibat pada satu hal. Kematian.

Ikbal Adrick Addison, sang Tuan Muda yang terkenal kejam dan tak mengenal belas kasihan, tetap berdiri tegak. Sorot matanya sedingin es.

"Tidak ada kata ampun bagi seorang pengkhianat." Suara baritonnya bergema di dalam ruangan yang hening.

Lalu—

Dorr!

Satu tembakan menembus kepala pria paruh baya itu.

Dorr!

Tembakan kedua menghujam dadanya, membuatnya terhuyung ke belakang.

Dorr!

Tembakan terakhir menjadi akhir dari semuanya.

Tubuh pria paruh baya itu ambruk ke lantai dengan suara berdebam, darah mengalir membentuk genangan pekat di bawahnya. Senyum smirk tergambar di bibir Ikbal.

Tapi… Ia belum puas.

Matanya menatap dingin tubuh yang terkapar di depannya, nafas yang tersisa dari pria itu masih terdengar tersengal. Seakan belum cukup dengan kematian yang mendekat, Ikbal menginstruksikan sesuatu pada salah satu bodyguard-nya.

"Ambilkan aku senjata."

Tanpa banyak tanya, salah satu anak buahnya segera menyodorkan sebilah pisau belati berkilauan. Ikbal menerimanya dengan tatapan tajam, matanya memancarkan kesenangan yang kelam.

Dengan gerakan lambat, ia berjongkok di hadapan pria malang itu. "Ini pelajaran terakhir untukmu."

Srek!

Pisau itu mulai merobek kulit, menggores luka yang membuat pria paruh baya itu mengerang kesakitan.

"Aaarrghh!"

Jeritan pilu menggema di dalam ruangan, tapi tak ada seorang pun yang merasa iba. Ikbal hanya tersenyum puas, seolah suara kesakitan itu adalah melodi yang menyenangkan di telinganya.

Srek!

Tusukan terakhir mengakhiri segalanya.

Tak ada lagi suara rintihan, hanya keheningan mencekam yang menyelimuti ruangan. Ikbal melempar pisau yang berlumuran darah ke arah salah satu bodyguard-nya.

"Bereskan dia."

Suara perintahnya begitu datar, seakan kejadian ini bukanlah sesuatu yang besar. Sementara bodyguard-nya mulai bergerak untuk membersihkan tempat itu, sebuah suara lain tiba-tiba terdengar.

Istri Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang