Flashback On
⭐️
"Ma! kak Jerri ambil dasiku, kan aku juga pake hari ini!" Alen pagi-pagi sudah merasa kesal dengan sang kakak. Dasi yang seharusnya ia pakai malah tergantung apik di leher Kakaknya, Jerri. Ditambah lagi sekarang hari senin, dimana upacara akan berlangsung, tentu saja kerapihan nomor satu, alasan lain Alen gamau di hukum panas-panas berdiri karena ga pakai dasi, apalagi ini pertama kalinya pakai seragam abu-abu dan pastinya pertama kali masuk Sekolah Menengah Atas.
"Aku hari ini ada Try-Out, Dek! kalau ga pake bisa ga boleh masuk sama pengawas..." Kak Jerri mencoba merayu agar Adek kesayangannya ini mengalah, memang kakak yang susah untuk mengalah ya Jerri ini.
"Gamauuuu! aku juga gamau di hukum, Kak!" Alen udah mau nangis aja kalau beneran di hukum, mana ini hari pertamanya sekolah.
"Ga bakal dihukum kalau anak baru, Dek..."
"Udah-udah, Jerry kasih dasi nya ke Alen. Kamu beli di koperasi nanti." Mama mencoba menengahi, agar tidak terjadi kerecokan di pagi hari, apalagi menganggu tetangga.
Jerri kesel, kenapa kudu beli! kan uangnya bisa ia pake buat beli makan. Mana muka Alen songong lagi. Sudah sewajarnya jika pagi-pagi ribut, apalagi perihal sekolah.
⭐️
Alen memang satu sekolah dengan Kakaknya, kata Mama biar kalau ada sesuatu lebih gampang. Mama anti ribet orangnya.
"Tuh barisan anak baru, sana." Tunjuk kakaknya pada barisan dengan murid-murid yang seragamnya masih terkihat kaku.
"Ih iyaa iya!"
Upacara berlangsung dengan damai, meskipun panas juga Alen masih kuat buat dengar sambutan dari Kepala Sekolah untuk murid baru.
Hingga upacara mau selesai, seseorang yang berada di depannya berangsur untuk ke belakang, kan upacara belum selesai ya? kok dia udah kebelakang? Tanyanya dalam hati. Aslinya Alen ga terlalu peduli jika ada yang nyerobot ke belakang, tapi masalahnya ini teman depannya yang menjulang tinggi dan badan yang besar, kan ini kesempatan buat Alen biar ga kena panas, eh malah pergi.
Alen menoleh ke belakang, ternyata orang di depannya tadi menghampiri Kakak PMR yang berjaga jika terjadi sesuatu. Arah pandangnya tidak berubah, matanya masih mengikuti gerak ke mana arah orang itu pergi, sepertinya akan ke UKS tebak Alen, karena Kakak PMR yang berjaga itu mengikuti orang tersebut.
Upacara telah dibubarkan, ia mengikuti arahan Kakak OSIS untuk melihat mading dimana namanya akan tercantum pada tabel Gugus masing-masing. Alen menyusuri satu persatu kertas yang tertempel, dan ketemu. Ohh Gugus Berlian, ia langkahkan pada kelas yang bertuliskan Berlian.
Alen mengedarkan pandangan, dimana ia akan duduk karena bangku depan yang sudah terisi penuh ia harus memilih bangku belakang, "Maaf, ini kosong kan?" Sebelum ia menempati bangku tersebut, dirinya meminta izin pada seseorang yang menundukan kepalanya pada meja. Yang diminta izin akhirnya mengangkat kepalanya untuk menengok ke arah samping, alangkah iterkejutnya waktu mata Alen bertemu, Loh orang ini yang tadi barisan depan gue ga si?
"Kosong," Jawab Himalaya.
Dengan segera Alen mendudukan dirinya pada bangku tersebut. Alen ga suka canggung seperti saat ini, apalagi teman sebangkunya ini sedikit kaku, "Nama kamu siapa? Aku Akhilendra panggil aja Alen!" Yap, dirinya yang harus memulai perkenalan karena sangat tidak mungkin seseorang disampingnya yang memulai, orang menengok ek arah Alen aja enggak.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Stars - Himalaya • a hwanbby story
FanfictionThe brightest star and six feet away from you that's me. I am Your Himalayas. To : Akhilendra, from the stars. writte, sam.