Weekend

15 2 0
                                    

Tokoh : Lee Haechan

Hari Minggu adalah hari dimana waktunya Haechan bermain bersama teman barunya yang tinggal tepat di sebelah rumahnya.

Dengan langkah riang, Haechan memasuki pekarangan rumah teman barunya itu dan mengetuk pintu.

Setelah tiga kali mengetuk tetap tidak ada sahutan dari dalam membuat Haechan memilih masuk dengan ucapan permisi yang terucap.

Setelah masuk, pandangannya mengitari ruangan di rumah itu dan merasa aneh.

"Tidak bisanya rumah ini gelap. Apa semua penghuni sedang pergi? Tetapi kenapa tidak mengunci pintu?." batin Haechan

Tak..
Tak..
Tak..

Haechan tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara dari arah dapur. Ia berjalan menghampiri suara itu dan melihat sosok ibu sang teman yang sedang memotong sesuatu.

Tidak tahan dengan keheningan akhirnya Haechan berucap dari pintu dapur.

"Tante, aku haus minta air ya."

Tapi tidak ada sahutan sama sekali membuat Haechan berucap sekali lagi.

"Tante tuli ya, aku ngomong kok gak dijawab."

Tidak lama setelahnya sesuatu terjatuh ke lantai.

Haechan pikir itu sayuran yang sedang dipotong dan tidak sengaja jatuh. Jadi ia berinisiatif mengambil nya, saat sedang berjongkok ia melihat bahwa itu bukan potongan sayur melainkan "jari tangan" sontak ia terduduk dan melihat ke arah kanannya. Sosok ibu sang teman tidak memiliki kaki dengan bagian tangan kirinya tidak memiliki jari.

"Jadi sedari tadi yang dipotong itu jari tangan kirinya sendiri." Batin Haechan

Lamunannya lagi-lagi terpecah ketika mendengar suara teriakan dari atas. Oh itu suara temannya yang mengatakan "Sebentar ya aku lagi ambil mainan dulu."

Tetapi, Haechan tidak menghiraukan ucapan temannya itu. Ia memilih berlari ke arah pintu depan untuk kembali ke rumah.

Haechan sungguh ketakutan akan sesuatu yang dilihatnya tadi. Hal itulah yang juga membuat Haechan selalu menolak jika sang teman mengajaknya bermain ke rumahnya bahkan sampai sang teman pindah.





Mimpi indah..

A CHOICE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang