Rasa Ini *8

458 19 9
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
Ke esokan Harinya (?)

"Viaa..." panggil Alvin genit.

"Hmm." Respon Via membuat Alvin kesal dan menekuk wajahnya.

"Kok cuma 'hmm' doang sih responnya? Koapin cedih.." ucap Alvin memasang pura-pura sedih.

"Childish tau gak lo, Vin. Kok lo jadi manja gini sih?"

"Ah, lo mah gak peka! Koapin BeTe cama pia!!"

"Nyanyi dong, bhahak."

"Apin BeTe cama pia, apin cebel cama Pia, apin keki cama pia, apin bete bete bete." Nyanyian Alvin yang membuat Via tertawa terbahak-bahak. Apalagi Alvin menyanyikannya dengan tanpa nada sepertinya. Sepertj tak ada semangat hidup.

"Kok lembek sih, koapinnya Pia?"

"Koapin kan belum dikasih vitamin sama Pia."

Via mengkerutkan keningnya. "Vitamin?"

"Iyaa.. iniiii?" Ucap Alvin sambil menunjukkan pipinya.

"Ciih najis lo!! Pergi sana, usir cantik..hush hush sanahhhh.."

Alvin malah semakin memajukan bibirnya dan melipat tangannya didepan dada. "Katanya usir cantik, tapi kok kayak usir jelek? Usir cantik itu kan halus halus gimana gitu."

Sivia lagi lagi mendengus kesal. Ia segera memasukkan gadgetnya kedalam tas lalu berdiri dengan tas yang telah bertengger di bahunya.

"Ayo pulang!" Ucap Via sambil menarik tangan Alvin menuju ke parkiran.

Alvin yang ditarik tangannya hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Via yang berjalan didepannya.

Sesampainya diparkiran, ternyata sudah ada Ify, Iel, Shilla dan.... Rio? Pantas saja Ify sedari tadi rapet ke Iel, ternyata ada Rio toh.

Via dan Alvin menatap heran kearah sahabatnya itu. "Cakka - Agni mana?" Tanya Via heran.

Semua mengangkat bahunya pertanda tidak tahu. "Itu yang digenggaman tangan kiri lo apa, Vi?" Tanya Shilla yang mulai jahil.

Via menoleh kearah tangan kirinya dan sontak ia melepaskan genggaman tangan Alvin. Alvin hanya mendesah kecewa dan menatap sinis para Sahabatnya yang sudah tertawa terbahak.

"Pulang yuk, Vi." Ajak Alvin ketus lalu pergi menarik Sivia menuju mobilnya dan pergi tanpa pamitan kearah teman-temannya.

"Hah? Tumbenan banget Alvin ngambek." Ucap Iel sedikit terkekeh.

"Lagi PMS kali wkwk." Balas Rio yang sukses membuat mereka tertawa kecuali Ify.

"Ciih, basi." Gumam Ify pelan.

"Hah? Apa, Fy?" Tanya Iel yang memang berada paling dekat dengan Ify.

"Gak apa-apa kok, Yel." Ucap Ify memaksakan senyumnya. Membuat Iel sedikit percaya.

"Yel, anter aku pulang ya?" Rujuk Shilla sambil sedikit menggoyangkan tangan Iel.

Iel yang mendengar rujukan Shilla hanya bingung dan dilema. "Tapiii,,,, Ify?"

Ify hanya tersenyum kearah Iel pertanda bahwa ia menyuruh Iel untuk mengantarkan Shilla saja. Namun terdapat gurat kekhawatiran dalam wajah Iel. Heii, ada apa dengan Iel?

"Ify biar gue yang anterin." Ucap Rio singkat membuat Ify tercekat dan menoleh kearahnya dan sukses tatapan mereka bertemu.

"Tap-"

"Udahlah Yel, lagi pula lo sama Shilla aja kan udah biasa. Gue sama Ify mau ada urusan sebentar. Sudah sana lo anter Shilla. Cewek gak suka nunggu, Bro!!"

Rasa IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang