"Minggir!"
Gerombolan anak laki-laki berseragam putih abu-abu memadati toilet umum di sekolahnya.
Mereka sedang mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga.
Di situ juga ada dua anak perempuan yang juga mengganti pakaiannya.
Saat melewati dua anak perempuan yang sedang mengobrol, salah satu dari mereka itu langsung menegurnya.
"Ini masih pagi, udah pada gibah di sini. Nggak ada kerjaan lain, apa? Mendingan lekas pergi, " usir salah satu anak laki-laki yang bertampang galak, tengah menatap Valia dan juga Jingga.
Valia dan jingga hanya diam menatap mereka yang mulai masuk ke dalam toilet.
Tak ada sedikitpun rasa takut di hati Valia. Bahkan Valia bergumam, kalau anak laki-laki itu tidak memiliki sopan santun sama sekali.
"Cepat, pergi!" kembali mereka membentak dan membuat kedua gadis itu terkejut.
"Haduh! Ngagetin aja! Bisa nggak sih, nggak harus membentak gitu," tegur Valia, terkejut dengan memegangi dadanya.
Erlangga, ketua geng Warior itu hanya menatapnya dingin. Pemuda tampan dengan wajah kebarat-baratan itu terkesan dingin, dan tak begitu menyukai perempuan.
Di sekolahnya, tidak sedikit anak perempuan yang mengidolakannya, karena dia bagian dari jajaran most wanted di sekolahnya.
Namun dia terlalu cuek, dan masa bodoh, dengan orang-orang di sekitarnya.
"Berani Lo!"
Deon, salah satu dari anggota geng Warior itu kembali membentak mereka.
Jingga langsung menyeret Valia untuk diajaknya menjauh dari mereka. Karena mereka kelompok orang yang cukup berbahaya.
"Valia! Udah, nggak usah berurusan sama mereka. Mereka itu berbahaya. Lo sih, nggak tahu siapa mereka," tegur Jingga.
Jingga adalah teman sebangku Valia, sekaligus sepupunya.
Valia memang masih baru pindahan di sekolah itu. Jadi ia masih belum tahu seluk-beluk murid di sekolah barunya.
"Memangnya mereka itu siapa?" tanya Valia.
"Mereka itu anak geng motor. Maksud gue, anak Warior, penghuni sekolah kita," jawab Jingga.
"Oh!"
Valia hanya menanggapinya dengan menjawabnya 'Oh' saja, seakan tak takut, dan tak perduli dengan keberadaan mereka.
"Oh! Lo, bilang?"
Jingga membelalakkan bola matanya menatap gemas pada sepupunya itu. Tak ada takut-takutnya, Valia pada kelompok geng Warior yang terkenal kejam di sekolahnya.
"Memangnya Lo nggak takut sama mereka. Mereka itu kejam, Valia. Mereka suka membuat keonaran di sekolah, maupun di jalanan," bisik Jingga lirih, tak mau didengar oleh mereka, karena bisa berbuntut panjang urusannya.
Valia menghela nafasnya, dengan menatap Jingga yang nampak takut dengan keberadaan geng Warior itu.
Ia tak tahu apa saja yang diperbuat oleh anak geng Warior, tapi ia juga tak peduli dengan mereka.
"Jingga! Ngapain Lo harus takut sama mereka. Mereka itu makan nasi, kita pun sama. Sama-sama makan nasi aja, kok takut. Udah, deh. Nggak usah takut. Mereka nggak bakalan pukul kita kok," omel Valia.
"Huft ... Terserah Lo! Val! Repot ngomong sama Lo. Sampai dower pun nggak akan pernah percaya. Gue harap ... Lo nggak Sampai bermasalah dengan mereka. Urusannya akan berabe."
![](https://img.wattpad.com/cover/341907750-288-k764229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Classmate
RandomRasa kecewa di alami oleh Valia. Diusianya yang masih dibilang dini, ia ternyata sudah dijodohkan dengan orang tuanya, dan itupun tanpa berunding dulu dengannya. Yang paling membuatnya kecewa, ternyata cowok yang dijodohkan dengannya itu adalah Erl...