Chapter 8. Paprika TV

196 24 21
                                    







Zin POV

"Sebenarnya apa kerjaanmu?" tanyaku ke lelaki bertumbuh tinggi yang duduk di seberang kursi penumpangku.

Dari posturnya saja aku tau kalau Sehoon itu kuat, tapi kenapa orang ini tidak menghalangi Jia yang ingin keluar dari rumah. Mau bagaimanapun, jika Jia sendirian kondisinya tidak memungkinkan. Meskipun dia tau cara merawat lukanya, namun untuk di bagian yang tidak terjangkau dia masih membutuhkan bantun. Dan apa mereka sungguh mengizinkan? Gadis itu memangnya pernah melakukan sesuatu sendiri?

Bahkan setiap aku membantu Jia, gadis itu memang berucap tidak usah dibantu, namun dia tidak terlihat tidak enak hati, gesturnya seperti sudah terbiasa dilayani. Aku sampai terbisa memberitahu Jia kapan harus berterimakasih. Beruntung gadis itu mudah menurut, mungkin juga dia sadar kalau mulai menjalani cara hidup yang baru.

"Saya tentu pengawal nona muda." membuatku mendengus mendengarnya, tidak dipungkiri, Sehoon memang gesit, saat kejadian di UKS pun lelaki itu hanya butuh kurang dari sepuluh menit meskipun dengan kondisi penuh peluh. Namun lelaki ini sangat kaku.

"Terus harusnya kau cegah, dong. Jia tinggal sendiri? Aku yang baru mengenalnya saja tau, kalau dia tidak bisa."

Hening.

'Apa-apan? dia nggak menjawab?'

"Saya tidak berhak mempengaruhi Nona muda. Saya hanya menuruti perintah, Presedir."

Aku sampai menganga mendengarnya. Pantas saja, aku selalu bertanya-tanya darimana sifat tuan putri Jia. Ternyata yang membentuk ada didepannya. -.-

"... Sudahlah." Aku tidak akan bertanya lagi. Keluarga kaya memang tidak waras.

Ya, salahku juga sih. Dilihat Jia yang ngerasa aneh kalo ada orang gapunya uang aja udah jadi bukti kalau dia ga waras.


POV END


**


"Seharunya langsung pulang saja, aku minta turun sini kan sekalian mau ke minimarket, kenapa ikut juga. Ini kan sudah malam, jangan seenaknya sendiri meskipun Sehoon nggak ngelarang! Padahal kau belikan aku jaket ini, tapi kau sendiri masih pakai seragam. Terus kenapa stockingmu kau lepas, nanti dingin."

Omel Zin melihat kesal Jia yang hanya menganggapnya angin lalu. Jia ingin melihat Hyungseok! dia juga ingin tau MC dengan tubuh aslinya itu seperti apa. Saat Zin membuka pintu mereka dikejutkan suara makian dan tinju yang hendak dilayangkan ke penjaga kasir tersebut.

"HEI!"

Dia selamat! ucap Hyungseok dalam hati. Huh?! Lee Zin? kenapa dia bersama Jia? Jia juga masih memakai seragam.

Jia ikut kaget karena baru sadar arc paprika tv baru dimulai. Jia melirik Zin yang ternyata juga meliriknya, bingung. Jia menahan tawa dalam dati, ternyata Zin mencegah secara spontan.

"Tunggu.. Hm.." Ucap Zin bingung.

"Kau siapa, Brengsek?!!" Bentak lelaki berkaus singlet marah.

"Dia teman sekelasku!" Sahut Yui spontan, lalu menatap Jia sebal yang berada di samping Zin.

"Teman sekelasmu? Dia anak kelas satu?!!"

Zin melirik penjaga yang terlihat cemas, pikirannya berkelana bahwa orang itu ternyata sering dipukuli seperti ini, membuat setitik rasa bersalah muncul, karena dirinya juga salah satu orang yang pernah memukulinya.

LOOKISM X READER [KLISE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang