JMJN:E:001

607 42 1
                                    

Jaemjen!!

Happy reading!


Di pagi hari yang cerah. Tepat di sekolah SMA Cakra Alam sedang ada keributan yang memenuhi aula sekolah karena banyaknya murid yang penasaran dengan keributan itu. Para guru dan penjaga sekolah cuman bisa pasrah menatap dua murid yang sangat bermasalah di sekolah ini.

Dua murid yang kalau udah ketemu bukannya saling menyapa tapi malah adu jotos. Dua murid ini sebenarnya termasuk kedalam list murid pintar di sekolah SMA Cakra Alam tersebut, hanya saja identitas pintar mereka tertutup oleh identitas mereka yang sering sekali berbuat ribut.

"JENDRICK! JAKSA!" Teriak salah satu guru. Guru itu berlari menghampiri kerumunan orang lalu memisahkan kedua murid yang ribut itu. Setelah memisahkan dua murid itu, guru-guru langsung membawanya ke ruang kepala sekolah itu di evakuasi. Wow, evakuasi.

Dua murid itu adalah Jendrick dan Jaksa, murid dari keluarga konglomerat. Sayang saja, kedua orang tua mereka belum tahu keseharian mereka di sekolah itu gimana.

Di ruang kepala sekolah.

Jendrick dan Jaksa hanya menundukkan kepala mereka dikala kepala sekolah mereka mengomeli mereka habis-habisan. Ini bukanlah puncak keributan mereka, tapi kepsek sudah naik pitam melebihi sebelumnya.

"Kalian ini! Ribut saja kerjaannya, kalian pintar loh, kenapa tidak ikut olimpiade saja hah?! Jangan kerjaannya ribut terus!! Belum saja orang tua kalian tau! Mau ibu kasih tau ke orang tua kalian?! JENDRICK, JAKSA!" Ucap kepala sekolah. Jendrick dan Jaksa hanya menganggukkan kepala mereka tidak tahu ingin berbicara gimana, takut salah bicara. Kepala sekolah itu hanya bisa menghela nafasnya lalu menyuruh Jendrick dan Jaksa untuk membersihkan dua kelas berdua setelah jam pulang sekolah.

"Akan ibu pantau kalian ketika pulang nanti, jika salah satu dari kalian ada yang kabur, maka, ibu akan tambahkan dua kelas lagi" Ucap kepala sekolah. Jendrick dan Jaksa yang hendak pergi dari ruangan itu mendadak merinding dan langsung berlari menjauh dari ruangan kepala sekolah.

"Shit, gara-gara lo Jak!" Ucap Jendrick menunjuk-nunjuk wajah Jaksa. Jaksa yang di tunjuk memukul lengan Jendrick yang langsung membuat Jendrick lemas. Tidak main-main pukulan Jaksa tuh sebenarnya!

"Denger ya Rick, tadi siapa yang ngajak adu jotos? Yang mancing duluan siapa anjing!" Ucap Jaksa yang ancang-ancang ingin menampar wajah Jendrick tapi langsung di tahan oleh temannya Jaksa.

"Sadar Jak!" Ucap temannya Jaksa. Jaksa menepis tangan temannya yang menahannya dan langsung menengok ke temannya.

"Lo ngapain sih Hardan!" Ucap Jaksa menatap nyilang temannya, Hardan. Hardan menatap tak suka kepada Jaksa lalu menarik kasar tangan Jaksa menjauh dari Jendrick.

Hardan membawa Jaksa ke kantin lalu menghempaskan tangan Jaksa begitu saja. Hardan menghela nafasnya kasar lalu menatap Jaksa yang sudah duduk di bangku kantin. Jaksa orangnya kalau sudah emosi dengan satu orang, merambat ke orang lain, Hardan harus tahan sikap Jaksa yang seperti itu.

Hardan duduk berhadapan dengan Jaksa dan siap mengintrogasi Jaksa. Jaksa yang melihatnya langsung beranjak dari duduknya lalu pergi dari kantin, meninggalkan Hardan yang bengong saja menatap kepergian Jaksa tanpa mengejar Jaksa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enemy [ Jaemjen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang