ch. 4

17.1K 371 3
                                    

"Fiony udah pulang, gimana kalo kita pulang jugaa??" -tanya ara sambil menatap intens kepada chika yang menyenderkan kepalanya di kayu bangku dengan mata terpejam

Chika tidak mengatakan apapun dan hanya menganguki perkataan ara

"Sipp, sini aku gendong"

"Gausah ra, aku bisa jalan sendiri, lagian mobil nya jg udah di depan" Ucap chika yang langsung berjalan menuju mobil ara

"Duhh cobaan apa lagi inii hiks" Ucap ara lalu langsung berlari menuju mobil

Saat ara sudah di dalam mobil ia melihat chika hanya sibuk sendiri, dan tidak memerhatikannya"Sayangg? Kamu kenapaa"-ucap ara

"Ga"

"Ihhhhh kaacikaa,kamu kenapaa"

"Udah, di apart aja."

"O-oke..."

"Anjg prasaan aing gaenak" -Batin ara

Selama di dalam perjalanan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut chika, ia hanya bermain hpnya dengan aura menyeramkan

Ara hanya bisa fokus menyetir karna hari sudah mulai gelap dan tiba tiba cuaca menjadi buruk,turun hujan deras dan di bersamai oleh petir yang menggelegar

.
.
.
.
.
.

Sesampainya di apart

"Ka chika aku mandi duluan ya?" Tanya ara

(FYI walaupun mereka naik mobil tapi tetap basah dikarenakan parkiran mobil apartnya itu terpisah jadi ia harus lari larian di tengah hujan dan yaa akhirnya mereka basah kuyup)

"Lanjutin apa yang kamu buat tadi sore."
Ucap chika sambil mendorong ara kedalam kamar mandi

*Brukk

Suara benturan badan ara yang mengenai tembok kamar mandi

"Awhhh, kachika kenapa sii"

"Gausah pura pura gatau ya"

"Gatau ap-MHHHHH"

Cup slurrpp cupphh

"Aanhhh kakhh....."

Cuphhhmmm

"Mmmhhhss"

"Sshhh mmhhhh"

Setelah 5 menit akhirnya lumatan chika berhenti

"Aaahhhhhh, kakhh besokkhh ajahh aahh hhh hahh akuhh chapekh bhesokhh adahh metetinghh"

"Hmm gitu yahh?? Okedehh tunggu yaa"
-balas chika

"Huhhh untung gajadi"
-batin ara, kaki nya lemas ia tiba tiba berjongkok menundukan kepalanya

Tapi chika tiba tiba lari dari kamar mandi menuju nakas yang ada di samping kasurnya, ia membuka laci nya mengambil suata "alat" Lalu kembali dengan senyum yang menyeringai

Pacar Nafsuan (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang