Cinta dan Pernikahan (menurut SOCRATES)

1 0 0
                                    

Cinta, aku masih ingat ketika banyak orang bercerita padaku saat aku menanyakan apa itu cinta? Apa itu perkawinan (pernikahan)? Dan apa itu jodoh? Tapi itu cerita selanjutnya, kali ini aku akan menceritakan kisah dari seorang filsuf yang bertanya pada gurunya tentang cinta.

Pada suatu hari Plato bertanya pada gurunya ( Socrates), "Wahai guru apa itu cinta? Bagaimana aku bisa menemukannya?"

Socrates yang bijak-pun menjawab pertanyaan muridnya(Plato):

"Pergilah sekarang juga ke dalam hutan di depan sana, dan carilah sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku".!!!

Kemudian Plato menjalankan perintah sang guru (Socrates) dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut, di dalam hutan dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, akhirnya Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang guru (Socrates).

Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :" Muridku, manakah pohon yang aku pesankan kepadamu ?" Plato menjawab kepada gurunya (Socrates) :' Wahai guruku, aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap".

Socrates pun tersenyum dan mengatakan pada Plato:" Muridku...kamu sebenarnya telah melakukan apa itu cinta tanpa kamu sadari tentang "Hakikat Cinta,yaitu:

Cinta itu semakin dicari, semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di lubuk hati, ketika kita tidak dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih, ketika belum puas dan merasa belum menemukannya, maka kamu akan terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang lain, sehingga kehampaan yang kamu dapatkan."Tidak ada satu pun yang didapatkan sedang kamu tidak dapat mundur kembali".

Beberapa hari kemudian, Plato kembali bertanya kepada gurunya, "Wahai guru apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya menjawab, "Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,bagus, kokoh tebanglah dan bawalah padaku. Dengan begitu kamu telah menemukan apa itu perkawinan?"

Plato kemudian berjalan dan setelah beberapa lama kemudian ia kembali dengan membawa sebuah pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang dikatakan sang guru. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Plato menjawab, "Aku melihat beberapa pohon yang bagus, tinggi dan kokoh dalam perjalanan di hutan, tapi kali ini aku belajar dari pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi pada kesempatan ini, aku melihat pohon ini dan kurasa tidak terlalu buruk. Jadi aku putuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya, dan kurasa ini adalah pohon terbaik yang aku lihat."

Gurunya menjawab, "Itulah yang dimaksud dengan perkawinan."

Perkawinan merupakan proses mendapatkan kesempatan. Ketika kamu mencari yang terbaik di antara pilihan yang ada, maka kamu akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin kamu dapatkan, maka sia-sialah waktumu untuk mendapatkan perkawinan itu. Perkawinan merupakan pengambilan keputusan yang berani, untuk dapat saling melengkapi dan menerima kekurangan satu sama lain. Karena kesempurnaan itu hanyalah hampa.

CERITA SEMESTA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang