03. Antonio?

4 2 0
                                    

"Kamu ...."
































"MATI!!"


Juan tersadar dari mimpi buruknya, nafasnya memburu dengan peluh yang bercucuran di seluruh tubuhnya.

Lagi-lagi mimpi itu, Juan tak tau mengapa ia selalu memimpikan hal yang sama. Selalu bermimpi bahwa ia dan wanita dengan sekujur tubuh dipenuhi darah yang tak tahu siapa wanita itu dan kenapa ia harus membunuhnya?

Setelahnya, ia mendengar derit pintu terbuka menampilkan sesosok wanita paruh baya.

"Juan?! Kamu kenapa, Nak?!" Ujar sang ibu kaget melihat kondisi Juan yang kacau.

"Juan..."

"Ma... kenapa Juan selalu bermimpi hal yang sama?" mendengar keluhan sang anak, tentu saja membuat sang ibu bingung.

"Mimpi?" tanyanya yang diangguki Juan, lalu ia hanya tersenyum hangat mendekap putra semata wayangnya. "Itu hanya bunga tidur, Nak. Kamu gak perlu khawatir,"

"Tapi, Ma..."

"Udah jangan terlalu dipikirin, sekarang kamu siap siap anterin Mama belanja,"

Kalimatnya tertahan di ujung lidah tatkala melihat punggung itu mulai menghilang terhalang tembok, Juan ingin bertanya apakah ia pernah melakukan hal yang buruk di masa lalu? Atau Juan itu reinkarnasi dari seorang pembunuh?






                 +ו••Antonio?•••×+

Pagi ini tak seperti biasanya, tak ada yang mengolok-olok Juan di sekolahnya ia sangat ingin bertanya namun ia pendam saja justru itu hal yang bagus bukan?

Tungkainya melangkah menuju kelasnya, baru saja ia menghirup udara segar tak sengaja ia berpapasan dengan pemuda yang tak ingin ia temui.

Satya, pemuda itu tengah berdiri tegap bersedekap dada menatap Juan yang kini menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Juan ingin mengabaikan dan berbelok kiri menuju kelas, namun Satya menghadangnya.

Satya berjalan mengelilingi pemuda Andreas dan menatap setiap inci tubuh yang dibaluti seragam sekolah itu. "Lo, bisa-bisanya menang tanding! Berani banget lo rebut posisi gue, anak gila!" ucapnya sangat pelan namun mengintimidasi.

"Tanding? Kakak ngomong apa si? Aku gak pernah ikut tanding apapun."

"Diam!!" Satya yang dipenuhi emosi itu pun segera melayangkan pukulannya ke arah wajah Juan membuat pemuda itu tersungkur dan suara jeritan anak perempuan mulai menggema.

Juan meringis dan merasakan jika sudut bibirnya sobek dan berdarah. Ia berusaha bangkit dan memandangi pemuda tampan bak pangeran itu memandangnya penuh kebencian.

Tiba-tiba ia melihat pemuda lain berjalan melewatinya mencengkram kerah kemeja Satya lalu memukul di area yang sama membuat suara riuh semakin menggema di penjuru ruangan.

Juan menyaksikan bahwa pemuda itu tak henti-hentinya memukuli wajah tampan Prasatya yang kini sudah berubah babak belur, Juan dengan cepat menghentikan pemuda itu dan ia sangat terkejut melihat wajah itu.......






























Sangat mirip dengannya.....


















                +ו••Antonio?•••×+

Kini pelajaran olahraga dimulai, semua siswa kelas 11 sosial 3 tengah berkumpul di lapangan melakukan pemanasan.

Juan kali ini banyak diam, bahkan Riki saja ia acuhkan. Ia terus saja memikirkan siapa pemuda berparas mirip dengannya itu? Bedanya ia memiliki tatapan yang tajam, berekspresi datar, dan stelannya berwarna hitam.

ANTONIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang