"Chik makasih ya, gw mau pulang dulu momy gw dah bersabda" ucap Ashel berpamitan pada Chika.
"Iya Shel" ucap Chika tersenyum.
"Kapan-kapan gw main lagi boleh kan"
"I i iya boleh kok" ucap Chika.
"Bye love" teriak Ashel yang sedang melambaikan tangannya sambil memberikan kissbye pada Chika.
"Bye" Chika melambaikan tangan sambil menunggu punggung Ashel sampai tak terlihat lagi.
Setelah memastikan bahwa Ashel pergi, ia menutup pintu kamarnya. Chika merasakan sangat lelah hari ini. Selain kegiatan ospek yang melelahkan, Chika juga sedikit kewalahan saat bersama Ashel yang tak henti mengajaknya bicara.
Chika membereskan tempat tidurnya yang sedikit berantakan karena cemilan berserakan yang tadi ia makan bersama Ashel.
Tok tok tok
"Permisi"
"Iya sebentar" ucap Chika dari dalam.
Cklek
Chika membuka pintu kamarnya. Sesosok pria yang masih menggunakan seragam ospeknya tampak tersenyum ke arahnya.
"Emang cowo boleh masuk ya?" Tanya Chika.
Pria yang ditanya hanya terdiam masih sambil tersenyum mengagumi paras cantik wanita didepannya.
"Woy sehat lo?" Tanya Chika sambil menjentikkan jarinya didepan wajah pria itu.
"Saya Arlan, biasa dipanggil kasep" ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya.
"Gak nanya nama lo" ucap Chika.
"Oh iya aku kesini cari Oniel, ini benarkan kamarnya Cornelia Saras?"
Tanyanya kembali ke tujuan awal."Iya, tapi orangnya lagi gak ada"
"Oh yaudah nanti aku kesini lagi"
"Lo belom jawab pertanyaan gw kenapa lo bisa di asrama putri?"
"Oalah, kan yang lagi jaga teh mamang saya. Lagi saya juga udah jelasin tujuan saya kesini" ucapnya masih sambil tersenyum.
"Oh" jawab Chika singkat.
"Yaudah saya teh pamit dulu, permisi neng" ucap Arlan pamit.
"Arlan tunggu" teriak Oniel dari arah yang berbeda.
"Eh Niel. Ini saya mau kembaliin ini" ucap Arlan.
"Aku kira kamu lupa, kata Mira kamu pikun soalnya"
"Nggak atuh, jangan percaya Mira. Dia teh boloho"
"Heh kasar" ucap Oniel memukul lengan Arlan pelan.
"Hehehe ampun manis, nih coklat buat kamu"
Oniel menerima coklat itu sambil tersenyum melihat kearah coklat tersebut.
"Makasih Ar" ucap Oniel.
"Jangan manis-manis atuh senyumnya Niel, kasian coklatnya kalah manis" ucap Arlan.
Kini pipi Oniel nampak merah merona sama seperti Lulu tadi siang. Senyumnya tak dapat dibendung hingga lesung pipit nampak dipipi bulatnya saat ini.
Chika yang berada diantara mereka mengangkat alisnya. Ini terlalu menggemaskan bagi Chika tetapi ini juga terlalu menyebalkan dimana ia berada di tengah-tengah dua insan ini. Andai Chika bisa merasakan hal ini sama seperti saat bersama dengan mantannya itu.
"Kamu mau juga geulis?" Tanya Arlan ke arah Chika.
"Gak, gasuka manis" ucap Chika bohong.
"Yaudah gak papa, tetep manis kok kamunya"
KAMU SEDANG MEMBACA
POL CAT DOG
Teen Fiction"kamu itu kaya kelinci giginya" "aku suka kucing" "yaudah kamu kaya anjing aja" "heh kok gitu?!!" "aku suka anjing, jadi anjingku yaa" "yaudah kamu jadi kucing aku juga yaa"