Hyuna Altalune Zahira adalah seorang gadis lugu berparas cantik yang terlahir dari keluarga kurang mampu. Selain sering menjadi bahan perundungan saat di sekolah, Hyuna juga tumbuh menjadi seorang anak broken home yang kekurangan kasih sayang orang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyuna Altalune Zahira adalah seorang gadis lugu berparas cantik yang terlahir dari keluarga kurang mampu.
Hyuna juga tumbuh menjadi seorang anak broken home yang kekurangan kasih sayang serta perhatian dari kedua orang tuanya yang selalu sibuk dengan dunia mereka sendiri sampai tak jarang mengabaikan Hyuna.
Kedua orang tua Hyuna juga sering bertengkar dengan alasan yang sama, yaitu karena kondisi ekonomi keluarga mereka yang sangat berkecukupan atau bahkan bisa dibilang juga kekurangan. Jika bukan karena otak encernya, Hyuna mungkin tidak akan pernah bisa masuk ke SMA terfavorit di tempatnya. Ya, rasanya begitu mustahil Hyuna bisa menjadi bagian dari murid SMA Taruna Bangsa jika bukan karena beasiswa.
Bantuan dana dari pemerintah membawa Hyuna menuju sekolah impiannya sekaligus membuat cita-cita Hyuna dipertaruhkan di sana. Sebagai kaum minoritas, bukan hal mustahil jika Hyuna menjadi sasaran perundungan bagi para penguasa sekolah. Anak-anak yang merasa dirinya tinggi karena status sosial orang tua mereka di masyarakat.
Sejak dirinya menginjakkan kaki di SMA Taruna Bangsa, Hyuna merasa seperti hidup di neraka. Tidak pernah ada ketenangan dan kebahagian. Hanya ada rasa takut, sedih, kecewa dan muak dengan keadaan.
Mengapa dunia seolah membencinya? Apakah manusia seperti Hyuna tidak pantas bahagia? Mengapa Tuhan memilih dirinya yang harus hidup menderita di dunia yang kejam ini dari sekian banyak umat manusia yang ia ciptakan? Dan mengapa Hyuna harus terlahir dari sepasang orang tua yang bahkan tidak begitu menginginkan kehadirannya?
Haruskah Hyuna menyerah dan mengakhiri semuanya dengan kematian?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
