Sorry for typo(s)
mohon izin ada kata-kata kasar yah, maklum, remaja puber.
Hari libur itu sangat dinantikan bagi beberapa orang, terutama para pelajar. Seperti yang dilakukan oleh Nathanael, biasanya pukul sebelas siang ia baru membuka mata. Namun, jarum jam belum menyentuh pukul delapan ia sudah terbangun. Masih memakai piyama berwarna biru bergaris, anak itu keluar kamar, berjalan gontai kemudian menghempaskan tubuh pada sofa panjang. Tangannya merogoh sofa pinggiran di mana remote itu bersembunyi.
Ketika hampir menyalakan televisi, telinganya mendengar suara senandung orang bernyanyi yang mana tentu saja ia tahu siapa itu. Bergerak untuk bangun, Nathanael menemukan kembarannya yang sudah rapi menggunakan setelan denimnya. Saking sibuknya memasang kaos kaki sembari berjalan tidak menyadari sosok adik kembarnya.
"Mau ke mana?"
"YA ALLAH!" pekiknya kemudian terjatuh dengan pantat terlebih dahulu. "Na, ya ampun! Salam dulu kek! Jantung gue ya Allah untung kaga merosot."
"Mana? Gak ada yang ngegelinding?"
Hikam memutar bola matanya, mengambil kaos kaki yang terlempar tadi. Masih dalam keadaan posisi duduk, ia menatap sang kembaran. "Tumben udah bangun lu?"
Bibir si bungsu mengerucut, menempelkan dagu di atas kepala sofa. Tangannya bergelantung. "Gak tau juga gue!" kemudian menatap Hikam dengan tajam. "Apa gegara lo mau pergi diem-diem gini ya?"
Yang dicurigai terkekeh, ia berdiri kemudian mengusak surai bantal Nathanael dengan gemas. "Najis lu protektif!"
"Mau ke mana lo belum jawab!"
"Pergi sama temen gue."
"Jepan?"
Ketika nama itu disebut, Hikam yang sedang mengambil sepatu kemudian membersihkan debu di sana menggunakan sikat itu tertawa. Sesekali melirik ke arah Nathanael yang sudah lebih segar untuk duduk menatap dirinya.
"Bukan. Adeknya."
"Oh, adeknya." Hikam hanya menghitung dalam hati untuk menunggu reaksi heboh dari sang adik kembar. Dan, detik selanjutnya Nathanael menoleh dengan manik membola. "JUNNO DONG? LO MAU MAIN SAMA JUNNO?!"
"Iye."
Hal selanjutnya yang terjadi, Nathanael turun dari sofa kemudian berlari menuju ke Hikam. Manik si sulung membulat terkejut, sepatu yang dipegangnya tadi terlepas karena tubuhnya diseret masuk menuju ke ruang tengah kembali.
Teriak demi teriakan meramaikan rumah mereka. Untung saja kedua orang tua mereka pergi menginap ke tempat Kakek Nenek karena ada acara besar yang akan digelar, sementara si kembar tidak ingin ikut dengan alasan akan ada ulangan dan kerja kelompok.
"GAK BOLEH! JANGAN REBUT JUNNO! ELU KAN UDAH SAMA SI MACAN TUTUL GALAK!"
"Heh, apa sih?! Lepasin gak?! Na?!"
"GAK MAU!"
"Kasihan Junno anjir, udah nunggu gue itu!"
Kedua tangan Hikam diampit pada ketiak masing-masing Nathanael. Tenang, si bungsu satu ini tidak bau badan kok. Namun, tetap saja kakak kembarnya memekik heboh tidak terima. Berusaha keras melepaskan dekapan tangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar Kembara Musuhan✓
ФанфикAda dua jenis kembar di cerita ini; 1. Tom and Jerry di luar, akur di dalam. 2. Tom and Jerry luar dan dalam. ©piyelur, April 2023.