Hingga satu bulan Eleanore tinggal dan menjadi istri Ken tak pernah sekalipun ia dapat bebas dari tatapan dingin dari pria itu. Ia selalu menyangka jika Ken memang hanya memanfaatkan dirinya untuk memperluas perusahaannya di berbagai negara dengan memakai saham milik sang ibu yang diberikan sang ayah.Eleanore paham jika pernikahan ini sebuah ikatan untuk mempererat hubungan dua pihak saja tanpa adanya cinta di antara mereka. Ia pun menyamakan dirinya dengan gadis lainnya yaitu menikah karena bisnis semata. Ia merasa bagaikan boneka yang dapat dimainkan oleh pemiliknya.
Pemiliknya tak lain adalah sang ayah lalu ia dijual kepada pria kaya yang hanya menginginkan saham terbesar sang ibu dan setelah itu dicampakkan begitu saja setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sang ayah senang karena anak yang dibenci sudah pergi dan suami yang mendapat saham.
"Tak ada bedanya hidupku dengan yang lainnya."
"Betapa bahagianya mereka. Aku iri dengan mereka, Hellen."
Ia tersenyum masam saat melihat sepasang kekasih menunjukkan kemesraannya. Sang pria menyuapi pujaan hatinya lalu mereka saling tertawa bersama sedangkan dirinya hanya ditemani Julian dan Hellen ke kafe kesukaannya di sekitar kampus.
"Akan ada waktunya bagi nona bahagia bersama tuan Ken," ujar Julian yang melihat sang nona tampak tertekan setelah menikah. Ia dan Hellen sering mengajaknya keluar hanya untuk menghilangkan rasa sepi di paviliun.
"Iya nona. Bersabarlah sebentar saja, mungkin tuan Ken akan berubah," sambung Hellen melirik sejenak kepada Julian. Mereka sama-sama tahu jika Ken mengalami suatu masalah, mereka sudah menyelidikinya secara tersembunyi tanpa sepengetahuan sang nona.
"Iya aku berharap seperti itu, Hellen. Aku merindukan Ken yang dulu sebelum kami menikah," jawab Eleanore sembari mengaduk lemon tehnya tanpa berniat meminumnya.
Eleanore sangsi dengan pernyataan Ken sewaktu mereka baru selesai menikah jika Ken hanya menikahi dirinya karena sebuah perjanjian antara Ken dan sang ayah. Ada kalanya ia merasa hidupnya tetap sama seperti sebelum menikah, perbedaannya cukup satu yaitu kini ia bisa bebas pergi ke manapun tanpa aturan dari ayahnya.
"Apa nona mau pulang sekarang? Ini sudah hampir sore," kata Julian yang tak mau sang nona sakit karena udara dingin.
"Iya, Julian. Siapkan saja mobilnya," sahut Eleanore sembari menunggu Hellen membayar makanan mereka.
"Ayo, Nona," ajak Hellen menggandeng Eleanore layaknya saudara dan menunggu Julian mengambil mobil di parkiran.
Eleanore tersenyum menanggapi perkataan Hellen, ia menuju pintu keluar dan menunggu Julian ketika ia melihat di seberang sana ada Ken bersama wanita sedang berjalan sembari tertawa lepas. Pria itu tampak berbeda saat mereka berada di rumah dan hatinya teriris melihat pemandangan tersebut.
"Ada apa, Nona? Apa anda membeli sesuatu?" tanya Hellen ketika memerhatikan Eleanore sedang melihat toko bunga di seberang sana.
"Tidak apa-apa. Di sana banyak bunga yang indah," jawab Eleanore seraya masuk ke mobil dan meninggalkan sejuta tanya di benaknya mengenai wanita yang digandeng Ken dengan mesra.
Sejak menikah dan Ken berubah layaknya orang lain, Ken tak pernah lagi memberikan setangkai atau sebuket bunga kesukaannya. Pria itu benar-benar lupa dan tak pernah menganggap kenangan indah tersebut sebagai hal yang indah.
****
Eleanore masih memandang kertas laboratorium yang ia perintahkan kepada orang kepercayaan untuk menganalisa hubungan seseorang dengan sang kakak. Hampir tiga bulan tak kabar dan ia pikir mungkin Ana lupa. Rupanya wanita itu mengirimnya ke suatu tempat yang jauh dari kota ini agar tak diketahui oleh keluarga Ulmer maupun Montgemery.
Eleanore tahu banyak yang mematai kehidupan keluarga Ulmer selama ini baik masalah kecil maupun masalah besar tak satupun pembawa berita di luar sana tak tahu mengenai keluarga perdana menteri Jaquavius dan putri bungsu yang terbuang.
"Aku berharap isinya tidak lagi membuatku terkejut."
Ia masih ingat sebulan lalu ketika ia bicara dengan Ken tentang identitas Hellen yang ia juga tak tahu.( Sebulan lalu )
"Apa yang kau inginkan dariku? Cepatlah bicara jangan bertele-tele," kata Ken sekembalinya dari luar kota, ia langsung ke rumah tanpa ke kantor dan memanggil Eleanore di ruang kerjanya.
"Aku hanya ingin tahu dari mana kau mengetahui jika ibunya Hellen adalah wanita pekerja bar? Tak ada yang mengatakan itu kepadaku selama ini?"
"Jadi hanya karena pertanyaan itu kau harus memanggilku untuk cepat pulang, Nona Eleanore? Apa itu penting bagimu?" tanya Ken kesal seakan ia ingin melempar barang saat ini karena Eleanore terus menelepon Nthanael dan menanyakan kepulangan Ken setiap hari.
"Tentu saja, Ken. Karena menjadi pengawal di keluargaku memiliki aturan ketat dan salah satunya adalah mereka harus dari keluarga yang tidak menerima hukuman. Namun Hellen dapat lolos dari itu, aku penasaran," sahut Eleanore duduk berseberangan dengan Ken.
"Kalau itu kau tanyakan saja pada keluargamu. Kenapa kau harus bertanya padaku?" Ken balik bertanya dengan sinis sembari membaca laporan, ia sengaja melakukannya agar tak melihat tatapan sendu Eleanore dan akan membuatnya luluh.
"Lalu dari mana kau tahu jika Hellen---"
"Kau menyangka jika Hellen adalah anak dari Naval, bukan? Bagaimana kalau itu benar? Apa kau mau mengakui pengawalmu itu adalah keponakanmu? Lucu sekali, bukan?" Ken tertawa dan menyeringai sembari memberi tatapan sinis pada Eleanore.
Eleanore memainkan jemarinya jika ia merasa cemas akan sesuatu seperti yang saat ini ia hadapi. Bagaimana jika yang diucapkan Ken itu benar? Terasa lucu jika memang Hellen merupakan anak dari sang kakak dan itu mungkin saja terjadi sebab sang kakak berusia dua puluh tahun waktu ia dan Hellen lahir. Ia tahu jika Naval bukanlah anak kandung ibunya.
"Ken, aku mohon jangan bercanda. Apa kau menyelidiki keluargaku sebelum kita menikah?"
"Bukankah sudah aku katakan padamu kalau aku memang menyelidiki semua keluarga Ulmer bahkan orang terdekat kalian sekalipun. Aku tak mau yang menjadi istri palsuku berasal dari keluarga buruk," kata Ken terlihat menyindir dan terkesan tajam.
"Aku bukan berasal dari keluarga buruk, Ken." Eleanore tak dapat menerima jika Ken menyindir keluarganya, ia menyayangi ayah dan saudara-saudaranya meski ada jarak di antaranya.
"Memang seperti itulah keluarga Ulmer. Kau saja yang tidak tahu apapun mengenai keluargamu, Nona Manis," sahut Ken kembali dengan nada mengejek.
Ken memperingatkan Eleanore sebelum pria itu pergi lagi ke luar kota, ia tak mau Eleanore menanyai sesuatu yang tak penting atau menelepon berulang kali dan membuatnya harus pulang. Ken tak menginginkan dirinya terlalu dekat dengan sang istri, jika melihat Eleanore ia merasa sakit hatinya kembali kepada keluarga Ulmer terutama Naval.
*****
Eleanore masih mengingat perbincangan antara dirinya dengan Ken jika keluarganya memiliki banyak rahasia yang perlu ia ketahui. Ken tak mau menjelaskan apapun dan hingga kini pria yang dianggap suami itu jarang pulang ke paviliun.
"Akan aku buktikan jika keluargaku bukan seperti apa yang diucapkan Ken."
Eleanore perlahan berjalan mendekati meja rias lalu mengambil gunting untuk membuka dokumen tersebut. Dengan hati-hati ia membukanya dan mengeluarkan kertas putih yang berisi tulisan dari dokter. Agak sedikit takut, tetapi ia paksa untuk membacanya.
["Dengan ini menyatakan jika pihak A dan pihak B 999,9% tidak memiliki hubungan darah sebagai ayah dan anak."]
Eleanore tersenyum lega membacanya. Satu bukti jika keluarganya tak punya sifat buruk. Namun yang menjadi pertanyaannya saat ini, kenapa Hellen sangat dekat Naval? Lalu kenapa Naval seakan menyembunyikan identitas sang pengawal? Inilah yang harus ia cari tahu jawabannya.
=Bersambung=
KAMU SEDANG MEMBACA
Prime Minitre's Daughter ( Anak Gadis Perdana Menteri) (#DarkSeries 3 )
RandomPada awalnya Ken tergila-gila pada seorang gadis bernama Eleanore. Putri dari perdana menteri yang pendiam dan terkesan dingin. Ia bertekad menikahi gadis tersebut meski memakai cara licik. Namun ketika semua keinginannya tercapai, ada suatu masalah...