Sinar matahari masuk ke dalam kamarku menyilaukan indra penglihatanku sehingga membuatku terbangun dari tidurku, jujur saja aku masih mengantuk karena mengerjakan pekerjaan rumahku hingga begadang sampai larut semalam. Aku mengusap mataku supaya aku dapat melihat dengan jelas, sinar matahari terasa menyengat sekali apakah ini sudah siang hari? Mataku langsung membulat ketika melihat ke arah jam yang ada di nakas dekat tempat tidurku menunjukan pukul delapan pagi.
"Matilah aku, aku sudah terlambat pergi ke sekolah!" Aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan langsung mengambil bajuku untuk menggantinya, kalau mandi mungkin tidak akan sempat pikirku.
Setelah mengganti bajuku dan menyikat gigiku secara terburu-buru, aku langsung turun ke lantai bawah. Aku sudah tidak memikirkan betapa kacaunya pagi ini, yang jelas aku harus segera pergi ke sekolah secepat mungkin atau tidak aku terkena sanksi pengurangan nilai. Saat aku sudah di lantai bawah aku segara pergi ke dapur untuk mengambil roti sebagai sarapanku di jalan dan tidak lupa sepatuku.
Saat aku ingin keluar dari rumah, aku melihat Nat duduk di sofa ruang keluarga, anak kecil itu dengan santai membaca buku miliknya, entah buku apa itu namun terlihat seperti buku cerita anak-anak. Aku mengerutkan dahiku melihat Nat di sana, aku berpikir apakah anak itu tidak pergi ke sekolah?
"Nat, kenapa kau masih di sini? Kau bolos sekolah?" Tanyaku, Nat menoleh ke arahku dengan wajah yang terlihat bingung lalu setelahnya gadis itu tertawa. Aku mengerutkan dahiku karena bingung juga kenapa anak itu tertawa.
"Apakah kau tidak melihat kalender hari ini Carl? Ini hari minggu! Ayolah kau bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah di hari libur seperti ini." Ucapnya sambil tertawa.
Aku langsung melihat kalender di dekat perapian dan benar saja tanggal merah karena hari ini hari minggu, aku merutuki diriku sendiri karena kebodohan pagi ini. Aku langsung menjatuhkan tubuhku ke sofa dan menghela nafasku kasar, tahu akan seperti ini aku tidak akan bangun dari tempat tidurku dan melanjutkan mimpi indahku semalam.
Nat masih saja tertawa terpinkal-pingkal melihat kekonyolanku hari ini, pantas saja ibuku tidak membangunkanku tadi pagi. Aku mengambil bantal kursi lalu menimpukkannya ke arah Nat agar dia berhenti menertawakanku.
"Berhentilah menertawakanku!" Nat menepis bantal kursi yang kulempar padanya lalu dia melemparkan bantal itu kembali padaku.
"Astaga konyol sekali hiburan pagi ini, melihat seseorang turun terburu-buru dari kamarnya seperti dikejar oleh monster!" Ucap Nat dengan nada yang sangat menyebalkan di telingaku. anak itu masih saja meledekku.
"Diamlah tutup mulutmu Nat! Lihat saja aku tidak akan mengajakmu pergi untuk menonton teater malam ini!" Ancamku, setelah itu aku bangkit dari dudukku dan memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Heyy mana bisa seperti itu? Kau sudah berjanji padaku kemarin!" Teriak Nat dari bawah sana, namun aku menghiraukannya dan langsung masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan tidurku yang terganggu tadi.
***
Akhir pekan ini aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah nenekku karena aku Nat dan Eddie akan pergi menonton pertunjukan teater nanti malam, selain melepas bosanku di rumah. Aku juga ingin membicarakan sesuatu dengan Eddie, tentang hal aneh yang baru saja terjadi kemarin, tentang Empyrean yang tiba-tiba menghilang dari dalam buku rahasia dan begitu juga dari buku catatanku. Aku merasa hal ini tidak masuk akal sama sekali, aku bahkan belum sempat menyelesaikan seluruh penjelasan mengenai Empyrean.
"Carl apakah kau sudah siap?!" Aku bisa mendengar suara adikku memanggilku dari dalam kamarnya.
"Iya aku sudah!" Aku mengambil ikat rambutku dan mengikat rambutku agar terlihat rapih. Setelah di rasa penampilanku sudah sempurna aku langsung keluar dari kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caroline: The Cactus and the Way to the Empyrean
FantasyBagaimana jika di kehidupan kita yang sekarang ini, kita mengetahui bahwa kita tidak hidup sendirian, bahwa ada kehidupan lain yang jauh sekali di luar sana? Bagaimana jika kita mengetahui, bahwa kita memiliki kehidupan lain di masalalu, bahwa kita...