Cuaca hari ini sepertinya tidak terlalu buruk untuk bermain di luar rumah. Seorang gadis berusia 14 tahun dengan seekor kucing gemuk di pangkuannya menatap ke luar jendela kamarnya dengan rasa bosan dan tidak ada semangat di raut wajahnya.
Sudah tiga hari ia tidak keluar dari rumahnya, Ibunya tidak memperbolehkannya keluar rumah karena ulahnya kemarin lusa yang membahayakan dirinya sendiri. Dia mengikuti sekelompok perampok pohon, dengan tekat kuat gadis itu ingin mencari tahu rencana apa yang akan dilakukan oleh para bedebah itu, sampai akhirnya dia berakhir tersesat dan hampir mati tenggelam di danau peri kalau saja tidak ada seseorang dari Kota Air yang menolongnya waktu itu.
Kejadian kemarin lusa bukanlah hal baru, namun sejauh ini kejadian kemarin yang paling parah sampai-sampai membuatnya tidak sadarkan diri karena tenggelam di danau. Gadis ini memiliki keingintahuan yang cukup tinggi. Dia sangat penasaran dengan semua hal yang dia lihat, mempertanyakan semua hal termasuk apa yang dilakukan seekor serangga ketika ia tertinggal oleh koloninya, apakah meminta bantuan? berusaha mencari? atau pasrah saja dengan keadaannya? semua pertanyaan-pertanyaan kecil itu selalu muncul di kepalanya.
"Caroline!"
Gadis itu mendengar ibunya yang memanggilnya dari bawah sana, Caroline tidak bergerak sama sekali dari tempat duduknya, jujur saja dia masih sedikit kesal karena dikurung di dalam rumah berhari-hari seperti tahanan. Caroline menghiraukan panggilan Ibunya, dan mengalihkan perhatiannya pada Buku yang berjudul 'Beyond the Celestial' yang berada di atas meja, dan gadis itu menamai buku itu dengan Buku Rahasia.
Buku tentang hal-hal yang berada di luar Celestial. Caroline mengambil buku ini di perputakaan kota Luar Biasa minggu lalu sebelum kejadian kemarin lusa, gadis cantik itu belum sempat membaca buku ini secara keseluruhan karena ia baru membacanya sampai bagian ke tiga buku rahasia.
Caroline menemukan buku ini di bagian perpustakaan di mana anak seumurannya sangat dilarang untuk masuk dan meminjam buku dari sana, buku itu sangat menarik perhatian gadis itu karena penempatan buku itu berbeda dengan buku-buku yang lain, buku itu diletakkan didalam lemari kaca bersamaan dengan beberapa arsip Kota Luar Biasa, dan hampir tidak tersentuh oleh siapapun
Karena rasa penasarannya, dengan cara cerdiknya gadis pintar itu berhasil menemukan buku itu dengan cara bersembunyi dan menyelinap masuk ketika penjaga perpustakaan lengah. Dia hampir ketahuan dengan penjaga itu kalau saja dia tidak sempat bersembunyi di balik rak buku.
Dengan antusias dia mengambil buku itu untuk dibaca kembali karena pertanyaan lain yang ada di kepalanya belum semuanya terjawab.
"Empyrean?"
"Tempat macam apa itu? Apakah ada kehidupan di sana? Aneh." Katanya, ketika matanya membaca judul bab pada buku rahasia, gadis kecil itu langsung tertarik dengan bagian itu.
Sampai akhirnya Caroline membaca bagian di mana buku itu menjelaskan tentang kehidupan yang ada di Empyrean, inilah yang sejak tadi gadis itu pikirkan 'kehidupan lain' buku rahasia menjelaskan tentang makhluk hidup yang ada di Empyrean, semua aktivitas makhluk-makhluk itu, apa saja pekerjaan mereka, makanan yang biasa mereka makan, sampai transportasi yang mereka gunakan.
Dan yang menarik adalah makhluk-makhluk itu sama seperti semua orang yang berada di tempat ia tinggal sekarang, tidak ada perbedaan sedikitpun. Mulai dari fisik, cara mereka berjalan, dan cara mereka menjalankan hidup, benar-benar sama persis seperti yang dilakukan oleh orang-orang di Celestial. Bisa dikatakan Empyrean terdengar seperti dunia paralel dari Celestial. Buku itu menjelaskan tentang betapa majunya tempat itu dengan segala sumber daya dan teknologi yang terdapat di sana.
Terdapat sebuah kerajaan agung yang memiliki kekuasaan tertinggi di antara kerajaan lain di Empyrean. 'The Valeria' dengan sebuah prinsip yang dipegang teguh oleh setiap anggota kerajaan yaitu "We didn't tell, we show." sebuah prinsip di mana mereka tidak akan banyak berbicara tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, mereka hanya akan menunjukkan apa yang benar-benar ingin mereka kerjakan, seperti sebuah pergerakan misterius yang tidak dapat diprediksi oleh musuh, dan sigil mereka yang digambarkan sebagai singa yang memiliki arti kepemimpinan dan juga keberanian.
Kehidupan kerajaan yang adil dengan penguasa yang tidak serakah dan mendedikasikan hidupnya untuk kehidupan rakyatnya di Empyrean. Dalam sejarahnya tidak pernah terjadi perang saudara di sana, semuanya aman dan damai, hukum berlaku adil di Empyrean.
Sungguh semua hal itu semakin membuat Caroline semakin penasaran dengan Empyrean. Buku rahasia menjelaskan kalau anak-anak atau bahkan orang dewasa di Empyrean akan pergi untuk menimba ilmu di sekolah yang mempelajari tentang banyak hal. Apapun itu, sebagai contoh mereka mempelajari bagaimana antara ruang dan waktu dapat diketahui mekanikanya, bahkan terdapat pelajaran bagaimana makhluk Empyrean dapat mengendalikan atau bahkan melatih seekor naga. Dan tentunya tentang makna kehidupan dan bagaimana menjalani hidup yang sebagai mana mestinya dan sebaik-baiknya.
"Semua hal yang berada di Empyrean sepertinya mustahil untuk terjadi di sini. Bagaimana bisa seseorang mengendalikan seekor naga sedangkan naga tidaklah nyata? Dan apakah perjalanan waktu benar-benar bisa dilakukan jikalau mereka mempelajari tentang ruang dan waktu? apakah mereka sejenis alien yang biasa diceritakan oleh Edmund, kupikir itu semua hanyalah bualannya saja." Caroline kembali membaca buku itu mencoba mencari hal lain yang bisa ia dapat dari Buku Rahasia tentang Empyrean.
Buku Rahasia menjelaskan kalau Empyrean terletak di titik tertinggi alam semesta yang berjarak triliunan mil dari galaksinya berada, pada buku itu mengatakan kalau makhluk Empyrean tahu tentang Celestial tempat yang Caroline tinggali saat ini, sedangkan hanya sedikit orang di Celestial yang tahu dan mempelajari tentang Empyrean, selebihnya mereka tidak tertarik atau bahkan mereka menganggap semua ini adalah hal yang tidak masuk di akal.
"Caroline Ibu memanggilmu sejak tadi untuk makan siang, apa kau tidak mendengar Ibu?" Gadis itu terperanjat kaget karena ibunya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat Caroline menyembunyikan buku itu di laci meja.
"Aku dengar Ibu, aku izin untuk tidak makan siang hari ini, aku tidak lapar."
"Jangan seperti itu, kau bisa jatuh sakit kalau kau selalu melewati jam makanmu." Ibunya menghampiri dirinya yang tidak mau menatap Ibunya sama sekali.
"Ibu minta maaf, ya? kau mau memaafkan Ibu? Ibu hanya tidak ingin kau terluka karena kau membahayakan dirimu di luar sana." Gadis itu masih tidak menggubris permintaan maaf dari ibunya.
"Bagaimana kalau setelah makan siang kita pergi ke rumah nenek? Kau mau?" Mata gadis itu langsung berbinar ceria mendengar perkataan sang Ibu barusan, karena akhirnya hukumannya berakhir.
"Benarkah?! Kalau begitu ayo kita makan siang!" Gadis cantik itu kembali bersemangat dan tersenyum gembira, moodnya kembali, dia langsung memeluk erat Ibunya. " Aku juga ingin meminta maaf karena tidak menurutimu Ibu."
"Baiklah, berjanjilah kepada Ibu, kau tidak melakukan hal yang membahayakan dirimu lagi?" Mendengar pertanyaan Ibunya barusan Caroline langsung menunduk menatap kuku kakinya.
"Aku berjanji." Cicitnya pelan sekali hampir tidak terdengar.
"Kau tahu apa?"
"Apa?" Caroline mengerutkan dahinya karena pertanyaan ibunya itu.
"Kau selalu menatap kakimu sebelum kau berbohong." Ucap Ibunya, yang membuat keduanya tertawa karena Ibunya paham betul kebiasaan anak gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caroline: The Cactus and the Way to the Empyrean
FantasíaBagaimana jika di kehidupan kita yang sekarang ini, kita mengetahui bahwa kita tidak hidup sendirian, bahwa ada kehidupan lain yang jauh sekali di luar sana? Bagaimana jika kita mengetahui, bahwa kita memiliki kehidupan lain di masalalu, bahwa kita...