bagian dua - kaget

484 72 0
                                    

Sebelum matahari naik, Sunghoon sudah lebih dulu menjemput teman-temannya satu persatu dimulai dari rumah kekasihnya lalu rumah Jay kemudian rumah Haruto dan yang terakhir adalah Sunoo.

Di rumah yang serba mewah itu mereka menunggu Sunoo untuk turun, padahal Jay sudah mengabarinya sejak tadi tetapi Sunoo bilang ia tidak sengaja ketiduran.

"Lain kali gausah ajak Sunoo, beban banget!" omel Jake yang sudah kebas karena kelamaan duduk di mobil.

Sunoo ngga terima dikatain beban sama Jake. "Yaudah aku ga jadi ikut!"

Sekarang malah Jay yang panik, buru-buru ia menahan lengan pacarnya itu sebelum pergi meninggalkan mobil.

"Sayang jangan gitu dong.. Jake cuma becanda kok, ya kan Jake?"

Sebenarnya Jake ngga mau damai, tapi karena Sunghoon liatin dia terus jadi Jake terpaksa bilang iya.

"Tuh kan.. Jake cuma becanda, sayang.. ayo naik lagi sini, kamu di dekat jendela biar aku di tengah."

Haruto yang sejak tadi hanya diam menonton drama mereka jadi terdorong sampai menabrak pintu. "Gua salah apa Jay.. sakit anjir."

Jay pun tertawa. "Lagian lu gua suruh duduk belakang gak mau, padahal masih kosong itu."

"Lu aja berdua sama Sunoo, gua mau jagain nih supir biar gak oleng."

Jay menanyakan pada Sunoo apa ia mau duduk di belakang, tapi sayangnya Sunoo bilang dia ga bisa karena takut muntah.

"Oh iya! jangan lupa kita harus jemput Doyoung.."

"Hah?"

Bukan mereka yang terkejut, melainkan Haruto yang sudah memasang wajah kesal dan sulit diartikan.

"Pacar lu anjing juga ya, Jay."

Dengar pacarnya dianjingin Jay jadi kepancing emosi. "Maksud lu?"

"Maksud pacar lu apa malah ngajak Doyoung?"

Jay ngerutin dahinya bingung. "Memangnya kenapa sih?"

"Doyoung itu mantan gua anjir, pada ga ingat apa?"

Baik Sunghoon, Jake, Sunoo, dan Jay, mereka sama-sama menggelengkan kepala. Haruto pun merasa kesal karena bisa-bisanya mereka lupa dengan peristiwa yang benar-benar membuatnya merasa seperti orang jahat.

"Waktu itu lu pada kasih gua dare buat pacaran sama Doyoung tiga hari, lupa lu semua bajingan?"

Hingga pada akhirnya Sunghoon pun langsung tertawa lantaran ialah dalang di balik peristiwa yang sempat membuat mereka hampir bertengkar.

Sunoo mengerucutkan bibirnya takut. "Ya maaf, Ru.. aku gatau kalau kamu masih gamon sama dia."

"Siapa gamon? gua? hah.. mana ada."

Jay nepuk pundaknya Haruto pelan. "Jadi kalau gak gamon kenapa lu pakai acara marah-marah tadi?"

Merasa dipojokkan, Haruto pun langsung menggelengkan kepalanya denial. "Udahlah ga usah dibahas, nanti kelamaan di jalan."

Perjalanan pun dilanjutkan, mereka harus membaca google maps lantaran rumah Doyoung ternyata merupakan yang paling jauh dari rumah mereka semua.

Setibanya mereka di sana, Sunghoon langsung memarkirkan mobil mereka tak jauh dari halaman rumah Doyoung.

Tidak tahu mengapa Haruto merasa gugup, ada setitik rasa bersalah yang terus menghantuinya selama ini. Haruto takut apabila ia melihat Doyoung, semua perasaan yang sudah ia kubur akan kembali bersemi.

"Telepon coba." ucap Jake yang sudah hampir tertidur.

"Eh.. gausah itu Doyoung udah turun, Jay! bantuin angkat tasnya.." seru Sunoo sembari memukuli lengan Jay.

Eye Contact [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang