Bab 95

847 79 3
                                    

Levi menatap karangan bunga yang berjejer di atas pusara ayahnya. Nama Nolan Neason terukir di batu nisan.

Pusara ayahnya dilapisi rumput dengan marmer hitam di bagian tepi. Semua orang sudah pergi, tetapi Levi masih berdiri menatap pusara Nolan dan mengabaikan rintik gerimis yang kian deras.

Payung hitam menaungi kepalanya. Levi melihat jemari pucat dengan kuku merah darah memegangi payung untuknya.

"Aku tahu kamu sedih banget. Kita semua kehilangan." Nada tenang Catherina membuat Levi melirik wajah pucat wanita itu.

Levi hanya diam dan kembali menatap pusara ayahnya. Ia benar-benar tidak ingin membuka mulutnya saat ini.

"Tatapan kosong, diam berjam-jam, melamun, nggak akan membuat dia kembali Levi. Sabar. Tegarlah."

Levi tidak bereaksi.

"Aku tahu ini bukan waktu yang tepat. Tapi aku nggak punya waktu lain. Kita sama-sama sibuk." Catherina melirik Levi.

Gerimis kian deras. Levi dan Catherina berdiri berdampingan di bawah payung yang sama.

Tangan Levi terangkat dan ia mengambil alih memegangi payung.

"Ada apa?" tanyanya kemudian tanpa menatap mata Catherina. Saat ini hanya ada mereka berdua di depan pusara ayahnya. Meski begitu Levi bisa merasakan kehadiran dua pengawal pribadi Catherina yang berdiri tidak jauh darinya.

"Aku sempat dengar selentingan, papa kamu sudah merubah isi surat wasiat. Sudah beberapa bulan yang lalu."

Kedua bola mata Levi bergerak pelan melirik Catherina.

"Sekongkol hm?" Catherina mendongak dan menatap wajahnya.

"Aku nggak ngerti maksud Mama."

Catherina terlihat menahan sudut bibirnya, yang terbaca begitu sinis di mata Levi.

"Berhenti panggil aku Mama. Aku bukan mama kamu." Catherina menatap sengit.

"Oke. Aku nggak ngerti maksud kamu." Levi segera meralat kalimatnya.

"Dia merubah surat wasiat, dan masukin nama kamu sebagai ahli waris." Senyuman sinis Catherina mengembang perlahan. "Dia sengaja dan itu terjadi tanpa sepengetahuan aku."

"So?" Levi menunjukkan tampang tidak peduli.

"Mundur Levi." Tatapan mata Catherina menajam.

"Aku nggak tahu apa-apa soal itu."

"Kamu anak di luar nikah. Anak zina. Anak haram." Catherina setengah berbisik.

Levi menekan bibirnya. Wajahnya mengeras marah dan ia menemukan tatapan remeh Catherina.

"Batalkan. Mundur dari ahli waris Nolan. Sudah cukup kamu selama ini pake uang papa kamu buat foya-foya dan hidup mewah. Kamu nggak tahu diri. Di saat Bryan dan saudara-saudara kamu yang lain bekerja keras demi perusahaan, kamu malah main cewek sama ngerampok uang pribadi papa kamu. Kamu cuma anak nakal, attention seeker, tukang drama, suka bikin onar, anak manja. Berlagak jet-set huh?"

"Jadi aku cuma bisa kebagian nasi basi?" Kedua mata Levi menajam. "Iya bener. Aku emang anak yang kayak gitu. Kamu yang mulai. Kamu jual, aku beli." Levi menatap geram.

"Maksud kamu?"

"Aku nggak akan mundur." Levi menekan bibirnya lebih kuat.

"Kamu yakin bakal menang lawan kita? Kita bahkan dapet dukungan dari seluruh keluarga besar Neason. Kamu sendirian Levi. Aku, Bryan, dan Clara akan menuntut pembatalan surat wasiat itu. Aku nggak akan tinggal diem."

IRRESISTIBLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang