Bab 91 ⚠️🔞

3.5K 97 3
                                    

Joy tidak akan pernah menyangka, akan berada di situasi seperti saat ini. Ia sedang makan siang di food court salah satu mall, duduk sedikit terpisah dari Seina dan Levi yang sedang makan berdua di meja lain.

Food court tampak sepi hari ini dan Joy hanya bisa berlagak sibuk dengan tablet-nya saat melihat jemari Levi dan Seina saling tertaut di atas meja.

Joy menunduk. Sedikit malu, padahal bukan dirinya yang tengah berpegangan tangan. Tetapi sikap Seina dan Levi seperti ABG yang sedang kasmaran saja. Mereka melupakannya dan tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

Tadi sebenarnya ia ditawari duduk di sebelah Seina. Tentu saja Joy menolak. Ia bisa berakhir jadi lalat di sana. Tentu saja itu terdengar seperti tawaran basa-basi. Jam sebelas lewat sebelum kelas selanjutnya di jam dua, Seina mengajaknya menaiki taksi online demi bertemu dengan Levi.

Mereka sampai di mall dan Levi sudah menunggu di depan gerai sebuah butik. Menenteng tas belanja dan memberi hadiah untuknya. Sebuah tas yang sangat cantik, juga mahal yang Joy bersumpah akan ia simpan dan rawat baik-baik, dan hanya ia bawa untuk menghadiri acara tertentu. Joy tersenyum menatap tas yang menemaninya duduk sendirian.

Levi tadi muncul dengan pakaian kantoran yang sudah terlihat santai. Lengan digulung hingga siku dan berjalan bergandengan tangan dengan Seina di depannya. Sungguh seperti pasangan kasmaran. Yang lebih membuat Joy tertegun, Levi jauh lebih tampan jika dilihat secara langsung. Seina sungguh beruntung. Joy menyesap minumannya dan kembali melirik Seina yang tampak tenggelam menatap wajah Levi. Dari tempatnya duduk, ia hanya bisa melihat punggung Levi.

"Joy! Mama vidcall!" Seina mengangkat ponselnya. Membuat Joy segera berdiri dan dengan kikuk duduk tepat di sebelah Seina. Ia menatap sebentar wajah Levi yang tersenyum samar ke arahnya. Lelaki itu sudah memberinya hadiah mahal sebagai imbalan untuk terlibat dalam persekongkolan seperti ini.

"Aku ke toilet." Levi segera bangkit dan meninggalkan mereka berdua tepat sebelum Seina menggeser layar.

"Ya Ma?" Seina tersenyum lebar.

"Di mana Seina?"

"Makan siang sama Joy!" Seina mengarahkan layar ke samping bahunya dan memperlihatkan Joy yang tersenyum malu-malu.

"Ohh! Makan siang di mana tuh?"

"Di mall. Mau jalan-jalan bentar sambil nunggu kuliah jam dua." Seina tersenyum sambil merapikan sedikit rambutnya. "Nanti balik kampus naik taksi online aja."

"Nanti dijemput jam berapa di kampus?"

"Jam empat ya Ma! Nanti Seina kabari."

"Oke. Have fun Sayang. Hati-hati."

Panggilan video diakhiri saat Levi baru saja tiba. "Udah?" tanya lelaki itu.

"Udah. Yuk lanjut. Joy, ikut gue bentar ya. Nggak pa-pa kan?" Seina menatapnya.

Joy hanya mengangguk tanpa berani bertanya ke mana mereka berdua akan pergi selanjutnya.

Mereka menaiki mobil Levi. Joy berakhir duduk di seat belakang sambil terpaksa menonton Seina yang sedang bercengkrama dengan Levi.

Levi sesekali menarik sebelah tangan Seina ke atas pahanya dan menggenggam juga mengelus lembut punggung tangan Seina. Seina sesekali mencubit pipi Levi, membelai rambut lelaki itu, dan sering sekali tertawa. Mereka menganggapnya seperti tidak ada. Ia benar-benar menjelma bagai telur cicak saat ini.

Sungguh hal ini tidak baik bagi dirinya yang sedang jomblo.

Joy tertegun saat melihat Levi masuk ke dalam sebuah hotel yang searah dengan kampusnya.

IRRESISTIBLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang