BAB 56⚠️🔞

4.3K 104 5
                                    

"Mau ngapain?" tanya Levi dengan wajah datar.

"Ihh Om!" Seina memukul bahu Levi keras-keras. Rona merah menyembur memenuhi kedua pipinya. "Masa nggak ngerti!"

"Om nggak ngerti. Coba jelasin, maksudnya apa? Om takut salah sangka!" Tersenyum jahil, Levi sengaja berlagak bodoh.

"Ya take me to your bed Ooom," jawab Seina dengan rengekan. Terlanjur malu. Runtuh sudah harga dirinya. "Nggak romantis ih!" Kakinya menghentak sebelah dengan wajah mengerut dan bibir mengerucut. Bingung. Hendak dikemanakan wajahnya yang terlanjur tipis.

"Ooo, kamu mau saya gendong ke kasur gitu?" tanya Levi masih dengan senyuman jahil.

Seina hanya menjawab dengan bibir yang semakin mengkerut.

"Bakpao." Levi menjadi tak tahan untuk mencubit kecil pipi Seina sebelum mengujani bibir gadis itu dengan kecupan hingga bibir kemerahan itu tidak mengerucut lagi. "Ya sudah sini Om gendong." Levi membawa Seina yang tampak salah tingkah ke dalam gendongannya.

Seina, kini hanya mati-matian menahan tawa tanpa berani menatap Levi, saat lelaki itu menggendongnya seperti pengantin baru. Kedua tangan mengalung dan ia dapat mencium aroma sabun mandi Levi.

Kenapa di film-film kelihatan panas dan romantis? Ternyata aslinya menggelikan gini ya Tuhan! Seina membatin dalam hati.

Levi sampai di kamar dan meletakkan Seina dengan hati-hati di atas ranjangnya.

"Nah sudah." Levi duduk di tepian ranjang. Ia melihat raut wajah Seina yang tampak sedikit lega. Mungkin belum terbiasa, digendong lelaki tampan sepertinya. Levi berusaha maklum. "Terus apa lagi?"

"Kamu bukan jejaka, jangan akting bego," sungut Seina dengan wajah cemberut yang tampak lucu.

"Bilang yang jelas." Levi masih ingin menggoda Seina.

"Terserah kamu deh!" Seina membuang muka. Rasanya luar biasa malu. Ia yang perawan harus sampai memohon-mohon begini. Kenapa Levi tidak agresif seperti dalam bayangannya?

Senyuman lebar Levi mengembang. Lihatlah gadis perawan yang sungguh mengharapkan sentuhannya ini. Sebenarnya ia bisa saja, langsung melucuti pakaian Seina. Tetapi ia tidak ingin menjadi om-om sangean di hadapan Seina. Entahlah, kini ia tidak bisa melihat dirinya seperti itu meskipun pernah sangat yakin ingin melakukannya dengan cara yang panas, liar, dan teramat menggairahkan.

Seina-nya masih perawan. Imut, lucu, dan menggemaskan. Levi hanya ingin melakukannya dengan hati-hati dan menciptakan suasana senyaman mungkin bagi Seina. Ia tidak bisa melihat dirinya sendiri menyetubuhi Seina seperti bajingan.

"Ya sudah Om di sini." Levi merebahkan tubuhnya di samping Seina dan menatap langit-langit kamar.

Seina menoleh dan mendapatkan lirikan Levi. Dalam hati bertanya-tanya. Kapan laki-laki ini jadi bajingan yang akan merobek pakaiannya dengan sangat brutal dan bergairah? Seina kini yakin, hanya otaknya saja yang bekerja seperti itu. Apa Ia terlalu banyak menonton film?

Seina jadi teringat sesuatu.

"Waktu aku teler, pasti Om repot gendong aku sendirian." Seina melirik Levi yang tersenyum kecil saat mendengar ucapannya barusan.

Tentu Levi belum lupa bagaimana malam itu ia menggendong Seina mulai dari mobil hingga naik ke kamarnya. Saat itu security yang berjaga sampai ikut mengawalnya ke dalam lift untuk membantu menekan tombol dan membukakan pintu dalam unit apartemennya.

Security itu tidak bertanya apa pun, meski terlihat sedikit curiga saat melihat penampilan Seina yang luar biasa provokatif.

"Om gendong kamu dari parkiran. Satpam ikut naik ke lift bantuin Om buat neken tombol dan bukain pintu. Om jadi serba salah. Baju kamu waktu itu kelewat seksi. Satpamnya nggak nanya apa-apa sih, nggak mungkin berani juga."

IRRESISTIBLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang