06🐦Rasa Kehilangan Menikamnya Lagi

0 1 0
                                    

vote kalo kalian suka dan comenn bila ada yang ingin disampaikan siyuu

    “lihat, salju turun lagi”celetuk Miranda sambil mengikuti aroma harum menuju dapur. Dia tinggalkan kedua orang tuanya di lorong, selalu membuatnya merasa hangat dan bahagia melihat mereka begitu saling menyayangi dan mencintai. Miranda mengambil tiga mug dari lemari di sebelah bak cuci piring dan 3 bungkus coklat panas instan dan kotak di pantry. “tampa lemak, tampa gula”janji label itu, ayahnya bisa meminum coklat ini, dia Tuangkan air ke dalam mug dan memasukkannya ke dalam microwave.

    “bagaimana pasar loaknya?”tanya Ayah ketika dia dan Ibu menyusul Miranda ke dapur.

    “yahh, kami berhasil menjual banyak, ”cerita Miranda padanya sambil bersandar di meja. “ aku belum tahu jumlah akhirnya, tapi aku yakin akan menghasilkan banyak sekali uang untuk prindle house. Ada lebih banyak orang di sana hari ini dibandingkan ketika acara rumah angker kami.”Miranda menengok keluar pada salju tebal yang jatuh melewati jendela dan mengingat acara penggalangan dana mereka yang paling berhasil, rumah angker Halloween di ruang olahraga. Ketika itu, dia dan Susannah berpakaian seperti tukang sihir dan menjual permen apel.

    “lalu, Bagaimana cerita mendarat di gundukan salju itu?”tanya ayah pada ibu.

    “ aku hampir menabrak seorang gadis,”ujar ibu dia mulai bercerita tentang perjalanan pagi mereka ke sekolah. “ Aku ingin sekali menelepon orang tua Gadis itu untuk mengetahui keadaannya, ” tutup ibu akhirnya.
sepanjang hari aku ke khawatir. ”

    Ayah menyerahkan buku telepon padanya. “ ide bagus”

    “ Siapa nama keluarganya, Mandy?” tanya ibu sambil membuka buku.

    “Biasalah kalau zaman dulu pake telepon rumah ☎gambaran☚.”
[akthor]

Skip_

    “Chandler.” Miranda  mengerutkan kening pada ibunya. Dia berharap Ibu berhenti membicarakan gadis dan itu, penunjuk waktu di microwave berdering, lalu Miranda membuka pintunya, dia serahkan mug-mug berisi coklat panas pada orangtuanya.

    Ibu meletakkan mug nya di meja sambil terus membalik- balik halaman buku telepon. “chan ....,
Chandler, ini dia. Hanya ada satu nama Chandler di buku ini, membuat pencariannya jadi mudah. ” dia meraih telepon dan menekan nomor nya, Miranda menyesap coklat nya dan mendengarkan.

    “Halo?” suara ibu  mendadak menjadi suara yang Miranda sebut sebagai suara dokter, profesional tapi ramah, sangat kompeten.
ini Dr. Helen Browne. Saya menelepon soal putri anda, Abby.... Oh? Benar kah? ”suara ibu berhenti.. “kalu begitu, maafkan saya. Saya pikir... Tidak. Sepertinya saya salah sambung. Maaf, sudah mengganggu. ”
Dia menaruh kembali Teleponnya.

    “abby tidak tinggal di sana?”tanya ayah..
    “pria itu bilang dia tinggal sendirian dan tidak punya anak. Tapi, itu satu-satunya Chandler di buku telepon. ”

    “Ohh, mither, lalu kenapa?”
Miranda membawa mug kosongnya ke bak cuci piring dan menyalakan airnya dengan deras. “mungkin mereka punya nomer yang tidak terdaftar. Atau mungkin karena mereka baru pindah ke sini beberapa minggu lalu, jadi tak ada di buku  ... Coba layanan informasi. Atau mungkin ibu abby menikah lagi dan teleponnya terdaftar dengan nama lain. Atau Mungkin ... Yah, pokoknya ada banyak kemungkinan!” Miranda tidak mengerti kenapa dia merasa begitu  terganggu.

    “kau benar, tentu saja, ” ucap ibu “tapi, ibu merasa tidak enak. Gadis malang itu tampak begitu tersesat, begitu lemah  .... ”

    Miranda mematikan air dan pindah ke kompor. Dia mengaduk panci besar berisi sup sayur, merasa gelisah dan jengkel tanpa bisa dijelaskan. “Aku ada PR,” katanya tiba-tiba. “mau kah kalian memanggilku jika supaya sudah siap?”

    Miranda bergegas keluar dapur, lalu menaiki tangga menuju kamarnya. Dia menghempaskan diri nya Keranjang, Kenapa dia sangat tidak senang? karena merasakan sesuatu yang keras di bawah pinggul,
Dia merogoh kantong nya dan mengeluarkan burung Phoenix batunya.

    Gadis itu mendaratkan peluit itu di bibirnya  dan meniup satu nada lembut, dia mendengar suara tawa orang tuanya dari lantai bawah dan getaran perasaan rindu rumah dan rasa Kehilangan─ yang sama dengan yang menyerangnya di sekolah─menikamnya lagi. Apa yang salah dengan dirinya? Setelah menyeret tubuhnya turun dari ranjang, Miranda menyeberangi kamar menuju lemari pakaian, membuka laci kaus kaki, dan menjatuhkan burung Phoenix itu ke dalam nya.

***

Waktu makan siang keesokan harinya, Miranda berjalan bersama Susannah menuju kantin. Wajah teman-temannya merona karena gembira. “kau percaya? Lebih dari lima ribu dolar dalam sehari! ”

    “awal yang bagus,” Miranda sependapat. Dia tahu dibutuhkan seratus ribu dolar untuk mengubah Witch House yang hancur menjadi gedung pertemuan, tapi tetap saja sumbangan sekolah mereka membawa rumah itu selangkah lebih dekat ke kehidupan barunya.

Okeh segini dulu buat prat 06 nya guess (☞͡͡°͜ʖ͡͡°)☞

Nantikan prat selanjut nya yahh

vote kalo kalian suka dan comenn bila ada yang ingin disampaikan siyuu

Bantu follow IG baru aku yokk

"Chun_stor3"

Papay𓅖


   

   

   

Kutukan Gadis Phoenix [ sudah terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang