03🐦Siapa Namamu?

0 1 0
                                    

vote kalo kalian suka dan comenn bila ada yang ingin disampaikan siyuu

" Siapa namamu, Nak? Aku Helen browen. Kau mau kemana? Ayo , ku antar. " suara Ibu terdengar cemas

" aku akan ke sekolah. Ke SMA. " dia mengibaskan salju dari mantelnya dengan jari-jarinya yang kurus
" tapi, aku bisa berjalan . "
" kami juga mau ke sana,"seru
Daniel
" Sudah kubilang aku bisa berjalan."
" aku tetap berpendapat dokter harus memeriksanya, " ujar pria tua itu. " harus dironsen."
" dengar, aku benar-benar tidak apa-apa, mobil itu tidak pernah menyentuhku, aku cuman nggak memperhatikan jalan dan... aku terpeleset. Itu saja aku minta maaf telah membuat Anda keluar dari jalan. Ke harap anda bisa mengeluarkan mobil anda dari gundukan salju. " semua itu dia ucapan dengan datar dan cepat.

Miranda bergidik Kendati dengan jaket merah hangat dan syal. Suara Gadis itu Terdengar sangat aneh, seolah-olah dia tidak benar-benar berada di sana, dan hanya suara yang bicara....

Jadi itu berbalik dan berjalan dengan hati-hati kembali ke trotoar. "terima kasih, semuanya. Aku minta maaf telah membuat kalian cemas. Aku benar-benar... tidak apa-apa. "
Sebagian besar orang yang berkumpul mulai pergi sekarang setelah mengetahui bahwa Gadis itu tidak terluka.

Ibu mengangkat tangannya dan bersarung dengan pasrah. Miranda menghembuskan napas lega." kupikir nggak ada yang bisa kita lakukan, " katanya pada ibunya. " kalau dia bilang nggak butuh bantuan, berarti kurasa dia memang nggak perlu. "
Mereka semua memperhatikan Gadis itu yang bergerak perlahan di atas trotoar yang licin.

" Menurutku dia tampak' baik-baik saja'," cetus Daniel. " aneh,tapi utuh. "

" sepertinya justru kalian yang butuh bantuan. " dua pria yang berada di antara kerumunan mendekati mobil yang terjebak dalam gundukan salju. " Coba kita lihat Apakah kamu bisa mengembalikannya ke jalan lagi. "

"ohh, terima kasih, " ucap ibu ambil terbalik naik mobil. Mereka semua mulai menarik mobil itu keluar dari salju. Ibu terus menoleh ke belakang. " aku merasa tidak enak membiarkannya pergi. " mobil bergeser mundur dari gundukan

" Mungkin kalian berdua bisa mengawasinya di sekolah hari ini."
Salah seorang dari pria itu menyarankan kepada Miranda dan Lia Daniel.
" siapa namanya tadi? " tanya ibu
" dia nggak menyebutkannya,"
jawab Miranda
Pada pukul 02.00 siang para siswa siswi SMA mulai menyiapkan barang dagangan mereka di ruang olahraga spanduk yang dicat dengan slogan digantung melintasi ruangan :
Selamat kan witch house!! Dan

Apa yang akan kita lakukan tanpa prindle house?! ( what would do Witchout the prindle house?! ). Tepat pukul 03.00 pelanggan-pelanggan pertama berdatangan, banyak yang datang dan anak-anak keci yang mengekor di belakangnya, Miranda memindahkan dua boneka beruang ke bagian depan pajangannya. " ini pasti menarik perhatian mereka. " Iyalah bergumam pada temannya, Susannah. " ini hanya soal mengetahui keinginan pelanggan. "

Susannah mendesah"well, aku tahu nggak akan ada pelanggan yang mau beli puzzle tua ini. Dan Ibuku nggak mau membiarkan benda ini kembali ke rumah. Kami punya banyak, Ayahku kecanduan puzzle Menurutmu aku bisa membagikannya? "

"tentu, beli boneka beruang, dapatkan puzzle geratis." Miranda memandang ke serbang gudang olahraga yang ramai, mencari Daniel. Tatapannya berhenti mendadak pada garis kecil berwajah putih pucat dan berambut panjang yang jatuh di jalan tadi. Miranda berpaling pada Susannah . " Susannah, Koubisa mengurus barang daganganku sekaligus milikmu untuk beberapa menit, kan? Berusahalah merayu para bocah laki-laki itu kemari untuk membeli boneka beruang. Katakan harganya murah hanya 3 dolar per beruang. Aku akan segera kembali. "

Miranda menerobos kerumunan orang, Melangkah dengan lincahnya di sela-sela meja panjang yang penuh barang buangan. Ketika sudah berada di dekat gadis itu, Iya berhenti. "hai, aku tadi melihatmu dan ke sini hanya ingin bertanya, well, kautahulah. Apakah kamu bener-bener nggak apa-apa... setelah kejadian tadi pagi? "

Jadi itu duduk membungkuk di meja kelas biasa. Beberapa perhiasan, beberapa perkakas, syal Sutra halus, dan setumpuk peralatan makan yang perlu dipoles tergeletak di hadapannya. Mata pucat gadis itu berkilat ke arah wajah Miranda, lalu beralih. " Sudah kubilang aku baik-baik saja."

Miranda ragu-ragu" Namaku Miranda Browne, " dia menunggu, tapi keris itu menunduk pada perhiasannya, menunjuk salah satu cincin. "well, siapa namamu? "
Sekali lagi mata itu berkilat
" dengar, kau mau membeli sesuatu? "
"engga. aku hanya ingin... "
" Kenapa tidak? " gadis itu mengibaskan rambut pucatnya ke bahu. " perhiasan ini asli, tahu. Berani taruhan ibumu pasti suka. "

" dia nggak memakai terlalu banyak perhiasan, lagi pula aku punya 10 dolar. " Miranda mengernyit. " Siapa namamu?" Tanyanya lagi. " Kok baru di sini, kan? Aku belum pernah melihat mu. "

Gadis itu mengatur kembali dagangannya yang sedikit, " aku benar-benar harus menjual benda-benda ini. "

Miranda menggeleng, gusar, tampaknya gadis ini berusaha merahasiakan namanya seolah itu perhiasan berharga. "well, tampaknya itu barang bagus. Aku yakin kau pasti bisa menjual beberapa dan itu akan menghasilkan banyak uang untuk prindle house. "

"ohh, ya. Itu benar. Kita memang harus memelihara masa lalu kita, bukan? " suara Gadis itu terdengar tanpa ekspresi.

Daniel dia benar, gadis ini aneh.
menurutku penting untuk dicoba.
Suara Miranda tajam. “ bukankah begitu? ”

    “ dengar, namaku abby, ” garis itu mendadak memberitahu. Suara tercekik. “ dan kalau tidak akan membeli sesuatu, mungkin sebaiknya kau pergi dan beri kesempatan pada orang lain untuk melihat. Aku benar-benar harus menjualnya. ”

    Miranda menatap gadis itu, terkejut. “kalau begitu, permisi! ”

Okehh sebagai dulu buat prat 03 nya guess maaf lama up karna ada gangguan wp🙏🏼

Semoga suka prat ini yahh

Jangan lupa vote dan comenn di bawah☺

Papay sampai jumpa lagi👋🏼

Kutukan Gadis Phoenix [ sudah terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang