2

1K 42 135
                                    

Tuk tuk tuk

Ryan sedikit tersentak saat dia merasa mejanya diketuk dengan keras dan langsung mengangkat kepalanya dengan mata sedikit menyipit, seperti baru bangun tidur.

Dahinya berkerut, menatap seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di depannya dengan ekspresi serius dan terlihat galak.

"Apakah kamu sudah bangun?" Pria paruh baya itu tersenyum tapi senyumannya tidak sampai ke mata. Tepatnya itu senyuman menahan amarah.

Ryan yang tidak tahu apa yang terjadi, secara refleks mengangguk kepalanya dengan perlahan. Dan menunggu pria paruh baya itu berbicara lagi padanya.

"Bagus kalau begitu! Bos memanggilmu dan dia menyuruhmu membawa berkas yang dia minta kemarin." Titah pria paruh baya itu lalu pergi begitu saja.

‘Eh? Berkas apa? Dan di mana aku? Kenapa tempat ini begitu asing, ya?’

Ryan berdiri untuk memeriksa setiap sudut ruangan hingga ke langit-langit lalu mengernyit heran.

"Kantor? Ini kantor, kan?! Wah, tapi bagaimana aku bisa sampai ke sini?!" Ryan menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ryan, cepat! Bos sudah menunggumu di dalam!"

Ryan sedikit tersentak lalu menoleh ke orang yang meneriakinya dengan ekspresi bingung dan linglung di wajahnya. Tapi setelah itu dia melamun lagi. Dia benar-benar bingung. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?

Apakah dia sudah mati?!

Terakhir kali dia berada adalah di kelas bersama Lauren. Kemudian dia tertidur karena dia mengantuk dan sedikit pusing. Tapi saat dia terbangun, dia sudah berada di tempat lain.

"Astaga, Adryan...! Kenapa masih berdiri disitu? Ayo cepat bawa berkas yang diminta bos kemarin!!"

Ryan langsung panik dan mengambil berkas di mejanya secara acak tanpa mengetahui berkas mana yang dimaksud pria paruh baya itu.

•••

"Berkas apa ini? Di mana berkas yang aku minta kemarin? Ini bukan yang aku minta."

Ryan terdiam dan linglung. Dia tenggelam dengan pikirannya ketika dia melihat nama di pintu itu tadi yang bertuliskan ‘Kevin Frans’, CEO perusahaan.

‘Emm? Namanya familiar. Sepertinya aku pernah melihat nama itu sebelumnya. Tapi dimana ya?’

"Ryan...!" Ryan tersentak sehingga kedua bahunya terangkat, lamunannya terhenti.

"En, y-ya?"

"Kau kenapa? Kau tiba-tiba bertingkah aneh hari ini. Apa kau sakit?" Nada suara CEO itu begitu lembut dan prihatin.

Ryan menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak. Aku tidak sakit."

"Lalu, kenapa kau membawakanku berkas yang salah? Apa pekerjaannya belum selesai?"

"Oh,... Eh? Salah, ya? Maaf." Ryan menundukkan sedikit badannya tanda dia benar-benar minta maaf.

Kevin menghela napas pelan lalu melambai padanya bahwa dia bisa pergi sambil berkata, "Tidak apa-apa. Kau bisa keluar sekarang. Dan panggil Lewis ke sini segera." Titah Kevin.

Ryan hanya mengangguk pelan lalu berjalan keluar dari ruangan itu dengan santai seolah tidak ada beban yang dipikulnya. Dia benar-benar santai!

•••

Ryan mengacak-acak rambutnya di depan kaca toilet dengan frustasi. "Wah, sial, ternyata aku benar-benar menyeberang ke dalam novel sialan itu!"

Dia menyadari itu saat dia mencoba mengingat nama ‘Kevin Frans’ yang dia lihat sebelumnya. Kebetulan, pada waktu yang sama, saat dia memanggil Lewis. Pria itu menyebut nama ‘Claretta Smith’.

Jadi Ryan sangat yakin dengan tebakannya bahwa dia benar-benar bertransmigrasi ke dalam novel sialan itu. Dan, berpindah ke dalam tubuh figuran yang memiliki nama yang sama dengannya.

Ryan merengek lagi sambil mengacak-acak rambutnya lagi dengan kesal, "Aku ingin pulang, hiks! Ini adalah raga seorang pria homo yang bodoh!"

Beberapa menit kemudian, dia langsung merapikan rambutnya yang agak berantakan. Lalu, menatap dirinya lama di kaca toilet.

‘En... Wajahnya lumayan juga. Tidak ada bedanya dengan wajahku yang sebelumnya. Tapi yang sekarang bahkan lebih tampan dan cantik.’

‘Baiklah, kali ini aku tidak boleh lemah dan bodoh. Aku akan menjauhkan diriku dari para tokoh utama dan memulai kehidupan yang tenang tanpa mengganggu plot aslinya.’

Tekad Ryan kemudian tertawa kecil karena dia merasa lucu tiba-tiba masuk ke dunia novel.





.
.

To be continued.

(BL) FIGURAN | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang