Bagi Alisha tak pernah terbayangkan menjadi gadis panggilan di kampus tempat dia mencari ilmu. Status mahasiswi dengan gelar beasiswa nyatanya membuat lingkar pergaulan gadis itu sebatas buku dan perpustakaan.
Namun, apa jadinya pekerjaan yang ruti...
• CERITA SUDAH PINDAH KE PLATFORM INNOVEL/DREAME. PEMBACA BISA BERALIH KE SANA. • CERITA DIKONTRAK EXLUSIVE YANG MANA ARTINYA MENJADI HAK PATEN PERUSAHAAN TERSEBUT. NAMUN, EDITOR MEMBERI KERINGANAN BAHWA DI WATTPAD TIDAK DIHAPUS PERMANEN. • CERITA YANG DIPUBLISH PADA PLATFORM INNOVEL/DREAME TIDAK GRATIS, PEMBACA HARUS TOP UP UNTUK MEMBUKA BAB BERBAYAR. • SUDAH PUBLISH PULUHAN BAB. DALAM SEHARI UPDATE 3 BAB. • FESTIVAL BARU STARY WRITTING MENDAPAT POTONGAN PEMBELIAN. BAB BERBAYAR LEBIH MURAH, DISKON 50%. • JANGAN SALAH JUDUL, YA. SAMPAI JUMPA DI INNOVEL/DREAME.
🖤🖤🖤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Ke ruangan saya setelah kelas ini berakhir.]
Buru-buru langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas saat seorang mahasiswa berdiri. Dia takut ada yang tidak sengaja membaca isi pesannya. Walaupun tanpa memberi nama pemilik nomor, Alisha tahu siapa pengirimnya.
Alisha Gumara, gadis cantik dengan polesan make-up natural, juga bibir pink alami tanpa lipstik terlihat mengangkat kepalanya sedikit. Terkesiap, karena rupanya sosok laki-laki jangkung dengan kacamata baca tengah menatapnya. Sangat tajam.
"Baiklah, pertemuan minggu ini selesai di bab ketiga. Besok saya adakan kuis. Bagi yang nilainya tidak sesuai, jangan harap bisa mengikuti kelas tambahan bersama saya. Apa bisa dimengerti?!"
"Bisa, Pak!" Sahutan hampir keseluruhan, terutama para mahasiswi yang cenderung mencari muka. Kecuali Alisha, dia diam dengan bibir terkatup rapat akan tetapi, tangan di atas pangkuannya saling menggenggam.
"Ayo, Sha," ajak seseorang yang bernama Alona. Teman sejawatnya yang juga pejuang beasiswa.
"Em, lo duluan aja. Gue mau ke perpustakaan."
"Lo nggak makan? Sudah jam sepuluh. Emang tadi di kos sarapan?" tanya Alona, masih tidak percaya. Biasanya mereka akan makan bakso atau tahu masak. Berbeda dengan mahasiswi lainnya yang berburu ke kantin. Maka, lain cerita Alisha dan Alona yang lebih memilih jajan di luar kampus, sebab harganya relatif lebih murah dan tentunya mengenyangkan perut.
"Gue sarapan, kebetulan ada beberapa buku yang harus gue pinjam. Lo ke warung sendiri nggak masalah, 'kan?" Agak ragu Alisha ngomong begini. Padahal dia sudah sering mangkir kalau diajak ke warung sama Alona dan ini sudah kedua kali dalam seminggu.
"Gue gratisin, deh," rayu Alona yang tidak mempengaruhi Alisha sama sekali.
"Nggak usah, lo udah sering bayarin makan gue. Padahal gue tahu lo juga sering dapat bulanan telat dari ibu."
Alona cemberut. "Ya sudah, deh. Palingan gue bungkusin aja. Setelah ini kita nggak ada kelas lagi, lo mau pulang bareng gue apa nggak?"
Lagi dan lagi Alisha menggeleng. "Lo duluan aja. Mumpung kelas cuma satu makanya gue mau di perpustakaan seharian."