"Emmhh.........." suara lenguhan lemah terdengar, membuat Ruth yang sedang duduk di kaki ranjang sambil membaca buku, langsung menoleh. Dia melihat Lop perlahan membuka matanya yang memerah karena demam.
"Lop, bagaimana perasaanmu?" Ruth menanyakan kondisi Lop.
"Buruk..." jawabnya dengan serak.
"Um, aku mengerti." Ujar Ruth. Hanya dengan melihat ekspresi Lop, sudah cukup untuk mengetahui bahwa dia pasti pusing.
"Kepalaku sakit dan pusing." tambah Lop.
"Bisakah kau bangun untuk sarapan? Setelah itu kau bisa minum obat lalu kembali tidur." Ruth bertanya. Lop menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayo, aku akan membantumu." kata Ruth, sebelum perlahan menempatkan Lop dalam posisi duduk. Lop menatap wajah sahabatnya dengan ekspresi aneh, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Aku sudah bilang kalau kau sakit, dan Phi Khom mengatakan agar kau beristirahat dulu. Setelah sembuh, kau bisa kembali bekerja."
"Jadi, kenapa kau tidak bekerja?" Tanya Lop.
Ruth segera memberi Lop segelas air untuk diminum. Air hangat mengalir di tenggorokannya, membuat Lop sedikit lega.
"Mereka menyuruhku untuk menjagamu. Sedangkan Ai'Kit, dia pergi bekerja." kata Ruth sebelum dia meletakkan tangannya di dahi Lop.
"Kau masih panas." kata Ruth, suaranya gemetar. Lop tidak mengatakan apa-apa.
"Tunggu sebentar, aku akan menghangatkan bubur. Bibi Nee membuatnya pagi tadi." kata Ruth sebelum bangkit dan berjalan ke dapur.
Lop sedang duduk di ruang tamu dengan mata terbuka lebar dan Ruth kembali dengan semangkuk bubur.
"Tunggu sebentar, aku akan menyuapimu." kata Ruth bersemangat.
"Aku bisa makan sendiri." jawab Lop dengan tenang.
"Tidak, kau masih lemah. Lebih baik aku menyuapimu." kata Ruth sambil tersenyum, membuat Lop merasakan kelembutan di mata Ruth dan senyuman sahabatnya membuat Lop merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, tapi dia berusaha berpikir bahwa Ruth melakukannya karena dia sedang sakit. Lop sedikit gugup dihatinya.
Ruth menyendok bubur dan meniupnya pelan-pelan, sampai mulai dingin, lalu menyuapkannya pada Lop. Lop membuka mulutnya dengan mudah dan mengunyah perlahan,.
Tidak lama kemudian, ponsel Ruth berdering. Ruth mengambilnya dan melihat penelepon sebelum menjawab panggilan.
"Ada apa...? Dia sudah bangun. Aku sedang menyuapinya. Hmm... Tubuhnya masih panas. Jangan khawatir, kau kerja saja. Oke, aku akan katakan padanya ..." kata Ruth dengan senyum di wajahnya sebelum menutup telepon.ketika dia selesai berbicara. Lop mengangkat alisnya sedikit dan bertanya siapa yang menelepon.
"Ai'Kit menelepon dan menanyakan keadaanmu." kata Ruth sambil menggelengkan kepalanya, memikirkan temannya yang lain yang sedang kerja.
"Dia menyuruhmu makan yang banyak. Jika kau tidak makan banyak, dia akan datang dan memberimu makan sendiri." kata Ruth bercanda.
"Bahkan sedang sakit pun, dia masih mengancamku!!" gumam Lop, tapi tersenyum tipis. Ruth terus menyuapinya, tapi dia hanya berhasil memakan beberapa suap sebelum Lop menggelengkan kepalanya.
"Jika Ai'Kit tahu kau makan sedikit, dia akan segera datang dan memaksamu." kata Ruth.
"Rasanya pahit. Lagi pula, jika kau tidak memberitahunya, dia tidak akan tahu." kata Lop dengan suara serak dan memohon, sampai Ruth menghela nafas pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUTH KIT LOP [END]
RomanceIni cerita tentang RUTH, LOP dan KIT, para bodyguard KHUN KAMOL dari novel UNFORGOTTEN NIGHT karya YEONIM