Chapter 4

2.2K 81 2
                                        


Lop menatap kedua temannya dengan cemberut.

"Kenapa memberikannya padaku? Itu bukan milikku," kata Lop dengan nada sedikit kesal.

"Kami memberikannya padamu, jadi itu milikmu," kata Ruth sambil tersenyum lembut.

"Tapi gadis-gadis memberikannya pada kalian berdua. Jadi kenapa kalian berdua memberikannya kepadaku? Bukankah itu terlihat jahat? Jika mereka tahu, bagaimana perasaan mereka?" Lop bertanya dengan nada tegang.

"Kenapa kau terlalu banyak berpikir? Kami berdua bahkan tidak tertarik pada orang yang memberikan barang-barang ini," kata Kit.

"Jika tidak tertarik, kenapa kalian menerima barang-barang itu?" tanya Lop.

"Jika kita tidak menerimanya, kita akan kehilangan kebaikan orang-orang. Anggap saja seperti sedang menerima kebaikan orang karena orang yang memberikannya hanya ingin kita untuk menerimanya. Aku tidak menyangka kau akan serius memikirkan tentang ini." lanjut Ruth.

"Tapi mereka diam-diam berharap kalian berdua akan melihat mereka." lanjut Lop.

"Jadi apa? Apa ketika ada orang yang memberi sesuatu dan aku menerimanya, itu berarti aku harus menyukainya? Itu adalah hak ku untuk menyukai seseorang atau tidak, bukan tergantung pada apa yang mereka berikan. Jika menurutmu seperti itu, aku akan mengembalikan ini semua agar tidak akan ada masalah." kata Kit, sementara Ruth memberi tepukan ringan di bahu Kit.

"Tenang Kit." jawab Ruth. Lop terdiam.

"Kau tidak perlu berpikir terlalu banyak, Lop. Kita bertiga berteman. Barang-barangku adalah barang-barang mu juga. Bukankah kita selalu punya sesuatu untuk dibagikan?" Ruth berkata dengan nada normal.

"Kau benar." kata Lop tenang, saat kedua sahabat itu duduk berhadapan.

"Permisi..." suara seorang pemuda menyela. Kit, Lop dan Ruth menoleh untuk melihat ke sumber suara dan melihat seorang pemuda tampan, dia memegang buket bunga dan tas besar di tangannya.

"Ada apa?" Kit bertanya dengan dimgin, tapi pemuda itu tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Dia hanya mengirim senyum ramah kepada Kit dan Ruth.

"Aku membawa ini untuk Lop." kata pemuda jangkung itu dan menyerahkan karangan bunga besar dan tas besar berisi kado dan itu membuat Lop menghela nafas lega.

"Berikan padaku..." kata Lop segera.

"Ini, silakan ambil. Aku hanya ingin kau tahu, nama aku Win, dari Fakultas Teknik." kata pria itu, memperkenalkan diri.

"Tapi aku laki-laki." Kata Lop buru-buru.

"Ya, aku tidak mengharapkan apa-apa. Aku hanya ingin berteman. Aku melihat kau sangat imut dan lucu, jadi aku ingin mengenalmu lebih banyak," kata Win sambil tersenyum.

"Apa kau mau berteman dengan memberikan bunga sebagai persembahan?" Kit segera bertanya.

"Yah, dan kau ingin berteman karena kau sudah memberikan barang padanya?" Kata Ruth, sebelum menarik tas dari tangan Win untuk membukanya. Sedangkan Kit mengambil buket bunga itu dan melihatnya bolak balik.

"Dia tidak membawa itu sebagai persembahan. Aku belum mati, brengsek!! Kembalikan!" kata Lop kepada temannya sebelum mengambil kembali kado dari tangan Ruth dan bunga dari tangan Kit untuk dipegang sendiri olehnya.

Memang aneh ketika orang-orang membeli barang-barang ini untuk Hari Valentine, tapi Lop senang seseorang membawakannya khusus untuknya.

"ngomong-ngomong, terima kasih banyak. Aku menganggap kau membelinya untuk aku sebagai teman baru." kata Lop, berdiri sebelum Win tersenyum tipis.

RUTH KIT LOP [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang