01

91 21 9
                                    

_Heart Filler

. . .

Di tengah-tengah lapangan basket SMA Nusa Bangsa sudah ada dua orang berdiri berhadapan dengan tatapan tajam satu sama lain.

"Ayo tanding, berani gak lo?!?" Ucap gadis cantik menantang musuhnya dengan bola basket di tangannya.

"Oke! Siapa takut" jawab lelaki yang tentu saja lebih tinggi dari gadis itu.
"Siapa yang menang, dia boleh pakai lapangan ini dalam seminggu" lanjutnya.

"Of course!!."

Mereka berdua bersama tim mereka mulai berpencar dan pertandingan pun dimulai.

Suara riuh teriakan oleh para penonton yang sangat heboh terdengar dari lapangan sampai ujung timur dan barat sekolah yang terbilang luas ini.

Gadis cantik itu dengan gesit merebut bola basket dari musuhnya dan menuju ke arah ring lawan dan yap-

Tepat sasaran.

Bola itu masuk ke dalam ring. Ia tersenyum penuh kemenangan lalu berjalan ke arah pinggir lapangan.

Arasya Viandira Zeana, bisa dipanggil dengan sebutan-Ara. Itulah nama gadis cantik yang baru saja memenangkan pertandingan itu. Ia adalah kapten basket putri.

Ara berjalan ke arah lelaki bertampang datar namun menghanyutkan. gak kok.

"Gimana?" Ucap gadis itu dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Serah." Lelaki itu langsung berdiri dan pergi meninggalkan lapangan.

Sebelum itu Ara sedikit berteriak kepada sang kapten basket putra itu, lelaki itu belum jauh darinya.

"Woyy, Ruii. Lo harus terima kekalahan lo. Lo gak inget apa yang lo bilang sebelum tanding tadi?!?"

Namanya Mingrui Arega Dirgantara. Ia adalah kapten basket putra dengan wajah datar khasnya.

Mingrui menoleh kebelakang dengan wajah yang sama, datar.

"Ya." Setelah itu ia pergi meninggalkan Ara yang tersenyum karena kemenangannya.

. . .

Bel pulang berbunyi dan saat nya pulang tentunya.

Ara duduk dihalte menunggu bus dengan tas di pundaknya. Ia membiarkan rambut cantiknya terurai begitu saja. Tak lama bus yang ia tunggu pun datang, ia naik lalu bergegas pulang.

Saat memasuki pekarangan rumahnya, ia dikejutkan dengan dua mobil mewah terparkir didepan rumahnya itu.

"Wihh mobil siapa nihh, kiloin sabi kali ya" batin Ara lalu ia terkekeh. Setelah itu ia pergi memasuki rumahnya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ehh udah pulang sayang" ucap Dira, mama Ara.

"Iya, Mah." jawabnya mengecup punggung tangan sang mama.

"Rame bangett" batin Ara dengan menatap orang-orang di sekeliling nya itu.

"Udahh sana ke atas, ganti baju." Ucap sang Mama
"Mama udah pilihin baju dikasur. Pakai itu ya!." bisiknya.

Tanpa ba bi bu Ara langsung ke atas, ke kamarnya.

Disaat ia keluar dari kamarnya, tatapannya memicing ke arah ruang tengah tadi. Itu siapa sepertinya ia kenal.

Ia berjalan kearah ruang tengah dan terkejut melihat siapa orang itu.

"Lo!?!"

"Ara?!"

Pekik keduanya bersamaan.

"Ngapain lo disini!?!" Tanya Ara kepada Mingrui yang berada di depannya dengan tatapan kesal nya.

Iya, Mingrui. Ia kaget melihat musuhnya itu berada di rumahnya.
Baru saja Mingrui ingin menjawab, Papa Ara sudah lebih dulu berucap.

"Ara."

"Maaf, pa." Ara menunduk.

"Heyy, jangan nunduk dong cantik. Aduhh calon mantu bunda cantik banget." Puji Riana, bunda Mingrui.

"Loh masa-, m-maksudnya, tante?"
Tanya Ara gagap dan pelan dengan tatapan kebingungan.

"Kamu papa jodohin." Zean, papa Ara

Ara menganga dengan tatapan bodoh mendengarnya, ia menatap Mingrui. Namun Mingrui bungkam menatapnya lalu ia menunduk.

"Masa, calon bini gue si sinting ini?yang bener ajaa!" Batin Mingrui

Semua atensi hanya mengarah kepada gadis ini, menunggu jawaban gadis ini. Sedangkan yang ditunggu-tunggu jawabannya malah cengo sendiri.

Dia ngelag gesss.

"Gimana?" Tanya sang Papa

"Terima ya, sayang?" Mohon sang Mama

Kedua orang tua Mingrui bersama dengan anaknya itu hanya menunggu jawaban dari si gadis cantik itu.

"Ma, aku.. Mingrui gimana?" Tanya Ara bingung

"Mingrui nurut Ara." Ucapnya dengan datar

"Heh! Lo kok-" Ara kembali diam karena mengingat suasana disini.

Detik berikutnya Ara bangkit dan menarik tangan Mingrui menuju taman belakang rumah, yang ditarik hanya diam saja.

"Heh! Mending lo tolak aja dehhh"

"Gue gabisa."

"Ihhh ya masa gue nikah sama lo?ogahh!"

"Lo kira gue mau?yakalii!! Lo aja yang nolak kan bisa."

Mingrui tak mau kalah berdebat, yaa apalagi Ara.

"Gue gabisa, makanya gue nyuruh lo tadi!!"

"Ya gue juga gabisa."

Ara menghela nafasnya."Gue gak mau, Rui" ucap Ara sendu

"Ya terus mau gimana lagi" Mingrui juga menatap Ara dengan tatapan datarnya itu

"Ahh tau ah"

Mereka berjalan menuju ruang tengah dengan wajah lesu tapi berbeda dengan Mingrui dengan tatapan datarnya.

Baru saja ingin duduk, pertanyaan itu muncul lagi.

"Gimana?"

...























Gimana?
Kalian suka sama ceritanya engga??
Ayoo jan lupa vote dan tinggalkan komen yyaww-!!
Lope² buat kaliann<3🤸
See u and thank you
okkey, papayy.


-visukachuyang🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐅𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 || 𝐆𝐨𝐮 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐫𝐮𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang